Segelas Magic Coffee di Wombats Coffee |
Sejak dibuka awal bulan November, Wombats Coffee yang berlokasi di jalan Wijilan Jogja mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan. Sebagian besar pengunjung kedai kopi Wombats ingin merasakan Magic Coffee.
Bukan tanpa alasan, jauh sebelum kedai kopi ini dibangun, pemilik kedai kopi Wombats yang dikenal awal sebagai narablog Efenerr mengenalkan minuman Magic Coffee melalui berbagai akun media sosialnya. Terlebih di media sosial TikTok.
Melalui TikTok, Efenerr bercerita kesehariannya yang senang menyesap kopi. Menariknya, dia seringnya berusaha memesan Magic Coffee. Menu kopi yang sebagian orang tentu belum familiar. Kebiasaan memesan Magic Coffee dengan penuturan sederhana membuat orang-orang menjadi tahu dengan Magic Coffee.
Kebiasaan tersebut menjadikan Magic Coffee makin dikenal banyak orang, bahkan di media sosial, Efenerr dikenal dengan sebutan “Bapak Magic Indonesia”. Keramaian di media sosial berhasil menggerakkan perekonomian khususnya para pecinta kopi.
Area depan Wombats Coffee Jogja |
Ketika Wombats Coffee ini dibuka, aku mendapatkan undangan untuk menjajal menyesap Magic Coffee di sini. Sebelumnya, pertama kali aku mencoba Magic Coffe di Blanco Coffee, saat itu selepas agenda lari pagi bersama salah satu komunitas.
Kurun waktu sebulan, aku menyambangi Wombats Coffee tiga kali. Dua kali berbarengan dengan olahraga lari pagi, satu kalinya saat undangan menyeduh di kedai kopi tersebut. Selain menjajal Magic Coffee, aku juga menyempatkan menyesap Piccolo.
Melalui storytelling yang bagus, Wombats Coffee kini dalam waktu cepat menarik antusias pecinta kopi. Sewaktu aku datang, ada beberapa lingkaran kawan lama di kedai kopi turut hadir, pun dengan beberapa pengunjung yang pernah aku lihat di kedai kopi yang lainnya.
Bangunan Wombats Coffee sebenarnya tidak terlalu luas, hanya saja mereka pintar dalam memanfaatkan tiap ruang kosong. Ada empat area yang diberdayakan untuk tempat duduk para pengunjung. Area depan, lorong, ruang belakang arah ke kamar mandi, serta bagian ruangan dalam untuk working space.
Barista di Wombats Coffee sedang melayani pengunjung |
Buat kalian yang ke Wombats Coffee ingin fokus bekerja, aku sarankan duduk di ruangan dalam. Di sana jauh lebih nyaman untuk bekerja. Selain itu, waktu kunjung juga harus diperhatikan. Selama ini, Wombats Coffee sangat ramai kala pagi dan sore menjelang malam.
Setiap pagi, Wombats Coffee lebih banyak didatangi para pengunjung selepas lari pagi ataupun bersepeda. Hal ini dikarenakan Wombats Coffee buka mulai pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB. Jika ingin niat bekerja, aku sarankan datang saat pukul 09.00 WIB.
Sejak awal dibuat, Wombats Coffee memang mengutamakan menu minuman espresso. Namun, kedai kopi ini juga menyediakan manual brew maupun nonkopi. Menariknya, Wombats Coffee sering menginformasikan kejutan-kejutan kudapan dan lainnya di media sosial Instagramnya.
Salah satu yang paling aku rasakan saat datang ke Wombats Coffee adalah kedai kopi ini semacam sudah dikonsep untuk para pengunjung yang suka berinteraksi. Kursi dan meja memang terbatas, namun membuat kita bisa saling kenal dengan para pengunjung yang baru.
Bagian dalam area Wombats Coffee |
Wombats Coffee semacam tempat pertemuan para pecinta kopi dengan latar belakang yang berbeda. Aku sendiri bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru yang latar belakang pendidikannya beragam. Kami berbincang santai sembari menyesap minuman.
Berhubung pemilik kedai Wombats Coffee sudah dikenal dengan sebutan “Bapak Magic Indonesia”, rasanya kurang lengkap kalau kita tidak menyesap minuman tersebut. Aku pribadi suka dengan Magic Coffee karena rasanya pas, tidak dominan susunya.
Sementara beberapa kawan yang pernah ke Wombats Coffee pun menyampaikan bahwa Magic Coffee adalah pilihan yang tepat dinikmati kala pagi. Bisa jadi ada beberapa pengunjung yang memberikan masukan terkait Magic Coffee, hal tersebut lumrah. Tentu diterima dengan baik oleh para barista.
Magic Coffee pada dasarnya hampir dengan Caffe Latte maupun Cappuccino, karena keduanya terdiri dari kopi dan susu. Hanya saja dalam proses pembuatannya, rasio kopi dan susu ini yang membedakan. Magic Coffee terdiri dari double shots ristretto, dan biasanya ukuran gelas yang digunakan lebih kecil dari Latte maupun Cappuccino.
Salah satu spot coworking space di Wombats Coffee |
Selain sajian minuman dan beberapa kejutan adanya menu kudapan, yang membuat aku tidak habis pikir tentang Wombats Coffee adalah ide kamar mandi dan loker untuk pelari. Kalian yang ingin berlari pagi bisa menitipkan barang di sini sembari mandi setelahnya. Tentu jangan lupa sekalian menikmati minuman kopi.
Terobosan tersebut menurutku di luar nalar. Secara tidak langsung, Wombats Coffee ingin menggaet para pengunjung dari mereka yang olahraga pagi di Jogja. Khususnya mereka yang menjadikan Malioboro, KM Nol, maupun Alun-Alun Kidul dan Lor sebagai tempat berolahraga.
Segelas Magic Coffee telah tandas, obrolan dengan orang-orang baru selesai. Wombats Coffee menjadi tempat yang pas menyesap kopi selepas olahraga pagi. Bisa jadi untuk tempat bersantai kala bersepeda sore hari.
Menikmati sajian Magic Coffee di Wombats Coffee |
Berhubung Wombats Coffee berlokasi di jalan Wijilan, bagi kalian yang ingin menyambangi kedai kopi ini, aku sarankan lebih baik naik transportasi daring. Hal ini dikarenakan area parkir yang tidak luas, berbaur dengan banyak kuliner lainnya di sepanjang jalan Wijilan.
Melihat antusias para pengunjung di Wombats Coffee yang ramai. Bisa jadi sekarang pemiliknya sedang berpikir, bagaimana memanfaatkan sisi atas bangunan agar bisa menjadi tempat tongkrongan para pengunjung kala membludak. Jadi kapan ke Wombats Coffee? *Jogja; 07 November 2024.
Duuuuh emang pengen banget kesiniiii mas 😍😍. Udh aku masukin list kalo ke Jogja mah mampir wombats. Soalnya aku follow juga mas efenerr dan selama ini sukaaa postingan kopi2 dan kucingnya.
BalasHapusMagic coffee kayaknya hrs coba sih ya. Apalagi aku udh mulai menikmati minum kopi tanpa gula. Kalo terlalu kenceng pahitnya msh aku tetesin Stevie cair. Tp kebanyakan udh bisa diglek langsung 🤣.
Kalau ke Jogja berkabar saja, mbak.
Hapusnanti kita ketemu di Wombats pun jadi ahhahahah