Kala Waktu Menjelang Petang di Pantai Kedonganan Jimbaran - Nasirullah Sitam

Kala Waktu Menjelang Petang di Pantai Kedonganan Jimbaran

Share This
Menikmati sunset di Pantai Kedonganan Jimbaran
Menikmati sunset di Pantai Kedonganan Jimbaran
Mahatari terbenam, sebagian para wisatawan mengabadikan momen tersebut. Pantai Kedonganan memang menjadi salah satu destinasi yang tepat untuk menikmati waktu senja ketika kita berkunjung ke Bali. Aku terus memotret, membidik orang-orang yang terlihat siluet dengan latar belakang matahari terbenam.

Pantai Kedonganan menjadi destinasi kedua yang kami kunjungi. Sebenarnya ada satu destinasi lagi yang seharusnya disambangi, tapi dibatalkan dengan pertimbangan waktu. Bus yang kami naiki sudah berkumpul di depan Harris Hotel Kuta Galleria.

Jarak antara hotel dengan pantai Kedonganan sebenarnya tidak jauh. Hanya saja jalannya padat merayap. Bus besar yang kami naiki sedikit tersendat. Meski begitu, kami menikmati waktu perjalanan dengan nyaman.

“Nanti kita langsung menuju New Dewata Café,” Terang pemandu lokal yang menemani kami di bus.

Agenda sore hingga malam nanti dikonsep panitia untuk ramah-tamah dengan sesama tenaga kependidikan di instansi. Liburan ke Bali ini merupakan bagian dari pengembangan diri yang tiap tahu diadakan. Hanya saja, ini kali pertama aku mengikuti fakultas, karena sudah tidak di prodi.
Berkumpul dengan rombongan di New Dewata Cafe
Berkumpul dengan rombongan di New Dewata Cafe
Tujuh bus beriringan menuju pantai. Beruntungnya, di depan New Dewata Café terdapat tanah lapang untuk parkir bus. Seluruh penumpang turun tepat di depan kafe, kami diarahkan menuju pantai. Sore ini, sepanjang mata memandang, hampir semuanya dipenuhi wisatawan.

“Silakan penuhi dulu meja yang ada kelapa mudanya,” pelayan mengarahkan kami.

Deretan meja panjang sudah disajikan kelapa muda. Aku dan istri duduk bersampingan. Kami berkumpul dengan rombongan yang sama. Saling sapa, saling berkenalan, hingga swafoto untuk mengabadikan waktu bersama.

Semua kafe yang menghadap ke pantai mempunyai konsep yang sama. Kafe-kafe ini saling berdekatan, mereka mempunyai pengunjung yang beragam. Sepertinya, New Dewata Café ini sudah dipesan untuk rombongan dari kami saja.

New Dewata Cafe adalah salah satu restoran boga bahari (seafood) yang terletak di Jimbaran, Bali. Restoran ini menawarkan pemandangan sunset, sehingga ramai dikunjungi wisatawan. Sebagian besar memang menjadikan pasir di pantai sebagai tempat terbuka bagi para wisatawan.

Sepertinya kami bakal menikmati berbagai makanan boga bahari. Kelapa muda sudah disiapkan. Sembari menunggu waktu makan, kami dibebaskan untuk bepergian. Aku dan istri sengaja bersantai memandang laut lepas. Sesekali mengabadikan keindahan di pantai Kedonganan.
Siluet para wisatawan di Pantai Kedonganan
Siluet para wisatawan di Pantai Kedonganan
Pantai Kedonganan adalah salah satu pantai yang terletak di Jimbaran, Bali. Pantai ini terkenal dengan keindahan alamnya, terutama saat matahari terbenam. Kami sengaja berkunjung pukul 17.00 WITA. Biasanya pada saat itu, matahai mulai terbenam, membuat pemandangan leih indah. Kita bisa melihat langit mulai berubah warna menjadi jingga.

Untuk sementara waktu, kami tinggalkan tempat duduk di New Dewata Café. Kami duduk santai di hamparan pasir, merasakan embusan angin laut kala senja. Hampir seluruh mata menghadap ke barat. Mereka berlomba-lomba mengabadikan sunset di pantai Kedonganan.

Tikar-tikar kecil digelar, tak sedikit sepasang sejoli asyik berdua menikmati minuman sembari terus memandang matahari hingga tenggelam. Di tengah keramaian pengunjung, tak sedikit dari mereka menjadikan tempat ini sebagai salah satu lokasi yang romantis dengan suasana yang nyaman.
Menikmati waktu matahari tenggelam
Menikmati waktu matahari tenggelam
Sedari tadi, aku sudah berkali-kali memotret matahari terbenam. Cukup banyak foto yang kudapatkan. Tak ketinggalan, kami swafoto bersama rombongan. Pantai Kedonganan menjadi lebih meriah. Kelap-kelip lampu di tiap kafe menjadi pemandangan menjelang malam.

Suara-suara pelantang saling bergantian. Pengunjung yang menikmati makan malam ditemani berbagai hiburan. Di setiap panggung kecil, mereka pasti memberikan hiburan tarian tradisional. Sepertinya memang sudah menjadi kesepakatan bersama.

Waktunya makan malam. Sajian boga bahari di pantai Kedonganan Jimbaran menggugah selera. Ikan bakar, udang goreng, cumi goring, dan kerang pun tak ketinggalan. Aku menikmati sajian makan yang sesuai dengan lidah anak pantai.
Semburat cahaya jingga di ufuk barat
Semburat cahaya jingga di ufuk barat
Agenda masih berjalan, lebih banyak untuk bermain agar semuanya makin akrab. Untuk sesaat, kami melupakan kesibukan pekerjaan rutinitas. Meski kami datang berombongan, aku tetap menikmati liburan kali ini. Aku cukup duduk santai dan mengikuti arahan dari pemandu.

Bali sudah bangkit seperti sedia kala. Berbagai destinasi wisata ramai dikunjungi selepas pandemi. Bagi wisatawan yang ingin menikmati waktu senja sembari menatap matahari terbenam, pantai Kedonganan ini bisa menjadi pilihan.

Pukul 21.30 WITA, kami pulang. Rasa capek selepas perjalanan panjang mulai hilang. Kali ini yang terlihat adalah wajah-wajah sumringah. Kami ingin melepas lelah di kamar hotel. Besok pagi agenda masih cukup panjang. Dari pantai Kedonganan, aku mendapatkan banyak foto indah kala senja. *Bali, 01 September 2023.

6 komentar:

  1. Momen matahari terbenam bakal menggerakan setiap orang untuk mengabadikan momen tersebut. Apalagi menikmati matahari terbenam dari pantai yang ada di bali.

    Siluet kapal-kapal pas matahari terbenam sangat bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan kita gak pernah bosan melihat keindahan seperti ini

      Hapus
  2. jimbaran memang terkenal dengan seafoodnya
    dulu pernah beberapa kali makan di sekitar pantai jimbaran
    sambil menikmati senja yang syahdu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok mas, menjelang malam ramai yang nyanyi di tiap warung ahahahhaa

      Hapus
  3. Ntah kenapa ya aku masih belum kepikiran untuk ke Bali. Salah satunya mungkin yang ada di pikiranku itu, Bali itu mahal. Kalau mau nyaman kudu keluar banyak. Trus denger juga perlakuan resto yang rasis ke wisatawan lokal. Bahkan ada yang cerita, khusus nerima tamu bule aja restorannya. Gak peduli jika warga lokalnya punya duit. Cmiiw.

    Cuma ngeliat postingan ini, di mana rombongan bisa duduk dengan nyaman, seru juga. Apalagi kalau cuaca bagus dan sunset kelihatan sempurna kayak di foto. Aku jalan ke pantai yang ada di Lampung aja hepi haha apalagi kalau ke Bali. Tapi ya, kayaknya masih belum dalam waktu dekat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hampir semua destinasi mempunyai permasalahan seperti ini, om.
      Tapi untuk di Bali, beberapa destinasi sudah terbiasa menjamu rombongan famtrip, jadi kemungkinan lebih aman.

      Semoga ke depannya bisa ke sana, om. Cukup bersantai di sudut pantai.

      Hapus

Pages