Seminggu yang lalu, Sariman terlihat
merenung sendirian di dalam kamar. Ini bukan pemandangan yang biasa, sebab bisa
jadi ini kali pertama aku melihat Sariman tidak ceria. Raut wajah yang biasanya
selalu tersenyum walau bingung besok makan utang warung yang mana, atau bingung
milih gebetan yang mana harus diapeli dan lain sebagainya.
Ibarat sebuah tumbuhan, Sariman kali
ini mirip tumbuhan yang hidupnya nggak jelas. Mati segan, hidup tidak mau.
Melihat gelagat Sariman yang berubah, kami sebagai teman kos yang baik dan
selalu menghinanya pun keheranan. Ada apa gerangan dengannya, rasa solidaritas ini menyeruak untuk
menghiburnya.
Ilustrasi: Jika patah hati, seperti inikah? (sumber: www.imagesbuddy.com) |
“Kau kenapa, Man. Mukamu kusut kayak pakaian belum disetrika?” Tanya Pasaribu pagi ini.
Sariman menggeleng saja. Dia masih
termangu di dalam kamar.
“Nggak ada duit kau, Man? Ayo aku traktir makan,” Sahut Mius.
“Ada duit, bang. Kemarin baru dapat kiriman dari rumah,” Jawab Sariman pelan.
“Kau ada duit, mukamu masih aja melas. Kenapanya kau sekarang, Man? Kayak
orang berduka saja kau ini,” Cecar Pasaribu.
Sariman bergerak ke dekat pintu. Lalu
dia duduk bersandar ditembok. Diambilnya rokok yang tersimpan di dalam saku,
lantas menikmati sebatang rokok. Tetap saja, raut wajahnya tidak menunjukkan
semangat untuk hidup.
“Menurut abang, pacar yang kejam itu
seperti apa?”
Sejurus kami keheranan, ada apa
Sariman bertanya tentang hal seperti itu.
“Kalo aku sih pacar yang posesif. Terus galak, cemburuan, main pukul
kalau lagi ngambek,”
Jawab Mius merespon pertanyaan Sariman.
“Setuju sama Mius,” Ujar Pasaribu dan Tobing berbarengan.
“Kalo abang?”
Tanya Sariman kepadaku.
“Entahlah, Man. Selama aku pacaran, nggak ada sejarahnya pacar atau
mantanku yang kejam.”
“Memangnya pacarmu kejam, Man? Pacar yang mana?” Tanyaku balik.
Jelas saja aku bingung. Selama ini
aku nggak pernah tahu Sariman mempunyai pacar berapa, sedang PDKT sama siapa
saja, atau ditambah dengan LDR-an dengan orang mana saja.
“Kok jawaban kalian nggak ada yang paling kejam ya. Kalau hanya dipukul,
posesif, atau galak, semua yang pernah dekat sama aku hampir semua seperti
itu,” Sariman
curhat.
“Terus menurutmu pacar yang kejam kayak gimana, Man?” Pasaribu keheranan.
Sariman menghela nafas panjang,
melepaskan beban yang ada di dalam pikirannya. “Pacar yang kejam itu ya kayak pacarku, bang. Nggak bilang putus,
tiba-tiba ngasih undangan nikahannya sama orang lain,” Jawab Sariman seraya
memperlihatkan selembar kertas undangan berwarna jingga.
Huahaahahahaha, sontak kami yang ada
di dekat Sariman tertawa berbarengan.
“Kena karma kau, Man!!” Teriak Pasaribu terbahak-bahak.
“Mati kau, Man!!” Balas yang lainnya.
“Wehh, curhat malah diketawain! Mbok dihibur ngono loh!” Sariman geram.
Baru kali ini ada teman lagi berduka,
kami malah bahagia. Seperti itulah Sariman, dia selalu mempunyai cara untuk
menyenangkan hati teman kos. Salah satunya dengan melihat dia berduka karena
ditinggal pacar.
Baca juga cerita lainnya
Hahah tragis bener hidup sariman, ditinggal pacar buat nikah sama orang lain :D
BalasHapusTetap saja Sariman ikhlas kok :_D
Hapushahaha terlalu nih.
BalasHapusKan Sariman emang suka gitu :-D
Hapusmungkin baca onadnagn orang aj tuh di anggapnya pacarnya padahal kan bukan. :D
BalasHapushaha, sariman sariman, hidupmu begini amat yaaa :D
BalasHapusTapi Sariman tetap tersenyum kok akhirnya
Hapushahahaha yang sabar ya sariman anda belum beruntung :D
BalasHapusSemacam undian gitu ya haaaa
Hapushahaha sariman
BalasHapusgue jadi mikir,,,ini pacar sariman yang jahat atau kalian sih yang jahat wkwkkw.
BalasHapuseh tapi itu sumpah deh pacarnya jahat banget, gue kalo jadi sariman udah gue bejek-bejek tuh pacar gue heheh
Kami itu tidak jahat, hanya saja kami merasa bahagia dengan tragedi Sariman *eh
Hapus