Pagi yang Menenangkan di Taman Wisata Batu Kapal Bantul - Nasirullah Sitam

Pagi yang Menenangkan di Taman Wisata Batu Kapal Bantul

Share This
Sungai di Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Sungai di Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Aliran sungai cukup tenang. Tak ada keramaian pengunjung di pagi hari. Dua wisatawan asyik duduk santai di dekat sungai. Terdengar suara rombongan pesepeda yang sibuk mengabadikan diri. Taman wisata Batu Kapal Bantul cukup lengang. Asyik untuk bersantai kala pagi.

Pertengahan tahun ini baru menyempatkan singgah ke taman wisata Batu Kapal. Destinasi ini pernah viral saat pandemi. Seingatku, di tahun 2020, taman wisata Batu Kapal baru dibuka, lantas di tahun 2021 ramai pengunjung, beriringan dengan ramainya pesepeda bermunculan.

Taman wisata Batu Kapal lokasinya tak jauh dari Gunung Wangi, destinasi yang sampai sekarang masih konsisten ramainya. Selain itu juga berdekatan dengan jembatan gantung Kalijogo. Sayangnya, jembatan ini pun mulai sepi dari pesepeda.

Aku melintasi rute hafalan, mendekati arah Candi Abang, berbelok kanan pada perempatan. Hamparan sawah menjadi pemandangan yang indah kala pagi. Untuk beberapa saat aku berhenti, mengambil foto di hamparan padi yang menghijau.

Jalan kampung yang aspalnya agak rusak kulintasi. Aku tidak kesulitan menemukan destinasi taman wisata Batu Kapal, karena memang sering melintas tempat ini walau tidak singgah. Biasanya, ruteku hanya ke Gunungwangi untuk menikmati pisang goreng.
Pemandangan sawah di sekitaran Berbah
Pemandangan sawah di sekitaran Berbah
Jalanan berganti cor dengan bebatuan yang menurun. Tepat di ujung sudah ada tanda anak panah di tengah jalan yang bertuliskan Batu Kapal. Beberapa ban mobil bekas ditumpuk dsebagai pondasi plang petunjuka arah, dan masih banyak lagi ban mobil bekas yang ada di sekitaran rerimbunan bambu.

Suara gemericik air bersambung dengan gesekan dedaunan bambu. Pagi ini rasanya lengang, sesekali terdengar rombongan pesepeda yang sudah datang lebih awal. Pukul 07.45 WIB, pengelola taman wisata Batu Kapal masih membersihkan area warung.

Suara musik lumayan kencang menjadikan tempat ini tak lagi sunyi. Sepertinya ada salah satu warung yang siap buka. Seorang bapak yang menjaga tempat ini menyapu halaman. Bisa jadi beliau yang mengelola taman wisata Batu Kapal.

Tidak ada tarif masuk, aku memasukkan uang ke kotak yang sudah tersedia. Harapanku tentu para pesepeda ataupun pengunjung yang lainnya juga berkontribusi untuk pengelolaan taman wisata Batu Kapal. Percayalah, membangkitkan destinasi yang pernah viral jauh lebih berat dibanding membuka destinasi baru.

Rerimbunan pohon bambu menjadikan taman wisata Batu Kapal cukup teduh. Aku menuntun sepeda menuju spot foto. Di masa pandemi, banyak foto yang berseliweran di linimasa teman-teman pesepeda dengan spot di Batu Kapal.
Lokasi Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Lokasi Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Dua tahun cukup ramai menjadikan pengelola di taman wisata Batu Kapal membangun banyak warung. Awal-awal seluruh warung ramai, lantas di masa sekarang kembali sepi. Pengelola taman wisata Batu Kapal berusaha untuk menghidupkan kembali.

Cerita di taman wisata Batu Kapal ini mirip dengan destinasi Jembatan Akar Seyegan. Namun, destinasi ini masih cukup ada yang datang di tiap sabtu-minggu. Tidak banyak, tetapi cukup membuat asa pengelola makin bersemangat bangkit.

Rombongan pesepeda yang didominasi sepeda lipat asyik berfoto. Mereka datang sepertinya sedang survei lokasi untuk kopdar. Aku menunggu santai di parkiran. Memotret para pesepeda yang melintas. Kami hanya saling senyum.

