Ternyata Naik Sepeda itu tidak Dilirik Pengemis/Pengamen - Nasirullah Sitam

Ternyata Naik Sepeda itu tidak Dilirik Pengemis/Pengamen

Share This
Sering kita jumpai disetiap sudut tepian jalan lampu merah selalu ada segerombolan anak kecil, remaja, ataupun orang tua yang sedang mengemis/mengamen. Memang itu bukan kejadian yang aneh, karena sekarang pengemis/pengamen jalanan sudah marak disetiap sudut jalanan kota. Khususnya dikota-kota besar seperti Jakarta.
Kartun pengemis dijalanan
Kartun pengemis dijalanan (sumber)
Bagi aku pribadi yang berada di Jogja, hampir setiap hari melihat aktifitas mereka. Tentunya pada saat aku sedang terkena lampu merah saat sedang dijalan. Seperti biasa pengemis/pengamen jalanan tersebut mulai berjalan mendekati mobil/motor seraya memegang gelas dari bekas air mineral. Tangan mereka menengadah ke setiap jendela mobil atau mendekati para pesepda motor.

Antara sadar atau tidak, mereka (pengemis/pengamen jalanan) lebih suka mengulurkan tangannya kepada pengendara bermesin daripada ke pesepeda. Karena selama aku menaiki sepeda (sepeda onthel) belum pernah sekalipun mereka meminta recehan kepadaku. Apa mereka punya persyaratan yang khusus (SOP) dalam kegiatan mengemis ya?

Selama aku menaiki sepeda saat berangkat – pulang kerja, saat aku sedang ingin gowes keliling kota, atau saat sedang mengunjungi tempat teman naik sepeda; ketika berhenti dilampu merah, pasti tidak pernah dihampiri pengemis/pengamen jalanan. Jadi lumayan kan tidak perlu repot-repot membawa recehan.

Kalau kalian tidak percaya, kayaknya kalian harus mencoba menaiki sepeda dan berhenti dilampu merah tepat disamping mereka. Pasti mereka akan mengacuhkan kalian dan lebih tertarik untuk mengulurkan tempat koinnya dijendela-jendela mobil atau dihadapan para pesepeda motor. Tapi kalau sampai mereka mengulurkan tempat koinnya didepanmu (saat naik sepeda); mungkin mereka tahu disaku baju/celanamu ada uang kecil atau recehan.
Baca juga postingan lainnya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages