Alas Harum Bali, Destinasi Spot Foto yang Instagramable - Nasirullah Sitam

Alas Harum Bali, Destinasi Spot Foto yang Instagramable

Share This
Spot foto di Alas Harum Bali
Spot foto di Alas Harum Bali
Alas Harum Bali menjadi destinasi tujuan pagi ini. Rombongan sudah siap sejak pagi, tim pemandu pun sudah berkumpul bersama pemandu lokal. Di Bali, semua rombongan bus diwajibkan menggunakan pemandu lokal ketika berkunjung.

Sejak awal, aku sudah tidak menargetkan apapun. Pilihan destinasi sudah ditentukan. Alas Harum Bali menurutku destinasi tujuan yang baru. Sebelumnya, aku minim informasi dengan destinasi tersebut. Begitu destinasi ini muncul di daftar, aku sedikit mencari informasi di pencarian.

Konsep destinasi di Alas Harum Bali mirip dengan berbagai destinasi yang merebak di kota-kota besar lainnya. Kombinasi pemandangan alam disatukan dengan destinasi buatan. Lebih tepatnya, spot foto dengan bingkai berlatarkan alam.

Perjalanan dimulai, kemacetan panjang sudah kami prediksi, terlebih pemandu lokal sudah menginformasikan sedari semalam. Bus-bus yang kami naiki beriringan menuju kecamatan Tegallalang. Dilihat dari wilayahnya, Tegallalang ini berada di perbukitan, tepatnya di Kabupaten Gianyar.
Anter membeli tiket di Alas Harum Bali
Anter membeli tiket di Alas Harum Bali
Mendekati lokasi, kendaraan padat merayap. Ternyata sudah banyak bus yang datang, bahkan salah satu bus di depan kami sempat kesulitan untuk parkir. Insiden ini membuat jalanan menjadi macet untuk sementara waktu.

Rombongan sudah lengkap, kami beriringan masuk. Peraturan di sini tidak diperbolehkan membawa makanan ataupun minuman dari luar. Setiap pengunjung diberi gelang sebagai penanda. Pintu masuk dan pintu keluar berbeda, sehingga nyaman untuk pengunjung.

Aroma kopi semerbak. Begitu masuk destinasi, berbagai pajangan biji kopi terjajar rapi. Mulai dari hasil mentah dari kotoran Luwak, hingga proses sangrai tradisional. Sementara itu di belakang sudah ada beberapa Luwak di dalam kandang.

Sebenarnya, Alas Harum Bali merupakan destinasi wisata agro kopi. Wisatawan bisa melakukan aktivitas mencicipi kopi khas Bali. Mereka juga bisa melihat bagaimana pengolahan kopi dari biji hingga disajikan dalam bentuk minuman.

Kopi yang ditanam di Alas Harum Bali adalah kopi arabika. Kopi arabika merupakan jenis kopi yang paling umum ditanam di Indonesia, dan juga merupakan jenis kopi yang paling diminati oleh para penikmat kopi di seluruh dunia.
Proses pembuatan kopi dipajang di Alas Harum Bali
Proses pembuatan kopi dipajang di Alas Harum Bali
Dari berbagai informasi, kopi yang dibudidayakan di Alas Harum Bali adalah Arabika dengan ketinggian antara 700-800 di atas permukaan laut. Konon rasa kopi di sini cenderung asam dan manis. Meski begitu, beberapa wilayah di Bali pun ada kopi Robusta.

Akses jalan mengelilingi area seluas 8 hektare ini semacam jalan setapak. Pengunjung silih berganti melintas. Menariknya, di sini ada banyak warung kopi yang disediakan. Hampir setiap kedai kopi ada pengunjungnya, rata-rata adalah wisatawan manca.

Salah satu alasan yang membuatku antusias mengunjungi Alas Harum Bali adalah lansekap yang ditawarkan. Di Tegallalang ini terkenal dengan berbagai keindahan terasiring sawah yang luas. Di sini, kombinasi keindahan alam dipadukan dengan wisata buatan.

Terasiring di Alas Harum Bali tak luas, tapi menarik dan menurutku indah dipandang dari atas. Sesekali aku menyempatkan berfoto di antara hilir-mudik pengunjung. Sawah berundak, di tengahnya aliran sungai kecil, tak ketinggalan pematang sawah sebagai jalan setapak.
Berbagai kafe di Alas Harum Bali
Berbagai kafe di Alas Harum Bali
Sebelum munculnya destinasi buatan seperti Alas Harum Bali, di Tegallalang memang sudah menawarkan wisata terasiring. Hanya saja memang tidak dikonsep dengan tambahan destinasi buatan. Kita masih bisa melihat pemandangan alami. Setiap sisi pun dibangun semacam kafe.

Seperti yang sudah kubilang, di Alas Harum Bali menawarkan berbagai wahana. Wahana yang menarik perhatian para pengunjung manca adalah flying fox dan ayunan. Kedua wahana ini laris manis. Mereka seperti terbang di atas hamparan sawah.

