Pejuang Literasi di Pulau Mansinam - Nasirullah Sitam

Pejuang Literasi di Pulau Mansinam

Share This
Bhrisco Jordy mengajari anak-anak dengan media pembelajaran - Dok. IG papuafutureproject
Bhrisco Jordy mengajari anak-anak dengan media pembelajaran - Dok. IG papuafutureproject
Mansinam merupakan pulau kecil yang terletak di Teluk Doreri, Manokwari, Papua Barat. Lokasi pulau ini berjarak sekitar 6 kilometer dari kota Manokwari. Pulau Mansinam mempunyai nilai sejarah terkait masuknya agama Kristen ke Tanah Papua. Namun, dibalik nilai sejarahnya, Pulau Mansinam memiliki permasalahan tersendiri dalam bidang pendidikan.

Bhrisco Jordy Dudi Padatu menjelaskan setiap anak mempunyai hak yang sama untuk belajar. Dia tergugah untuk menumbuhkan minat literasi di pulau Mansinam karena rasa kepeduliannya kepada anak-anak sekolah di pulau tersebut yang masih belum lancar membaca, meski mereka sudah di jenjang sekolah menengah pertama.

Anak-anak di pulau Mansinam butuh pendidikan untuk bekal mereka di masa mendatang. Fasilitas pendidikan yang belum bisa jalan dengan baik menjadikan Bhrisco Jordy ingin berbuat lebih besar. Selain pulau Mansinam, anak-anak di pulau Lemon pun mengalami permasalahan yang sama. Bahkan di pulau Lemon sendiri belum ada sekolah dasar. Anak-anak yang ingin menimba ilmu harus menyeberang menggunakan sampan menuju pulau Mansinam. Mereka bersemangat tinggi di tengah keterbatasan akses dan fasilitas yang dibutuhkan.

“Setiap kali kami datang, anak-anak sudah menyambut kami di bibir pantai. Seluruh barang yang ada di kapal mereka bawa semua. Ini bentuk dari rasa antusias mereka dengan kedatangan kami untuk mengajar. Bahkan, ketika kami pulang, mereka mendorong kapal kami hingga ke tengah agar tidak terkena karang. Itu momentum yang tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata,” ujar Bhrisco Jordy dalam wawancara daring.
Foto bersama di depan bangunan rumah baca - Dok. IG papuafutureproject
Foto bersama di depan bangunan rumah baca - Dok. IG papuafutureproject
Sejak membangun Papua Future Project, Bhrisco Jordy secara konsisten mengajar baca, tulis, dan hitung untuk anak-anak di Pulau Mansinam. Mereka menyewa kapal untuk penyeberangan, serta mengajar seminggu sekali, tepatnya di hari akhir pekan. Bhrisco Jordy sebenarnya ingin lebih sering mengajar di pulau tersebut. Namun apa daya, biaya yang diperlukan untuk operasional cukup mahal. Sekali sewa kapal, mereka harus merogoh uang sebesar 700.000 rupiah hingga 800.000 rupiah. Selain itu, relawan yang ikut mengajar sebagian besar adalah siswa SMA dan mahasiswa. Mereka mempunyai waktu hanya di akhir pekan.

“Kami harus tetap fokus di pulau Mansinam karena pulau ini memiliki nilai sejarah yang besar terkait peradaban Papua. Kami benar-benar ingin menggencarkan literasi di sana, supaya ke depannya anak-anak inilah yang meneruskan sejarah budaya dengan nilai historik yang tinggi. Jadi jangan sampai ke depannya mereka tidak paham dengan identitas budaya mereka sendiri.”

Papua Future Project adalah sebuah komunitas gerakan anak muda yang awalnya bergerak di bidang isu pendidikan. Berdiri sejak tahun 2021, Papua Future Project bergerak di bidang pendidikan. Awalnya program yang Papua Future Project lakukan adalah pembangunan rumah baca. Hal ini dilakukan karena Bhrisco Jordy merasa belum bisa konsisten datang tiap minggu ke pulau Mansinam untuk mengajari baca tulis anak-anak di pulau tersebut.

