Lika-Liku Proses Pembangunan Rumah Impian - Nasirullah Sitam

Lika-Liku Proses Pembangunan Rumah Impian

Share This
Duduk santai memandang sawah
Duduk santai memandang sawah
Susunan bata putih masih tampak, belum terpoles semen. Bangunan rumah yang sejak awal dirancang istri mulai tampak bentuknya. Sedari awal, semua rancangan rumah beserta isinya kuserahkan ke istri. Dia yang mencoret-coret denah sederhana, lantas dikerjakan tukang.

Tahun 2022, kami memutuskan membuat beberapa kamar kos di kampung. Hal ini kami putuskan karena tak jauh dari rumah dibangun sebuah pabrik. Tepatnya di penghujung tahun 2022, beberapa kamar kos sudah berdiri. Siap untuk ditempati.

Harusnya, kami mulai melanjutkan hidup dengan santai. Berharap untuk bisa kembali seperti pacaran dengan merencanakan beberapa tujuan wisata yang terjangkau dengan transportasi darat. Namun, tebersit keinginan mempunyai sebuah rumah. Kami kembali berdiskusi sembari menikmati waktu bersama.

Awal tahun 2023, kami meyakinkan bersama membangun rumah. Untuk kesekian kalinya kami berdua harus bisa mengatur keuangan lebih baik lagi. Tabungan yang awalnya menyenangkan harus diambil untuk merealisasikan sebuah bangunan.
Pintu geser dengan pemandangan sawah
Pintu geser dengan pemandangan sawah
Sebelum keputusan bulat kami ambil. Aku menghitung kisaran dana yang nantinya digunakan sampai rumah ini bisa dipakai. Targetku adalah rumah sudah bisa ditempati untuk tidur. Urusan finishing masih jauh. Kami tahu, membangun rumah itu tak pernah berakhir dengan dana berapapun.

Aku blak-blakan ke istri tentang saldo tabunganku. Dia juga kuberitahu tentang satu tabungan yang tak boleh diotak-atik. Tabungan tersebut memang belum seberapa, tapi kujadikan sebagai tabungan masa depan untuk anak kami. Jauh sebelum menikah, aku memang sudah membagi tabungan menjadi beberapa, salah satunya adalah untuk anak.

“Insyaallah setelah lebaran nanti saya sudah punya rumah sendiri, Mak,” ucapku kala di Karimunjawa. Emak sumringah.

Pembangunan rumah jauh menguras pikiran, dana, serta tenaga. Jika waktu membangun kos-kosan, aku memang sudah mempunyai tabungannya. Membangun rumah ini seperti tercetus dengan cepat. Sepertinya memang begitu jalannya.
Kamar tidur utama di rumah
Kamar tidur utama di rumah
Semua berjalan dengan lancar. Bangunan rumah ini mulai tampak menjulang tinggi. Istri menjadi salah satu orang yang paling bahagia. Sejak awal pembangunan rumah, aku memang menyerahkan sepenuhnya kepadanya. Kubiarkan dia berkreasi model bangunan rumah tersebut.

Dari semua petakan rumah, aku hanya meminta satu ruangan khusus untuk salat. Bagi kami, adanya ruangan musala kecil di rumah menjadi hal yang paling menyenangkan. Ketika nantinya ada tamu yang hendak salat, mereka bisa leluasa salat di sana.

Sisi timur rumah masih ada petakan tanah lebarnya hampir dua meter. Istri sengaja ingin membuat taman di samping rumah. Sehingga ruangan yang menghadap ke timur dibuatkan pintu kaca yang digeser. Ruangan tersebut menjadi tempat favorit kami kala sore ataupun malam hari.

“Asyik juga, bisa lihat sawahnya tetangga,”celetukku bergurau.
Kamar mandi dikonsep ala hotel
Kamar mandi dikonsep ala hotel
Progres membangun rumah memang masih jauh dari kata selesai. Beberapa ruangan belum aku keramik, pun dengan dapur utama. Selama ini yang sudah kami buat bagus adalah kamar utama lengkap dengan kamar mandi dalam, serta ruangan bersama yang ada pintu gesernya.