Wahana ini berbayar, seingatku harganya antara 150.000 rupiah hingga 200.000 rupiah. Tentu saja target pasarnya adalah wisatawan manca. Mereka mengantre lumayan lama dengan harapan bisa merasakan sensasi melayang serta paling penting mendapatkan foto indah.

Media sosial memang mempunyai pengaruh yang besar dalam dunia pariwisata. Tak sedikit destinasi wisata menjadi populer dan melejit berkat adanya media sosial. Berbagai postingan foto ataupun video pendek tersebar di setiap platform.
Terasiring yang indah di Alas Harum Bali
Terasiring yang indah di Alas Harum Bali
Selain wahana berbayar, di Alas Harum Bali juga menyediakan berbagai spot foto yang tidak berbayar. Spot foto tersebut bisa kita temui sepanjang jalanan. Tentu saja untuk bisa berfoto dengan spot tersebut harus rela menunggu giliran.

Kami berdua terus berjalan hingga jembatan gantung. Jembatan ini bakal bergerak ketika kita melintas. Tepat di kedua ujung jembatan sudah ada arahan maksimal lima orang yang melintas. Tidak boleh lebih, pengunjung harus mematuhi aturan tersebut.

Baru dua langkah kami melintas, di bekalang sudah ada yang sengaja menggoyangkan tuas. Tentu saja ini mengagetkan. Tak hanya itu, di ujung satunya juga ada orang yang asyik berfoto. Jembatan gantung ini memang menjadi spot favorit untuk berfoto.

Mata kita juga dimanjakan berbagai patung di tiap sudut persawahan. Konsep Alas Harum Bali memang bagus. Untuk mereka yang suka berfoto, tempat ini bisa menjadi opsi berkunjung. Hanya saja, kita harus bersabar ketika antre.
Melintasi jembatan gantung di Alas Harum Bali
Melintasi jembatan gantung di Alas Harum Bali
Menjelang siang, pengunjung makin ramai. Kami sengaja bersantai di salah satu tempat duduk. Melihat bagaimana para wisatawan sibuk melintasi jalan. Kontur tanah di Alas Harum Bali berundak, sehingga lumayan capek bagi orang tua yang jarang beraktivitas.

Memang dibutuhkan fisik yang kuat untuk berjalan di sini. Tak jarang kulihat rombongan wisatawan sedang istirahat. Beruntung kami datang saat cuaca cerah. Jika musim penghujan, tentu lebih sulit lagi saat berjalan. Di sisi lain, berbagai patung berjejeran.

Alas Harum Bali memang pandai menggaet wisatawan, khususnya wisatawan manca. Selain wahana seperti yang sudah aku sebutkan. Di bagian atas juga ada kolam renang terbuka. Jadi jangan kaget jika melihat beberapa wisatawan manca berpakaian minim saat masuk destinasi.

Kolam renangnya agak terpisah, sehingga aksesnya tidak sama dengan destinasi alamnya. Kita kadang hanya mendengar keriuhan wisatawan manca dari bawah. Sepertinya dari sekitaran kolam dapat memotret lebih indah ke terasiring.
Wahana kolam renang Alas Harum Bali
Wahana kolam renang Alas Harum Bali
Waktu beranjak lumayan cepat. Siang ini kami harus melanjutkan perjalanan untuk makan siang. Sesuai kesepakatan, makan siang di sekitaran Kintamani. Kami makan siang disuguhi dengan keindahan gunung serta danau Batur.

Destinasi di Alas Harum Bali bisa menjadi opsi kalian jika datang ke Bali dan ingin memperbanyak stok foto. Menurutku, waktu yang tepat datang ke sini kalau bisa pagi hari. Sehingga kalian masih bisa mengagendakan mengunjungi destinasi lainnya yang satu arah.

Bus kembali melenggang mulus menuju tempat makan siang. Waktu sampai lokasi masih lumayan lama, aku manfaatkan dengan istirahat. Begini rasanya liburan dengan jumlah rombongan banyak. Cukup duduk santai mengikuti arahan pemandu. *Tegallalang; 02 September 2023.

6 komentar:

  1. Wah betul, lihat foto terasiring dari atas gitu memang indah sekali. Baca tulisan dan lihat foto-fotonya bikin aku kepengin ke Alas Harum Bali juga. Thanks sudah berbagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa diagendakan, mbak.
      Biar sekalian dapat konten :-)

      Hapus
  2. Pilihan datang pagi itu salah satunya menghindari keramaian di tempat wisata. Selain itu, yaa bisa maksimal menikmati suasana tempat wisata. Apalagi kalau tempat wisata berupa pemandagan alam dengan segala aktivitasnya.
    Bakal menyenangkan kalau bisa jalan kaki berkeliling alas harum bali. Wisata seperti ini mesti diperbanyak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas, meski pagi, tetap saja kena macet hahahhahah.
      Untung sampai sana masih sepi :-)

      Hapus
  3. Bali tempat yang instagramable di segala penjuru. Alas Harum Bali bisa jadi tujuan menarik karena itu tempat yang saya belum pernah coba juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dicoba ketika berkunjung ke Bali. Banyak lansekap indah yang bisa disambangi

      Hapus

Pages