Di ujung sinilah spot foto bebatuan aliran sungai taman wisata Batu Kapal yang dulu viral. Adanya pohon besar di tepian sungai menjadi bingkai yang indah untuk diabadikan. Aku memotret sesaat sebelum duduk santai menikmati waktu akhir pekan.
Pesepeda di Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Pesepeda di Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Selepas rombongan pesepeda pulang, suasana memang jauh lebih tenang. Ada satu pesepeda yang berbarengan denganku. Dia pulang dari Gunungwangi dan bercerita jika tanjakannya curam. Aku memberikan masukan ke depannya bisa melintasi rute yang lebih landai.

Tulisan “Batu Kapal” masih tetap ada, walau warnanya sedikit kusam. Aku meniti jembatan kecil, menuju seberang. Dari sini, aliran sungai terlihat lebih bagus. Aku dapat memotret dengan leluasa. Tentu berbeda jauh dengan saat masih viral.

Destinasi yang dulu pernah viral sekarang mulai berusaha bangkit lagi. Taman wisata Batu Kapal salah satu contohnya. Tempat ini memang masih menjadi tujuan sebagian pesepeda, namun tak seramai dulu. Efeknya, warung-warung pun kembali tutup.

Aku menyempatkan berbincang dengan bapak yang membersihkan area taman wisata Batu Kapal. Beliau masih yakin bahwa tempat ini bakalan kembali ramai, setidaknya stabil dikunjungi pesepeda di akhir pekan.
Aliran sungai di Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Aliran sungai di Taman Wisata Batu Kapal Bantul
“Beberapa waktu yang lalu ada yang syuting, mas,” terang bapak yang menyapu.

“Untuk film, pak?” tanyaku.

Beliau tidak memberikan informasi secara detail. Namun, tempat seperti ini memang kerap menjadi salah satu spot untuk sebuah film. Lanskap di taman wisata Batu Kapal mendukung sekali, dengan segala kesunyian kala pagi.

Kami tidak berbincang lama, hanya sambil berjalan. Beliau mengatakan warung di taman wisata Batu Kapal mulai buka pukul 08.00 WIB, itupun baru satu yang siap. Aku melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Niat mengeteh di sini, namun belum buka. Mungkin di lain waktu.
Berfoto di ikonik Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Berfoto di ikonik Taman Wisata Batu Kapal Bantul
Terlepas dari senyapnya taman wisata Batu Kapal saat ini, bagiku destinasi ini mempunyai potensi untuk bangkit. Selentingan rombongan sepeda yang tadi datang merencanakan kopdar, dan menjadikan tempat ini sebagai singgahan. Tentu ini menjadikan asa pengelola lebih bersemangat.

Bagiku, taman wisata Batu Kapal tidak hanya berpotensi sebagai destinasi wisata para pesepeda. Namun, jika dijelajah lebih dalam, bisa jadi tempat ini menjadi opsi rute untuk jogging ataupun berjalan. Karena beberapa kawan di media sosialku tertarik menyambangi tempat ini untuk jogging blusukan.

Kutinggalkan taman wisata Batu Kapal dengan harapan bisa bangkit. Jika pengelola terus mencari cara untuk kembali mengenalkan taman wisata Batu Kapal, aku hanya bisa membantu melalui tulisan, vlog, dan media sosial. Semoga sedikit usaha ini bisa kembali menggeliatkan destinasi di taman wisata Batu Kapal. *Sabtu, 08 Juni 2024.

8 komentar:

  1. Tempatnya asri banget.
    Semoga bisa segera ramai kembali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, menyenangkan. kalau tempat seperti ini bisa buat foto-foto bagus

      Hapus
  2. bantul itu banyak banget spot asyik buat sepedeaan
    sawahnya masih ijo trus sungainya masih seger
    pokoknya enak banget kalau mau healing ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bantul memang asyik buat blusukan sepeda, mas. Sekalian bisa car warung tradisional

      Hapus
  3. Tempat yang enak untuk menyepi, tapi apakah memang sesunyi seperti di foto? Biasanya tempat wisata di Indonesia suka tumpah ruah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sekarang mulai agak naik lagi pengunjungnya, meski tetap pas akhir pekan saja

      Hapus
  4. Wisata Batu Kapal ini sepertinya masih benar-benar alami, belum terjamah. Pesepeda mungkin banyak yang belum tahu tempat ini, mas Sitam. Tiket masuknya aja gratis, bisa menikmati kesegaran alamnya. Kalau sore ke malam serem kayaknya hihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya dulu sempat viral, namun sekarang memang lebih sepi :-)

      Hapus

Pages