Kampung Kauman Solo |
Kampung Batik Solo menjadi salah satu tujuan berwisata pada wisatawan lokal. Mereka menyusuri tiap gang dengan berjalan kaki. Sesekali berhenti untuk mengabadikan sudut jalan, hingga membeli kuliner yang ditawarkan masyarakat setempat.
Di depan jalan gang, mobil transportasi daring yang kami pesan berhenti. Pengemudi menerangkan bahwa wisatawan biasanya menjelajah tiap sudut gang di Kampung Kauman. Kami turun, aku sudah menyiapkan kamera aksi dan mirrolens untuk mendokumentasikan objek di sepanjang jalan.
Gapura pintu masuk ke kampung Kauman lumayan lengang. Pagi ini hanya orang-orang berjalan kaki, itupun tampak dari jauh. Aku melirik mural di salah satu dinding, sebuah peta wilayah kampung Kauman terpajang, tak ketinggalan kode batang yang bisa dipindai ponsel untuk mengakses versi digital.
Kubaca batas-batas kampung sebelah. Dari selatan, timur, utara, dan barat, kampung Gajahan, kampung Baluwarti, kampung Kedung Lumbu, kampung Baru, dan kampung Kemlayan. Aku sendiri masuk melalui jalan yang berbatasan dengan kampung Kemlayan.
Denah lokasi Kampung Kauman Solo |
Keberadaan peta informasi seperti ini memang memudahkan calon wisatawan saat menyusuri tiap gang. Setidaknya, mereka sudah mempunyai gambaran informasi di kampung. Penanda seperti hotel, toko, hingga area parkir pun tersedia.
Tak hanya itu saja, tertera juga di papan informasi tempat-tempat masyarakat yang mempunyai usaha batik, kuliner, hingga toko yang lainnya. Tentu saja informasi seperti ini patut dicontoh desa-desa wisata yang lainnya. Setelah melihat denah kampung, kami langsung menyusuri dengan berjalan kaki.
Semacam kombinasi bangunan lama dan baru menyatu di perkampungan. Bangunan-bangunan lama dimanfaatkan menjadi kafe. Tembok berbalur cat pudar menambah suasana lebih dalam, serta kerak-kerak tembok dimakan waktu. Semua menjadi pemandangan yang menarik untuk diabadikan.
Perempatan gang pertama, kami lurus. Sisi kanan rumah warga, sisi kiri bangunan menjulang tinggi yang di halamannya terdapat stand-stand kuliner. Di sampingnya juga ada kedai kopi. Rasanya baru beberapa langkah, tapi kafe sudah ada dua.
Figura motif batik Solo |
Kampung Kauman merupakan salah satu kampung yang dipenuhi pengusaha batik. Sudut-sudut desa terdapat banyak usaha toko batik. Berbagai figura memajang motif-motif batik menjadi salah satu bukti nyata. Didukung dengan keberadaan pasar Klewer yang menunjang dalam penyebaran kain-kain batik ke seluruh penjuru nusantara.
Keberadaan figura berbagai motif batik menjadi sarana mengenalkan ke para wisatawan. Sebagian besar masyarakat tahu bahwa batik mempunyai motif yang beragam bentuk serta penamaannya. Tapi, tak banyak yang tahu apa saja nama-nama motif batik di Indonesia.
Tambal Pamiluto, Tretes, Kreasi, dan Sido Mukti menjadi motif yang dipajang pada awal tembok gang. Pajangan motif batik tersebut diselingi dengan tokoh pewayangan. Kembali, aku cukup sigap mengabadikan tembok tersebut. Menyenangkan.
Istri terus berjalan, untuk sesaat dia melupakan stand-stand kuliner yang ditawarkan di tepian jalan. Dia asyik menyusuri spot-spot foto yang ada di kampung Kauman. Destinasi tujuan ke kampung Kauman sebenarnya adalah ide dari istri.
Salah satu gapura di Kampung Kauman Solo |
Jika kuruntut dari tiga tahun terakhir, kami berdua memang sering berwisata ke Solo. Istri menjadikan Solo sebagai salah satu kota yang dikunjungi untuk berwisata. Tentu saja hal ini tak lepas dari domisili kami di Jogja, serta transportasi Jogja – Solo sangat terjangkau dengan adanya KRL.
Ditambah, Solo mempunyai ragam kuliner yang bervariasi. Kami cukup naik transportasi umum, lantas memilih destinasi terjangkau dengan jarak yang dekat, kemudian sudah mengidentifikasi tempat-tempat kuliner ataupun museum yang dekat. Setelah itu, sorenya kami pulang.
Kampung Batik Kauman sepertinya cukup ramai setiap akhir pekan. Kita bisa memilih berbagai kuliner yang dijual di tepian jalan. Sementara itu, toko-toko yang jualan batik masih tertutup. Pagi hari, masyarakat fokus menawarkan jajanan.
Kami terus melanjutkan jelajah setiap sudut gang. Banyak masyarakat yang membuka lapak jualan kuliner untuk ditawarkan ke setiap pengunjung. Sekilas terlihat berbagai jajanan pasar yang tertata rapi di meja. Sesekali, ibu-ibu yang mempunyai lapak menyapa sembari menawarkan dagangannya.
“Monggo mas/mbak,” ibu yang jualan jajanan pasar menawarkan dagangannya.
Gang di Kampung Kauman Solo |
Memang tak setiap tepian jalan ada yang jualan, tetapi usaha masyarakat ini patut kita apresiasi. Mereka sumringah beraktivitas pagi sembari jualan. Tak ketinggalan nyanyi bersama bermodalkan pelantang dan musik dari ponsel. Pagi yang meriah.
Tak jauh dari lapak jualan, ada spot foto yang berjejeran. Tanaman yang menjalar ke tembok dipadukan dengan sebuah cermin besar. Spot ini tentu menarik bagi sebagian wanita yang melintas. Mereka bisa mengambil swafoto dengan bingkai bunga.
Pemandangan ini mengingatkanku pada gang di Kotagede. Jika kalian pernah menjelajah gang Kotagede, tentu menemukan salah satu tembok yang dipenuhi tanaman bergelantungan untuk berfoto. Lokasinya dekat masjid Kotagede.
Lalu-lalang wisatawan berbaur dengan masyarakat setempat. Kami sering bertegur-sapa, ataupun hanya saling senyum. Tak sedikit dari mereka yang bersepeda ataupun menaiki becak kayuh. Sesekali kuabadikan dengan kamera.
Hampir setiap gang sudah dihias seindah mungkin. Salah satu yang kuingat adalah pajangan motif-motif batik yang merata di setiap tembok gang ataupun tembok rumah. Menariknya, mereka juga menyantumkan nama toko pada tembok tersebut.
Pajangan motif batik di tembok rumah |
Tentu saja penyematan nama toko batik di tembok merupakan bagian dari promosi. Pengunjung bisa mengetahui tembok rumah yang kita abadikan adalah toko batik dengan nama yang sudah tertera. Selain membuat lebih indah, nyatanya juga menjadi media dalam promosi.
Berbagai ornamen ataupun motif batik bisa kita temui dengan mudah di gang kampung Batik Kauman. Ukuran figura berbentuk lingkaran cukup beragam. Dari kejauhan mirip betuk jam dinding yang tertata rapi di tembok rumah.
Keliling kampung Batik Kauman tuntas. Kami sudah kembali di gang awal masuk. Secara umum, kampung Batik Kauman cukup menarik bagi wisatawan yang suka jalan kaki sembari memotret. Atau buat mereka yang mungkin ingin berburu kain batik di Solo.
Saranku, jika kalian ingin melihat berbagai toko batik buka, mungkin menjelajahnya menjelang siang hari. Aku sendiri datang pagi, sehingga lebih banyak lapak kuliner jajanan pasar yang ditawarkan. Kalau suka nongkrong di kafe, tenang saja. Di Kampung Batik Kauman ada beberapa kafe yang bisa disambangi.
Waktu menunjukkan pukul 08.15 WIB. Niat kami memang ingin mencari sarapan di Solo. Warung kuliner yang kami hendak kunjungi sudah buka. Bergegas aku memesan transportasi daring, lantas menentukan tujuan ke Warung Cari Makan Solo. *Solo; 06 Januari 2024.
Lokasi wisatanya keren mas. Super lengkap. Mulai denah, tempat menarik dikunjungi, lengkap dengan warung makan. Jadi tidak perlu khawatir kelaparan berwisata di sana. Sepertinya batik di Solo sangat lengkap.
BalasHapusBenar banget, jadi bisa buat jalan santai kala pagi atau sore sambil jajan
HapusDi kampung batik kauman, solo terdapat semacam tourist information center mas..?
BalasHapusatau mungkin kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang mengelola wisata di kampung batik kauman mas?
aku malah kepikiran kalau misalnya ada walking tour keliling kampung yang dikelola pokdarwis sehingga wisatawan bisa lebih mengenal kampung batik kauman, solo.
Setuju, kulinernya solo enak-enak :D
Kurang tahu ini mas.
HapusTapi biasanya kalau desa wisata pasti ada pokdarwisnya, tinggal bagaimana pengelolaannya mereka