Bhrisco Jordy menerangkan bahwa dia sendiri yang mempunyai ide untuk mengusung konsep Papua Future Project. Dia bercita-cita untuk melakukan pemerataan literasi di Papua. Terlebih Papua merupakan daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) khususnya di pulau Mansinam yang memang masih kekurangan fasilitas pendidikan. Padahal, pulau Mansinam ini jaraknya tidak jauh dari pusat kota di Papua Barat.

Ketika sudah bertemu dengan beberapa stakeholder, akhirnya Bhrisco Jordy membentuk tim kecil berjumlah tiga orang. Mereka membagi tugas karena salah satu anggota tim tidak di Papua. Bhrisco Jordy bersama satu kawannya bertugas di lapangan, satu anggota lagi difokuskan pada administrasi persuratan. Perjuangan panjang ini pada akhirnya menghasilkan 10 personil yang diajak untuk mengajar di pulau Mansinam.
Anak-anak di pulau Mansiman asyik belajar - Dok. IG papuafutureproject
Anak-anak di pulau Mansinam asyik belajar - Dok. IG papuafutureproject
“Kami memberikan lebih pada buku-buku bacaan, bukan buku paket. Buku-buku yang kami berikan seperti cerita rakyat, buku pengenalan huruf dan abjad, pokoknya buku yang berkaitan dengan calistung.”

Calistung merupakan akronim dari baca, tulis, dan hitung. Bhrisco Jordy memang mengedepankan tiga poin tersebut karena baca, tulis, dan hitung adalah akar permasalahan yang harus dia atasi selama di pulau Mansinam. Dia ingin anak-anak di pulau Mansinam tidak lagi buta huruf. Jika tiga poin tersebut sudah bisa ditanggulangi, dia percaya nantinya banyak anak-anak di pulau Mansinam yang bisa berkontribusi untuk daerahnya masing-masing.

Jalan Panjang demi Tercapainya Literasi yang Merata di Papua

Sebelum Papua Future Project datang ke pulau Mansinam, sudah pernah ada yayasan yang melakukan pembelajaran di pulau tersebut. Hanya saja, proses pembelajarannya tidak berjalan dengan baik. Mereka (yayasan sebelumnya) menggunakan metode pembelajaran seperti di daerah-daerah yang sudah maju pendidikannya. Anak-anak datang sekolah pukul 06.30 WIB. Namun, hasilnya tidak sesuai harapan orangtua di pulau Mansinam.

Kedatangan awal Papua Future Project pun tidak berjalan dengan mulus. Meski begitu, masyarakat di pulau Mansinam tetap mempunyai harapan tinggi untuk anak-anak dapat belajar, sehingga mereka bisa membaca. Bhrisco Jordy mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di pulau Mansinam, hingga akhirnya mendapatkan metode tersendiri dalam proses pembelajaran.

Komitmen Papua Future Project dalam mengentaskan buta huruf di pulau Mansinam mulai terlihat titik terangnya. Bhrisco Jordy diajak kolaborasi dengan UNICEF Indonesia untuk mengedukasi masyarakat terkait penyakit Malaria. Edukasi ini membuat Bhrisco Jordy memperluas cakupan pembelajarannya di pulau Mansinam yang merupakan masyarakat adat. Papua Future Project akhirnya fokus pada tiga aspek, yakni pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Bayang-bayang kegagalan yayasan sebelumnya membuat Bhrisco Jordy berjuang lebih ekstra agar mendapatkan kepercayaan masyarakat di pulau Mansinam. Anak-anak di pulau ini mempunyai kewajiban membantu orangtuanya untuk berkebun ataupun memancing. Kebutuhan ekonomi harus dipenuhi, sehingga ketika anak-anak belajar, mereka harus mendapatkan izin dari orangtuanya.
Anak-anak di pulau Mansiman mewarnai gambar - Dok. IG papuafutureproject
Anak-anak di pulau Mansinam mewarnai gambar - Dok. IG papuafutureproject
Diawali dengan proses pembelajaran baca, tulis, dan hitung, anak-anak di pulau Mansinam mulai belajar yang paling dasar. Bhrisco Jordy menerapkan kurikulum kontekstual dengan mengintegrasikan nilai-nilai adat, permainan tradisional, dan juga literasi ke dalam sebuah proses pendidikan. Sehingga nantinya anak-anak di pulau Mansinam ini paham dengan manfaat baca, tulis, dan hitung.