Selebihnya masih baluran susunan bata dan semen. Lagi-lagi istri yang menentukan pernak-pernik yang di kamar. Dia ingin membuat kamar yang minimalis dengan tampilan ala kamar hotel. Gorden, wastafel, toilet duduk, shower, kran wastafel, hingga cermin pun semua yang menentukan istri.

Sedikit demi sedikit rumah sudah berbentuk. Mendekati akhir tahun 2023, kami putuskan menempati. Rasa syukur tak terkira, bagaimana aku bisa tidur di rumah sendiri, salat dan berdoa di musala rumah, serta makan bersama istri di rumah.
Wastafel kamar mandi utama
Wastafel kamar mandi utama
Masih banyak yang harus aku perbaiki, di tahun 2024 ini mau fokus menabung terlebih dahulu. Mungkin melengkapi perabot rumah tangga, khususnya untuk dapur. Beruntungnya barang seperti kulkas, kompor, dan yang lainnya sudah menyicil dulu.

Selain itu, ruangan tamu juga menjadi prioritasku. Jika nanti ada rezeki, ruangan tamu serta teras depan bakal kami finishing lebih dulu. Untuk dua kamar yang lainnya menyusul. Tak masalah, yang penting sudah menyicil tenang dengan adanya rumah.

Jika menilik tiga tahun yang lalu, rasanya seperti mimpi kalau melihat sekarang. Desember 2021 memutuskan menikah, akhir tahun 2022 memutuskan bangun usaha kamar kos, dan di akhir 2023 sudah mempunyai rumah. Tuhan memberikan rezeki melebihi apa yang kita harapkan.
Spot favorit tiap di rumah
Spot favorit tiap di rumah
Aku percaya, semua yang kudapatkan ini tak lepas dari doa orangtua dan kehadiran istri yang menyemangatiku di segala waktu. Obrolan kala menjelang tidur tentang impian mempunyai rumah sesuai keinginan ternyata terealisasikan.

Seperti yang kubilang sejak awal, membangun rumah membutuhkan keteguhan hati. Memang ada aral yang melintang, tapi tujuannya agar kita bisa mencari solusi bersama. Tak hanya dana yang cukup, membangun rumah pun menguras tenaga serta pikiran.

Terima kasih untuk semuanya. Rumah impian sudah berdiri menunggu riasan agar lebih indah di masa mendatang. Proses membangun rumah itu beragam, beruntunglah aku termasuk dilancarkan hingga saat ini. Semoga kalian pun sama, dilancarkan untuk semua yang diimpikan. *Ditulis pada tanggal 02 Januari 2024.

4 komentar:

  1. Selamat ya untuk rumahnya. Aku dan suami kebetulan baru bangun rumah juga setelah 3 tahun sebelumnya tinggal di apartemen :)
    Dari foto-fotonya kelihatan indah dan nyaman, gak salah kalau spot pintu itu jadi spot favorit! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat untuk bangun rumahnya, karena kita perlu banyak keputusan agar bisa membangun rumah. Semoga lancar sampai tuntas ya.

      Hapus
  2. Wahh indah bgt begitu buka pintu langsung liat sawah. Kamar mandi aja estetik bgt mas. Tapi emang bangun rumah itu nguras tabungan bgt ya, uang berapun serasa ga cukup.

    Aku inget banget jaman setelah nikah, tinggal di rumah yg belum layak di tempatin, kaya gubug, tp ya gpp lah, kayaknya sayang bgt ngluarin uang buat ngontrak rumah, sampai skrg masih jauh dari kata finish malah mas, masih gitu2 aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak,
      memang benar sih, yang penting sekarang nyaman dulu. Uang bisa digunakan untuk yang lainnya.

      Hapus

Pages