Tertawa Bersama Kala Menonton Film Seni Memahami Kekasih

Poster Film Seni Memahami Kekasih

Film Seni Memahami Kekasih merupakan adaptasi dari buku yang judulnya Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus Mulyadi rencananya rilis serentak tanggal 05 September 2024 di bioskop seluruh Indonesia.

Di beberapa kota, film ini dijadwalkan pemutaran awal untuk promosi. Jogja menjadi salah satu kota yang dipilih, sebelumnya sudah ada Magelang, berlanjut kemudian ke Solo. Aku sendiri mendapat undangan menonton di XXI Jogja City Mall.

Undangan ini aku dapatkan dari Agus Mulyadi, kawan narablog yang kenal karena sering kukunjungi blognya dan meninggalkan komentar. Berlanjut kopdar, dan sering berinteraksi. Pun dengan Kalis, yang tulisannya kala itu sering muncul di Mojok maupun kolom detik tiap jumat.

Secara garis besar, film Seni Memahami Kekasih membuka mata kita perjuangan Agus dalam mendapatkan tambatan hatinya. Kisah-kisah yang lucu dan terkadang sedikit nyeleneh menurutku tersaji. Bisa jadi, kalian nanti tertawa hingga mengeluarkan air mata.

Berawal dari pertemuan keduanya di Jogja, kemudian komunikasi intens, hingga akhirnya berkomitmen untuk bersama. Keseharian Agus diceritakan begitu kocak, Elang El Gibran terlihat mendalami peran sebagai Agus. Mulai dari gestur tubuh, serta logat bicaranya. Pun dengan Febby Rastanty yang memerankan Kalis.

Pemeran Agus dan Kalis - Tangkapan Layar Youtube IDN Pictures

Cerita-cerita Agus ini sebenarnya pernah dicuitkan di media sosial, bagaimana kocaknya kisah mereka berdua. Namun, peragaan di film ini jauh membuat kita lebih tertawa lepas. Sebagian besar di film ini menyajikan kelucuan.

Perjuangan Agus mendapatkan Kalis, hingga mereka berkomitmen untuk hidup bersama tak hanya penuh keceriaan dan komedi. Berbagai aral tersaji, membuat mereka ditempa lebih kuat, serta menjadi lebih yakin dan pasrah.

Pada momen ini, aku tahu bahwa Agus adalah lelaki tangguh. Terlepas dari cerita dia yang sering menggelitik. Perjuangan Agus untuk mendapatkan cinta Kalis tak hanya datar-datar saja. Pun dengan lika-liku kehidupan Kalis dengan orang-orang terdekatnya.

Perjuangan Kalis untuk menggapai cita-citanya tercapai dengan penuh perjuangan. Konflik yang dimunculkan pada film ini sesuai dengan perjuangan Kalis hingga sekarang. Pertemanan, kondisi keluarga, dan keinginan untuk kesetaraan.

Selain Agus dan Kalis, peran-peran pendukung lainnya begitu padu. Sehingga cerita di film makin asyik dan seru. Kalau dicerna, aku bisa menyimpulkan kisah Agus dan Kalis ini kadang ada sedih dilihat, tapi kok tetap bisa membuat suasana menjadi lucu.

Film ini dikonsep dengan baik oleh Jeihan Angga. Perpaduan kelucuan kedua sosok yang diceritakan, pemain pendukung yang totalitas, hingga bumbu-bumbu romantis ala anak kabupaten kala berpacaran tersaji.

Salah satu adegan di Film Seni Memahami Kekasih - Tangkapan Layar Youtube IDN Pictures

Terlepas dari itu, Jeihan Angga mampu membuat kita menjadi haru dan terisak di beberapa momen. Sebagai orang yang paling tidak kuat urusan suasana sendu, aku sempat menitikan air mata di satu momen. Momen di Blora ini benar-benar mengena.

Film Seni Memahami Kekasih muncul di tengah persaingan yang ketat. Ada film-film genre komedi lainnya yang hampir bersamaan diputar. Tentu harapanku, film Seni Memahami Kekasih tetap dapat bersaing di Bioskop.

Sebagian besar percakapan dalam film ini menggunakan bahasa Jawa, ini memang menjadi tantangan sendiri di film Seni Memahami Kekasih. Tapi menurutku tak masalah, toh saat ini lagu-lagu Jawa pun makin disukai oleh masyarakat di Indonesia, apapun sukunya. Terlebih ala dangdut.

Seperti yang sudah aku bilang di media sosial lainnya, film Seni Memahami Kekasih bisa menjadi tontonan kalian saat akhir pekan. Film ini dapat ditonton semua kalangan. Kalian bisa tertawa bersama melihat keseruan alurnya.

Untuk kalian yang sedang berjuang, atau mengkode pasangannya agar ada progres dalam suatu hubungan, aku rekomendasikan kamu ajak pasanganmu untuk menonton film Seni Memahami Kekasih. Pas selesai nonton tinggal bisikin dia “Perjuangan Agus loh keren. Masa kamu gak mau begitu?”