Sering kita jumpai disetiap sudut tepian jalan
lampu merah selalu ada segerombolan anak kecil, remaja, ataupun orang tua yang
sedang mengemis/mengamen. Memang itu bukan kejadian yang aneh, karena sekarang
pengemis/pengamen jalanan sudah marak disetiap sudut jalanan kota. Khususnya dikota-kota
besar seperti Jakarta.
![]() |
Kartun pengemis dijalanan (sumber) |
Bagi aku pribadi yang berada di Jogja, hampir
setiap hari melihat aktifitas mereka. Tentunya pada saat aku sedang terkena
lampu merah saat sedang dijalan. Seperti biasa pengemis/pengamen jalanan
tersebut mulai berjalan mendekati mobil/motor seraya memegang gelas dari bekas
air mineral. Tangan mereka menengadah ke setiap jendela mobil atau mendekati
para pesepda motor.
Antara sadar atau tidak, mereka
(pengemis/pengamen jalanan) lebih suka mengulurkan tangannya kepada pengendara
bermesin daripada ke pesepeda. Karena selama aku menaiki sepeda (sepeda onthel) belum pernah sekalipun
mereka meminta recehan kepadaku. Apa mereka punya persyaratan yang khusus (SOP)
dalam kegiatan mengemis ya?
Selama aku menaiki sepeda saat berangkat –
pulang kerja, saat aku sedang ingin gowes keliling kota, atau saat sedang
mengunjungi tempat teman naik sepeda; ketika berhenti dilampu merah, pasti
tidak pernah dihampiri pengemis/pengamen jalanan. Jadi lumayan kan tidak perlu repot-repot membawa
recehan.
Kalau kalian tidak percaya, kayaknya kalian
harus mencoba menaiki sepeda dan berhenti dilampu merah tepat disamping mereka.
Pasti mereka akan mengacuhkan kalian dan lebih tertarik untuk mengulurkan
tempat koinnya dijendela-jendela mobil atau dihadapan para pesepeda motor. Tapi
kalau sampai mereka mengulurkan tempat koinnya didepanmu (saat naik sepeda); mungkin
mereka tahu disaku baju/celanamu ada uang kecil atau recehan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar