Sejumput Cerita Menjaring Ikan di Karimunjawa - Nasirullah Sitam

Sejumput Cerita Menjaring Ikan di Karimunjawa

Share This
Menjaring Ikan di Karimunjawa
Menjaring Ikan di Karimunjawa
Jaring sepanjang kurang lebih 50 meter sudah terbentang. Aku tak ikut memasang, hanya fokus di atas sampan, dan nantinya tutrut bertugas memukul-mukul permukaan air laut agar ikan yang di sekitar berlarian dan tersangkut di jaring.

Siang ini cukup tenang, bahkan sepoi angin pun tak terasa. Pohon kelapa menjulang tinggi, daunnya tak bergerak tanda tak ada angin yang menerpa. Aku berbincang di teras rumah kakak. Dia mengatakan nanti sore ingin menjaring ikan untuk kami bakar sebelum balik Jogja.

“Aku ikut ya, nanti selepas asyar kutunggu di pantai.”

Aku lupa terakhir ikut jaring ikan di tahun berapa. Sekelebat ingatan dulu pernah diajak menjaring ikan sewaktu masih kuliah. Kala itu, kami bersama rombongan teman kampung sedang ada acara bakar-bakar ikan di pulau Sintok. Jika tidak salah di tahun 2010.

Pukul 15.10 WIB, aku sudah di pantai Cemara. Pantai ini hanya berjarak 350 meter dari rumah. Saking semangatnya, aku sampai lupa tidak mengenakan kaus lengan panjang dan topi. Kakak yang biasa menjaring baru datang selang sesaat.

Dipinjamkan topinya untuk kupakai. Sementara dia sudah mengenakan semacam topi sebo atau topi ninja yang biasa digunakan nelayan agar terlindung dari paparan sinar matahari. Sore ini, kami bersiap untuk menjaring. Aku hanya ingin ikut keseruannya saja.
Menaiki sampan menuju spot menjaring ikan
Menaiki sampan menuju spot menjaring ikan
Segulung jaring yang tergantung di pohon dekat sampan sudah diambil. Kami menggunakan sampan kayu yang kecil. Satu sampan lagi lebih besar dan ada mesinnya. Berhubung kami menjaring ikan di perairan dangkal, cukuplah menggunakan sampan kecil.

Setiap kali menjaring ikan, kakak mempersiapkan peralatan diri seperti sepatu panjang. Takutnya ada ikan pari atau ikan beracun yang lainnya mengenai kaki. Pernah di tahun 2019, kakak bagian tumit kaki digigit ikan yang cukup ganas, sehingga hampir sebulan tak bisa jalan kaki.

Dayung yang kami gunakan juga sebilah bambu panjang. Kakak mendayung sampan, tugasku menguras air yang ada di sampan. Menjelang sore, air laut sudah pasang. Sementara itu warna air agak kecoklatan karena memang di sini pasar berlumpur ditambah adanya tambak udang.

Jarak tempuh sampan hanya sebentar, kami berputar-putar di antara perairan yang penuh dengan padang lamun hingga pasir bercampur sedikit karang. Biasanya, ikan yang tertangkap jenisnya ikan karang ataupun baronang.
Menentukan spot menjaring ikan
Menentukan spot menjaring ikan
Kakak mulai melihat sekitar, dia memang hafal lokasi tempat menjaring ikan, hampir setiap ada waktu senggang, kakak menjaring untuk sekadar mencari lauk makan. Jika dapat lebih banyak, terkadang ada orang yang membeli hasil jaringannya.

Sampan berhenti sebentar, setelah itu kakak turun. Sampan tidak dijangkar, satu tali diambil dan diikatkan pada tubuhnya. Diambil segulung jaring yang sudah dibagi menjadi dua gulungan kecil. Mulailah jaring tersebut dipasang.

Tak banyak yang kulakukan di atas sampan. Hanya mengikuti gerakan kakak sembari memasang jaring. Sesekali aku mengingatkan ketika sampan hendak mengenai kakakku. Selebihnya, aku merekam aktivitas kakak dan sesekali menguras air di sampan.

Jaring sudah dipasang, dari permukaan terlihat pelampung-pelampung kecil yang terapung. Kami mulai mengarahkan sampan agak menjauh. Sekarang waktunya memukul-mukul permukaan air dengan bambu yang dibawa. Setiap kali mendayung, diselingi dengan memukul permukaan air.
Memasang jaring ikan di laut
Memasang jaring ikan di laut
Suara-suara air di permukaan dibuat agar ikan-ikan yang di karang berlarian menyebar. Tentu saja nantinya ikan tersebut tersangkut di jaring. Sembari terus memukul, sampan melaju pekan setengah lingkaran, membuat kegaduhan di permukaan air lainnya.

Kami mulai dekati pelampung jaring, waktunya kembali menggulung jaring sembari melongok apakah ada ikan yang tersangkut di jaring. Di pemasangan pertama, kami mendapatkan tiga ekor ikan baronang berukuran sedang dan kecil.

Ikan baronang atau yang lebih familiar di Karimunjawa dengan sebutan ikan Semadar adalah jenis ikan yang paling enak dibakar. Bentuk ikan ini pipih dengan daging kenyal, tulang dan duri hanya ada di bagian tengah serta sirip.

Ada banyak jenis ikan baronang yang ada di Karimunjawa. Dari bentuk coraknya berbeda-beda. Dalam bahasa lokal di Karimunjawa, penyebutannya ada semadar putih, semadar kuning, semadar banjen. Semuanya enak untuk dibakar.

