Devdan Show Bali |
Devdan Show adalah pertunjukan spektakuler yang wajib dikunjungi bagi wisatawan yang ingin menyaksikan kekayaan budaya Indonesia. Berlangsung di Bali Nusa Dua Theatre, pertunjukan ini menampilkan perpaduan memukau antara tarian tradisional, kontemporer, musik, akrobat udara, dan ilusi yang mempesona.
Rombongan bus masih beriringan, sesekali tersendat kemacetan di ruas jalan. Tenaga kami sedikit banyak sudah terkuras, daftar kunjungan masih ada satu lagi yang harus kami sambangi sebelum menutup dengan makan malam.
Kulihat daftar kunjungan terakhir melalui ponsel, tertulis Devdan Show. Tak sempat kucari informasi terkait pertunjukan tersebut. Pemandu lokal sempat menceritakan tentang pertunjukan tarian Devdan, beliau terlihat antusias dan menjelaskan tidak setiap waktu bisa melihat pertunjukannya.
Pukul 18.30 WITA, kami sudah berada di depan gedung Bali Nusa Dua Theatre. Sekilas kusapu pandangan, gedung ini berlokasi di salah satu kawasan elit di Bali. Terlihat bagaimana suasana, bangunan, serta penataan komplek tersebut.
Kami berkumpul di selasar gedung, lantas dibagikan tiket masuk. Para pegawai bertugas memeriksa tiket, sementara yang lainnya mengarahkan kami ke tempat duduk yang sudah diberi nomor kursi. Aku dan istri mengikuti arahan petugas, kami duduk kursi deretan nomor J 31-32.
Tiket pertunjukan Devdan Show Bali |
Desain teater ini mengingatkanku pada Ramayana Ballet di Prambanan. Denah ruangan mirip, tapi teater ini jauh lebih besar dan megah. Tak ketinggalan kursi VIP di bagian tengah, model kursi yang berbeda warnanya dan mencolok.
Aku jarang menonton pertunjukan seperti ini. Seingatku, baru di Ramayana Ballet serta pertunjukan di Taman Budaya. Sementara itu, istri begitu antusias. Dari sini, aku tahu kalau istri sangat suka dengan pertunjukan seperti yang sekarang kami tonton.
Devdan Show dimulai, desain panggung begitu megah. Beberapa layar monitor mengarah ke penonton. Aturannya jelas, penonton hanya diperbolehkan memotret sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tetapi ingat, flash wajib dimatikan.
Aku hanya memotret tak lebih dari 10 kali, itupun pada awal-awal pertunjukkan dan memang sudah diizinkan melalui infomasi di monitor. Pada sesi tertentu, sebuah informasi larangan mengambil foto dan video ditayangkan. Momen tersebut adalah bagian yang paling memukau.
Denah kursi di teater Devdan Show Bali |
Lampu teater meredup, alunan musik terdengar beriringan dengan suara gemericik air. Sorot lampu menerangi sudut panggung, membuat mata kita fokus mengikuti arah lampu panggung. Dua anak kecil berdiri di atas semacam tebing, mereka mulai bertualang.
Suara menggelegar, pertunjukan membuat kita berdecak kagum. Transisi tiap pertunjukan begitu halus, membuat kita terbuai, seakan-akan larut dalam petualangan di negeri Indonesia. Sesekali kulihat istri di samping, raut wajahnya begitu indah, dia benar-benar menikmati pertunjukannya.
Dua anak yang bertualang seperti sedang menuturkan cerita tentang keindahan negeri tercinta, Indonesia. Beragam budaya, suku, serta tak terhitung tarian dari setiap jengkal nusantara. Kami larut dalam cerita, para pengunjung manca pun terkesima.
Dentangan musik, gemulai tarian, pesona kostum, enerjiknya para pemain berbaur menjadi satu. Menciptakan sebuah kesan dan pesan tersirat. Membuat pikiran kita terus hanyut, senyap kala dentangan pelan, lantas bersemangat saat musik ritmenya kencang, bahkan sesekali menghentak, memekik di dalam kekaguman.
Ditilik dari beberapa tulisan, Devdan akronim dari "Deva" dan "Dhana", keduanya diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti Dewa dan Kekayaan. Sehingga, Devdan Show merupakan sebuah pertunjukan yang mempersembahkan adanya kekayaan budaya di nusantara.
Salah satu pertunjukan Devdan Show Bali |
Setiap kelompok penari mempersembahkan tarian dari penjuru nusantara. Diawali dengan tari Kecak, lantas berurutan dari Sabang sampai Merauke. Tidak semua ditampilkan, namun sudah cukup mewakili keragaman suku bangsa Indonesia.
Penonton diajak bertualang, lantas dikenalkan melalui pertunjukan tari. Pada layar depan, tidak ketinggalan informasi nama tarian, lengkap dengan daerahnya. Dua anak kecil sebagai petualang. Mereka mengajak kita untuk berimajinasi lebih luas.
Di setiap tampilan, diselingi dengan pertunjukkan yang spektakuler. Berbagai akrobat udara membuat kami menahan nafas berpadu dengan tarian kontemporer. Semua berjalan dengan baik, penonton terpaku, sehingga lupa waktu segera berakhir.
Mendekati bagian penutup, sebagian penampil naik ke panggung, lantas mengajak penonton untuk menari bersama. Menggandeng beberapa penonton menaiki panggung. Semua bernyanyi ceria. Lampu panggung mulai terang, wajah-wajah penonton terlihat masih terkagum-kagum.
Pun dengan istri, entah sudah berapa kali dia membisikkan bahwa pertunjukkan Devdan ini terbaik. Salah satu impiannya terkabul. Dia dapat menyaksikan pertunjukan spektakuler yang ada di pulau Dewata. Pertunjukkan yang membuat wisatawan manca makin penasaran dengan Indonesia.
Para talent Devdan Show Bali menyapa penonton |
Pertunjukan Devdan Show diadakan sebanyak 3 kali dalam seminggu, yaitu di hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Pemesanan tiket dapat dipesan tiga bulan sebelum pertunjukkan. Untuk membeli tiket, kalian dapat mengakses melalui website resmi Devdan Show.
Rasanya, satu jam pertunjukkan Devdan ini tak terasa. Aku benar-benar menikmati pertunjukkan tersebut. Para penari foto bersama di panggung, kami secara teratur keluar ruangan. Sebuah informasi disampaikan, bagi yang ingin berfoto dengan penari dapat dilakukan di area depan teater.
Kulihat sudah banyak yang antusias ingin foto bersama. Aku dan istri bersantai, berkali-kali istri menceritakan pengalaman mala mini. Dia terlihat begitu senang. Kami duduk santai di kursi, lantas mengikuti rombongan menuju bus.
Waktunya pulang. Sebelum menuju hotel, masih ada agenda makan malam. Rasa capek mulai datang kembali. Iringan bus menyibak keramaian jalan. Kumanfaatkan untuk memejamkan mata sesaat. Bagiku, Devdan Show menjadi pertunjukkan yang patut kalian tonton jika berlibur di Bali. *Bali; Sabtu, 02 September 2023.
Kalau nonton pertunjukkan seperti ini paling enak yaa menikmati tontonannya. Ga perlu samapai sibuk motret. Boleh motret, tapi menikmati tontonan jadi prioritas utama...hihihi
BalasHapusHahahahah, sepakat.
HapusKemarin mengambil sedikit untuk dokumentasi agar pas nulis blog ada bahan fotonya