“Kami tidak bisa mengharapkan 100% dari masyarakat (anak-anak) itu akan menjadi pilot atau dokter. Ketika anak-anak tersebut kembali ke kampung sendiri, membangun kampungnya, itu hal yang luar biasa. Karena itulah kami mengajarkan mereha hal-hal yang penting seperti berhitung, menulis, dan membaca supaya mereka tidak ditipu.”

Berharap Besar pada Generasi Muda Papua

Selama mengajar di pulau Mansinam, komunitas Papua Future Project mendapatkan sokongan dari masyarakat setempat. Bahkan, ada orangtua yang rela perahu untuk melaut digunakan sebagai sarana transportasi anak-anak saat ingin belajar. Bahkan, mereka difasilitasi sebuah tempat ketika proses belajar berlangsung.

Perjuangan panjang komunitas Papua Future Project meluas, hingga menjangkau sudut-sudut daerah di ujung timur Indonesia. Mereka melakukan program-program pendidikan secara konsisten di 14 kampung, melibatkan lebih dari 250 anak muda untuk mengajar, serta menjangkau lebih dari 700 anak didik di Papua.
Bhrisco Jordy Dudi Padatu saat mengajar di pulau Mansiman - Dok. IG papuafutureproject
Bhrisco Jordy Dudi Padatu saat mengajar di pulau Mansinam - Dok. IG papuafutureproject
Usaha yang memberikan dampak di pulau Mansinam dan sekitarnya membuat Bhrisco Jordy mendapatkan penghargaan dari Astra di tahun 2022. Dedikasi Bhrisco Jordy yang mengabdi di bidang pendidikan di pelosok negeri ini membuat Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2022. Bhrisco Jordy tidak menyangka jika apa yang dilakukan bersama komunitas Papua Future Project ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Astra SATU Indonesia.

Bhrisco Jordy tak ingin berhenti sampai di sini. Dia masih ingin terus mengabdi untuk negeri. Dia ingin komunitas Papua Future Project ini terus memberi manfaat untuk masyarkaat di Papua. Tentunya dia ingin agar generasi muda di Papua bisa menjadi garda terdepan dalam mewujudkan impian Papua Future Projcet di bidang pendidikan, khususnya literasi.

”Aku sangat berharap bahwa kegiatan ini terus bergenerasi. Bukan hanya aku dan teman-temanku yang saat ini menjadi pengurus. Tetapi ada generasi dari anak-anak muda yang akan terus memimpin kegiatannya. Aku juga berharap semakin banyak rumah baca yang kami buka. Dan yang paling penting adalah anak-anak muda asli Papua punya kesadaran tinggi untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan melalui komunitas atau lembaga yang kami dirikan,” Pungkas Bhrisco Jordy.

*Catatan:
1. Wawancara dengan Bhrisco Jordy Dudi Padatu dilakukan secara daring menggunakan zoom meeting pada tanggal 21 Oktober 2023.
2. Foto-foto yang digunakan diambil dari instagam @papuafutureproject dan sudah mendapatkan izin untuk digunakan sebagai pendukung artikel.

6 komentar:

  1. luas biasa ya Dedikasinya Bhrisco Jordy ,
    anak anak di papua ternyata harus membantu orang tua berkebun / nyari ikan

    BalasHapus
  2. Project-project seperti ini emang harus terus berjalan dan berkembang. Selain itu, butuh kerjasama dan keterlibatan banyak orang agar bisa menjangkau lebih jauh dan dalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Melihat perjuangan orang-orang seperti ini memang layak diberi apresiasi

      Hapus
  3. Masya Allah, semoga semakin banyak dan dilakukan berkesinambungan proyek2 pendidikan di Papua. Salut buat Bhrisco yang membantu anak2 di sana sehingga literasi terealisasi dan semakin bertambah kemapuan calistung anak2 maupun orang dewasa yang mungkin ada juga yang belum mampu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhrisco dan tim memang keren, mbak. Selalu menyenangkan ada orang-orang seperti ini

      Hapus

Pages