Dari berbagai referensi yang kubaca, setidaknya ada lima jenis baronang yang cukup familiar di Indonesia. Mulai dari baronang banjen/tompel, baronang angin, baronang batik, baronang lada, hingga baronang susu. Sebenarnya ada jenis baronang lain yang mungkin populasinya sudah langka.

Ikan baronang mempunyai duri pada sirip yang tajam. Selain itu, duri pada ikan baronang bisa membuat orang demam jika tertusuk. Aku mengambil ikan baronang dengan hati-hati. Kupegang bagian kepala, dan langsung memasukkan dalam wadah.
Mendapatkan ikan baronang
Mendapatkan ikan baronang
Kami berlanjut menuju tempat tak jauh dari lokasi pertama. Kedalaman air sepinggang orang dewasa. Kali ini kakak memasang jaring di dekat padang lamun. Tatkala sedang memasang, terdengar seperti ikan yang meloncat ke permukaan di dari belakang.

“Biasanya kalau ada penyu, jarang ada ikannya,” Celetuk kakak sembari memasang.

Aku baru sadar jika di sekitar sini memang tempat favorit penyu. Salah satunya karena tak jauh dari lokasi kami menjaring ada deretan budidaya rumput laut. Aku sendiri tak melihat penyu secara langsung. Harapanku tentu penyu tersebut tak tersangkut di jaring.

Benar saja, pemasangan yang kedua kami hanya mendapatkan satu ikan. Sementara kakak terus menggulung jaring sembari membersihkan sampah yang ikut tersangkut pada jaring. Di tempat seperti ini, terkadang sampah rengkam laut turut tersangkut.

Sebenarnya kami mendapatkan dua ikan pada saat pemasangan kedua. Hanya saja kakak melepaskan satu ikan baronang yang tersangkut. Kakak bilang ikannya masih terlalu kecil, jadi lebih baik dilepaskan. Menyenangkan melihat kakak menjaring ikan seperti ini.
Hasil tangkapan ikan selama menjaring
Hasil tangkapan ikan selama menjaring
Meski sudah sore, terik matahari masih menyengat. Sampan yang kami naiki juga bergoyang saat diterpa ombak kecil. Tapi semuanya tak kuhiraukan. Kunikmati waktu bersantai di atas sampan sembari memasukkan ikan hasil tangkapan menjaring.

Pukul 17.00 WIB kami putuskan pulang. Seingatku, jaring sudah terpasang lima kali. Kami juga mendapatkan ikan tangkapan sebanyak 15 ekor. Seluruh ikan ini nantinya kami bakar selepas magrib. Makan bersama sebelum aku balik ke Jogja bersama istri.

Ada tiga jenis ikan baronang yang kami tangkap. Sampai di pesisir, jangkar kulempar, kemudian tuas tali panjang satu kami ikatkan pada pancang di pesisir agar sampan tertambat. Hasil tangkapan kubawa ke dekat motor, sementara kakak menggantungkan jaring di tempat semula.

Hari ini menyenangkan, meski aku tak ikut turun memasang jaring di laut. Hanya duduk santai sembari memasukkan hasil tangkapan. Sepertinya, kalau pulang ke Karimunjawa lagi harus ikut turun memasang jaring. Biar lebih seru dan tidak kepanasan di atas sampan. *Karimunjawa; 24 April 2023.

10 komentar:

  1. wah ikan baronang , enak banget tuh dibakar
    pas di lombok, dulu aku pernah sewa perahu buat mancing ke tengah laut. tapi zonk, gara gara pas udah sampe spot, mesin perahunya dimatikan sehingga terombang ambing. aku langsung mual, mabok laut, muntah2 wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhaha, memang kalau mancing begitu. Mesin dimatikan dan ngikuti arus. Malah terombang-ambing

      Hapus
  2. Pasti menyenangkan menikmati ikan hasil tangkapan sendiri ya Om, apalagi dimakan bersama keluarga. Oh iya Om kalau nyeberang ke Karimun Jawa, ombak yang ga gede di bulan bulan apa saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke Karimunjawa hindari bulan Desember - Februari, kadang cuaca buruk

      Hapus
  3. Kegaiatan jaring ikan ini mengingatkanku pada nelayan-nelayan di sungai kapuas yang melakukan hal yang sama. Jaring dibentangkan di antara 2 kapal yang melaju pelan. Selang berapa meter jaring akan diangkat untuk mengambil ikan yang tertangkap.. seru lihat kegiatan nelayan kalau lagi musim tangkap ikan. Sungai jadi penuh dengan nelayan dan perahu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ikut jauh lebih seru, mas. Kudu hati-hati waktu ambil ikan, biar gak kena duri siripnya

      Hapus
  4. Corak ikannya kok bagus banget, Om
    Aku baru sekali ini liat ikannya.
    Cantik. Apalagi enak dibakar uuw mantapps hehee

    Seger banget airnya, jernih. Jadi inget bapakku yg suka banget menjala dan mancing ikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ikan ini memang coraknya bagus, tapi duri siripnya juga kudu dihindari

      Hapus
  5. Aku tuh ga pernah kepikir mau diajak mancing kalo dulu. Mikirnya pasti bosenin hanya nunggu. Tapi rasanya kalo menjaring beda cerita yaa 😄. Seperti lebih mudah di dapat hahahaha.

    Baronang ikan fav ku juga mas. Krn durinya dikit. Baru tau kalo ketusuk duri di sirip bisa bikin demam 😯

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mancing bakal seru pas nariknya, mbak. Hahahhaha

      Hapus

Pages