![]() |
Situs candi Palgading |
Sebuah postingan di Threads melintas di linimasaku. Foto beberapa orang sedang berpose di semacam situs purbakala. Menggunakan Google Image, kuunggah foto tersebut dan merujuk pada situs candi Palgading. Sebuah runtuhan candi yang ada di Dusun Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman.
Berhubung dalam beberapa waktu jarang bersepeda di akhir pekan. Aku memutuskan menyambangi candi tersebut saat hari libur. Sebelumnya, aku sudah mengecek jarak candi Palgading dari tempat kosku. Jaraknya kurang dari 10 kilometer, sehingga sangat aman disambangi dengan bersepeda santai.
Rute yang kulintasi sengaja melewati Condongcatur, terus ke utara mengikuti jalan besar. Berbekal Google Maps, aku tidak kesulitan menuju dusun Palgading. Sebuah gapura besar menjadi penanda di tengah-tengah persawahan dengan jalan aspal.
![]() |
Bangunan di situs candi Palgading |
Jika kulihat dari Google Maps, lokasi candi Palgading berada di area perkampungan. Beruntung ada ibu-ibu yang sedang menyapu halaman. Kuhentikan sepeda, lantas bertanya terkait lokasi candi Palgading.
“Samping rumah itu, mas. Kalau dari sini lewat jalan setapak, nanti pas di samping halaman rumah,” terang ibu tersebut.
Kuucapkan terima kasih, aku bergegas mengayuh pedal sepeda ke lokasi. Benar saja, di halaman rumah salah satu warga, situs candi Palgading dikelilingi pagar. Sebenarnya situs candi Palgading bisa diakses dari beberapa jalan kampung.
Hari masih cukup pagi, tampak ibu yang rumahnya dekat dengan candi Palgading masih menyapu halaman. Aku memarkirkan sepeda dekat pagar pembatas, lantas mencari pintu masuk candi tersebut. Pagi ini benar-benar masih sepi.
![]() |
Situs candi Palgading sepi pengunjung |
Sebelumnya, aku memastikan terlebih dahulu apakah diperkenankan masuk ke candi Palgading. Tidak ada tanda larangan masuk, pun tak terlihat petugas. Dari pintu samping, aku masuk area candi Palgading menuju papan informasi.
Terdapat semacam posko untuk petugas, namun tidak ada yang berjaga. Aku membaca tulisan yang tertera pada papan informasi. Dari papan informasi, dituliskan bahwa candi Palgading ditemukan pada tahun 2006 oleh warga setempat.
Lokasi candi Palgading mirip dengan candi Sambisari yang di bawah, sehingga dilakukan proses penggalian. Terdapat anak tangga untuk menuruni ke lokasi candi. Candi ini tidak utuh, satu bangunan yang lumayan lebar dan terlihat utuh dengan beberapa tambahan waktu pemugaran.
Sementara satu petak bangunan yang luasnya hampir sama sudah tinggal bongkahan saja. Sama halnya di atas, tidak jauh dari papan informasi juga terdapat tumpukan bongkahan batu candi. Area candi Palgading pun tidak luas.
![]() |
Bangunan utama di situs candi Palgading |
Selain informasi pemugaran pada papan informasi, tidak ada lagi yang bisa aku dapatkan informasi lebih mendalam. Pada papan informasi menampilkan dokumentasi hasil pemugaran, dari awal sampai akhir seperti sekarang.
Aku mengelilingi candi Palgading, hanya sekadar melihat bebatuannya saja. Tempat ini memang tidak terlihat mencolok. Sehingga, ketika ada orang yang melintas bisa jadi tidak menyadari kalau melintasi area candi Palgading.
Cukup lama aku bersantai di sekitar candi Palgading. Melihat beberapa anak sedang asyik bersepeda akhir pekan. Kemudian berjalan meninggalkan candi Palgading. Menyenangkan, karena pagi ini aku kembali bersepeda di akhir pekan mencari destinasi wisata untuk blog.
Perjalanan pulang, aku tertarik melintasi rute yang berbeda. Tepat di area petakan sawah, kulihat ada jalan cor yang menarik dilintasi. Tanpa berpikir panjang, aku membelokkan sepeda ke jalan tersebut. Terlihat beberapa simbah sedang asyik duduk santai di bangunan dekat petakan sawah.
![]() |
Salah satu ruas jalan di Palgading |
Ternyata, di sisi kiri terdapat kolam-kolam ikan. Suasana lebih syahdu. Aku tertarik berhenti, mengambil kamera, lantas mengabadikan beberapa objek yang ada di sekitar sana. Ketika kulihat hasilnya, aku baru tersadar kalau lensa kameraku kotor.
Kuabadikan beberapa objek foto seperti area persawahan, simbah-simbah bersepeda yang melintas, jejeran pohon kelapa, laying-layang yang tersangkut di batang kelapa menjulang tinggi, hingga kabel-kabel listrik yang melintang.
Puas memotret beberapa objek, aku bergegas melanjutkan perjalanan. Di sebuah pertigaan, aku sengaja ambil belok kanan agar tidak melintasi jalur yang sama. Ternyata tempat yang kulintasi berdekatan dengan kuliner sate pak Bayu. Sayangnya pagi ini belum buka.
Aku terus mengayuh pedal kembali pulang. Sepertinya blusukan pagi ini berlangsung dengan cepat. Candi Palgading bisa menjadi opsi rute bersepeda dengan jarak terjangkau. Tidak ada tanjakan, dan lokasi dekat area kuliner. Harapannya, candi Palgading tetap terjaga dengan baik. *Sabtu; 02 Agustus 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar