Jalan-jalan ke Tambak Udang, Kaliwlingi, Brebes - Nasirullah Sitam

Jalan-jalan ke Tambak Udang, Kaliwlingi, Brebes

Share This
Seperti misiku tadi pagi (13 desember 2014), setelah sarapan Udang dan Kepiting, kami langsung istirahat sejenak. Seraya tidran diruang tamu, aku mendengarkan cerita dari sepupu Wandi kalau belakang rumah itu ada tambak Udang. Tepat pukul 07:45 wib, aku sudah mandi dan menggunakan batik untuk kondangan nanti langsung menuju tambak belakang rumah. 

Aku tidak sedirian, kali ini ditemani Ipin, Mbak Yani, dan Mbak Vita yang sudah diap dengan tongkat ajaibnya (tongsis). Bergegas kami menyusuri jalan setapak dan bertanah liat. Jelas saja, jalan ini membuat tanah-tanah menempel dialas sandal sehingga sandal kami tampak lebih tinggi dan lebih berat. Lupakan saja beratnya sandal, kan yang penting menuju tambak.

“Dimanapun tempatnya, jika pemandangan itu jarang kita lihat, maka keindahan itu pasti ada.” Ada yang setuju dengan perkataanku ini? Okelah, bagi mereka yang sudah biasa melihat tambak tentu berpikiran berbeda denganku. Tapi bagi mereka yang jarang melihatnya, tentu ada sudut-sudut tertentu yang menurutnya indah dan harus diabadikan. 

Kususuri jalanan kecil setapak diantara tambak disetiap sisinya, kemudian melewati sebuah gubuk kecil sebagai tempat rehat para penduduk setempat. Selain itu disisi lain aku dapat melihat tanaman Bakau yang tumbuh berjejer layaknya sebuah pagar dengan tinggi hampir sama, membuat warna menjadi lebih hijau. 

Dan tentunya sebuah jalanan kecil dari lumpur terlihat retak-retak mirip keramik dan disetiap sisinya potongan bambu dibalut dengan jaring-jaring halus berwarna biru muda. Ingat, kalau kita melewati jalanan ini tentu kaki akan sedikit terbenam oleh lumpurnya.
Jalan diantara tambak-tambak
Jalan diantara tambak-tambak
Jalan diantara tambak-tambak
Jalan diantara tambak-tambak
Disudut lain, setiap tambak tentu mempunyai tempat untuk mengisi/mengeluarkan air. Tampak batang bambu dibelah kemudian disusun rapi kemudian diikat menjadi satu setinggi satu meter ditancapkan disalahs atu sudut tambak. Sela-sela anyaman bambu  ini berfungsi untuk keluar masuknya air ke dalam tambak. 

Selain itu juga, sela-sela bambu tersebut juga sebagai saringan agar sampah tidak ikut masuk ke dalam tambak. Hanya terkumpul menjadi satu dan dengan mudah pemiliknya untuk membersihkan, kadang kala juga ada kepiting yang agak besar terjebak diantara jalan keluar masuknya air ke dalam tambak. Kalau seperti itu ya apesnya si Kepiting, dan beruntung bagi pemilik tambak.
Tempat keluar masuknya air
Tempat keluar masuknya air
Tempat keluar masuknya air ke dalam tambak
Pemandangan bagus lagi saat aku lebih jauh berjalan diantara tambak. Ada sedikit rerimbunan Hutan Bakau, dan kemudian diseberangnya banyak tambak lagi. Untuk menuju ke tambak lainnya tidak lagi dengan jalan setapak, melainkan dengan menitih pada satu batang Bambu agak besar dibawah kemudian tangan berpegangan pada Bambu lain yang diikat diatas. 

Nggak kebayang toh, kalau lagi musim hujan terus lewat jalan seperti ini. kalau lagi apes, bisa terpeleset jatuh (nggak doain loh). Jadi kudu lebih berhati-hati saat melewati pematang ini, aku pun melewatinya. Diantara jalan itu ada banyak bekas cangkang Kerang yang sudah mengelupas terkumpul disalah satu titik. Sepertinya warga setempat juga banyak yang mengambil Kerang, jadi kepikiran masa kecil dulu nyari kerang bareng-bareng. Badan belepotan kena lumpur heee.
Titian kaki dari batang bambu dan serakan cangkang kerang
Titian kaki dari batang bambu dan serakan cangkang kerang
Titian kaki dari batang bambu dan serakan cangkang kerang
Puas mengabadikan beberapa gambar di tambak Udang, aku melirik kearah teman-teman. Wealah, malah mereka pada heboh foto pakai tongkat ajaibnya. Bagus juga kalau mengabadikan mereka seperti ini. oya, ini bukan model ya, hanya pura-pura jadi model saja. Kayaknya nggak hanya aku yang menikmati main di tambak udang, teman yang lain juga kok. Ini loh buktinya.
Seperti inilah aksi teman-temanku
Seperti inilah aksi teman-temanku
Seperti inilah aksi teman-temanku
Sippp, misi menuju tambak Udang dan berfoto sudah selesai. Waktunya kembali kerumah dan persiapan untuk acara nikahnya Wandi. Selepas acaranya Wandi nanti kami ingin berkunjung ke tempat wisata yang dekat dari sini. Mumpung lagi keluar bareng, jadi memanfaatkan waktu sejenak berlibur kan nggak ada salahnya. Hemmm, masih mikir mau kemana nanti abis ini.
Baca juga postingan yang lainnya 

20 komentar:

  1. Selamat Tahun Baru 2015 ya. Semoga di tahun 2015 ini kita semuanya diberikan kemudahan dari Allah SWT dalam mencapai cita cita dan asa yang belum terealisasi di tahun sebelumnya. Amin Amin Ya Robbal Alamin

    BalasHapus
  2. OOo saya pertamax taa
    Iyesssssssssssss

    BalasHapus
  3. Brebes itu bukannya terkenal dengan TELUR ASIN nya?
    Saya banyak teman dari Brebes, Setiap kali pulang dari Brebes, di bagasinya banyak Telur Asin hihihihihi

    BalasHapus
  4. walah, sdh sampe di tambak udang aja nih, tapi kok gak ngeleiat sepedanya, hihihih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak, untuk kali ini sepedanya istirahat dulu dikos :-)

      Hapus
  5. “Dimanapun tempatnya, jika pemandangan itu jarang kita lihat, maka keindahan itu pasti ada" this quote is awesome
    btw selamat tahun baru...

    BalasHapus
  6. wah tongsisnya awas nyemplung ituh.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa, kalau nyemplung yang sudah ntar aku mas, disuruh turun ke tambak :-D

      Hapus
  7. Pulang nya bawa udang ngak ??? enak lho masak2 di gazebo tambak udang. aku perna waktu di semarang "-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pulangnya nggak bawa kang, tapi udah kenyang maemnya :-D

      Hapus
  8. wah kece amit mas bisa terbasan sampe tambak udang jng" mas rullah mau panen nih hehe bagi" ya mas aseekk hehe pizz...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau aku yang panen ntar diteriakin *malingggg haaaa

      Hapus

Pages