Sekelumit Cerita di Tempat Kerja Baru - Nasirullah Sitam

Sekelumit Cerita di Tempat Kerja Baru

Share This
Berdiskusi dengan lintas unit untuk berkolaborasi
Berdiskusi dengan lintas unit untuk berkolaborasi
Sebuah notifikasi di aplikasi terlihat di ponselku. Bergegas kubuka isi surat pada DMS, informasi rotasi pekerjaan yang menyantumkan namaku. Sepertinya, di pertengahan tahun 2023, aku memulai pekerjaan di instansi yang sama dengan jobdesk yang berbeda.

Sebelas tahun berkutat dalam lingkup kecil. Melakukan banyak hal yang sama. Hanya berbeda tahun. Pekerjaan sepertinya sudah dapat berjalan sendiri meski tanpa komando. Siklus terus memutar, bahkan sudah tahu kapan waktu-waktu yang menguras pikiran serta tenaga.

Di pertengahan 2023 lingkup pekerjaanku lumayan luas. Aku berusaha untuk cepat beradaptasi dengan pekerjaan yang baru, meski sebenarnya pekerjaan inilah yang memang aku sukai. Tetapi, ada tabir pemisah. Ini bukan sebuah hobi, melainkan tanggung jawab dalam bentuk pekerjaan.

Di lingkungan baru, aku makin mengasah kemampuan dalam berkomunikasi. Memperdalam skill memotret, menulis rilis berita lebih banyak, hingga bagaimana cara melakukan wawancara ke narasumber untuk sebuah artikel. Semuanya kujalani secara bertahap.

Banyak kawan yang mengatakan, ketika sebuah hobi menjadi pekerjaan utama, terkadang hobi tersebut menjadi tidak semenyenangkan dulu. Aku berusaha untuk tetap konsisten menulis blog, walaupun di hari kerja terkadang juga menulis rilis berita. Keduanya masih bisa kuatur dengan waktu yang berbeda.

Rotasi kerja dengan jobdesk yang lebih spesifik ini membuatku makin memperlebar jangkauan kenalan. Pun dengan makin lebih larut dengan kesibukan yang terkadang harus sampai pada masa tenggat. Semuanya masih berjalan dengan normal.

Dua pekerjaan yang menjadi konsentrasiku adalah memotret dan menulis rilis berita. Pekerjaan ini bisa dilakukan sekaligus, meski kadang terasa penuh tantangan, khususnya dalam bahasa Inggris. Percayalah, bahasa Inggrisku payah, sehingga butuh banyak waktu untuk benar-benar memahami konteksnya.
Pelatihan penulisan dalam lingkup fakultas
Pelatihan penulisan dalam lingkup fakultas
Ritme pekerjaan layaknya Roller Coaster. Tetiba bisa begitu padat, atau tampak senyap. Namun, tak sedikit seringnya penuh kejutan. Mendadak liputan ataupun memotret menjadi hal yang lumrah. Semua harus dinikmati, dikerjakan dengan senang hati.

Berbagai target mulai dicanangkan, luaran dalam bentuk rilis berita targetnya sangat tinggi. Tim bekerja keras, bahkan beberapa kali mengadakan pelatihan menulis secara organik maupun menggunakan bantuan AI. Setapak demi setapak.

Diskusi dalam ruang lingkup kecil acap kali dilaksanakan. Satu persatu ide dan inovasi dari sejawat berusaha direalisasikan untuk mencari formula yang tepat. Kolaborasi tim antar unit dikuatkan demi target tercapai tiap bulan. Nyatanya memang penuh tantangan.

Di tempat ini, aku juga mulai belajar lebih dalam tentang media sosial. Selama ini tak begitu paham tentang konten. Beruntung tim solid, bantuan dari berbagai pihak menjadikan semuanya lebih tertata rapi. Namun tetap harus ada kemajuan di tiap waktu.

Adanya kolaborasi antara banyak orang membuat ide makin luas untuk media sosial. Sembari mengamati tren yang sedang ramai diperbincangkan, konten-konten ringan namun disukai para pengikut, hingga membuat konsep promosi yang berbeda.

“Aku percaya dengan ide-idemu.” Atau “Sepertinya yang bagian ini kita potong”. Bisa jadi kalimat-kalimat yang lain terlontar saat sedang berbagi ide untuk media sosial. Memang begitulah siklusnya.

Belum lagi untuk artikel majalah. Tugasku jauh lebih ringan dibanding teman-teman dalam satu tim. Jatahku tak lebih dari tiga artikel, itupun tentang tema-tema yang menurutku dimudahkan dalam berkomunikasi dengan narasumber.

Dari menulis artikel majalah internal tempat kerja, kemampuan menulisku lebih lihai. Namun, jika dibandingkan dengan kawan-kawan narablog yang di luar sana, tulisanku masih kalah jauh. Bagiku, semua ini tidak masalah, yang terpenting masih tetap konsisten menulis di blog.
Mewakili tim dalam penerimaan penghargaan
Mewakili tim dalam penerimaan penghargaan
Terkadang, aku dilibatkan dalam protokol. Selama ini, semuanya berjalan dengan lancar, terkadang ada yang harus dievaluasi. Salah satunya terkait prosedur selama di kegiatan. Beruntungnya, kegiatan protokol hanya dalam lingkup fakultas.

Menjadi bagian dari humas memang menyenangkan. Berbagai tantangan selalu ada, untuk menghasilkan semuanya sesuai keinginan semua orang tentu mustahil. Bagi kami, ketika sudah mewakili sebagian besar orang, ini pencapaian yang terbaik.

Adakalanya pekerjaan ini membuat semuanya bubar. Hal-hal yang terjadi di luar kendali acapkali menjadikan senam jantung. Berbagai diskusi dan pelatihan kami ikuti. Berharap dapat mengantisipasi ataupun menghadapi permasalahan dengan persiapan lebih baik.

Setahun sudah berlalu, rasanya baru kemarin menjadi bagian baru di tempat kerja. Masih banyak target yang belum tercapai, masih banyak catatan-catatan penting yang harus dievaluasi, dan masih banyak kejutan setiap waktu berganti.

Aku percaya, semua bisa diselesaikan bersama dengan berkolaborasi lebih baik, belajar lebih ulet, dan tetap menjadi pribadi yang menyenangkan. Satu tahun ini, aku belajar banyak hal. Berusaha untuk tetap dapat mengatur titik jenuh, sehingga bisa membedakan target tulisan di pekerjaan maupun hobi.

Benar juga kata sebagian orang. Jika suatu pekerjaan itu murni dari hobi kita. Tentu suatu ketika merasa jenuh. Tetapi, ketika kita mengatakan bahwa pekerjaan ini bukan hobi, menulis ini suatu bentuk tanggung jawab kepada instansi, aku rasa menulis blog sampai kapanpun tetap menyenangkan.

Tulisan ini tak ada simpulannya. Hanya mengalir mengikuti keinginan jemari yang ingin bercerita. Bagiku, hobi dan pekerjaan adalah dua hal yang berbeda. Ketika sedang suntuk di pekerjaan menulis berita, maka menulis blog adalah solusinya. Pun dengan kebalikannya. *Minggu, 14 Juli 2024.

6 komentar:

  1. tulisan blognya keren-keren mas, tetap konsisten ngeblog ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas apresiasinya, mas. Sukses untuk kita semua

      Hapus
  2. Berada di humas dan bagian liputan itu sangat menyenangkan bagi mereka yang suka menemui hal-hal baru. menulis untuk hobi (blog pribadi) dan kantor memang beda. Mesti ada pendekatan berbeda, tapi kemampuan dasarnya adalah suka dengan menulis. Satu lagi yang penting di humas adalah konsistensi. Konsistensi adalah kunci..wkkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang menjadi tantangan. Harus berusaha konsisten hahahhah

      Hapus
  3. valid sih "ketika sebuah hobi menjadi pekerjaan utama, terkadang hobi tersebut menjadi tidak semenyenangkan dulu:. jadi perkataan ridwan kami perihal "pekerjaan terbaik adalah hobi yang di gaji gk 100% benar ya", karna kalau jadi tuntutan merasa kurang rileks lagi, terkhusus hobi kita dikte kita sesuai selera orang ckck

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya memang harus bisa membatasi mana hobi dan mana pekerjaan rutin.
      Sementara ini masih bisa mengurusi dengan baik

      Hapus

Pages