Dukamu itu Berkah Kami, Man! - Nasirullah Sitam

Dukamu itu Berkah Kami, Man!

Share This
Seminggu yang lalu, Sariman terlihat merenung sendirian di dalam kamar. Ini bukan pemandangan yang biasa, sebab bisa jadi ini kali pertama aku melihat Sariman tidak ceria. Raut wajah yang biasanya selalu tersenyum walau bingung besok makan utang warung yang mana, atau bingung milih gebetan yang mana harus diapeli dan lain sebagainya.

Ibarat sebuah tumbuhan, Sariman kali ini mirip tumbuhan yang hidupnya nggak jelas. Mati segan, hidup tidak mau. Melihat gelagat Sariman yang berubah, kami sebagai teman kos yang baik dan selalu menghinanya pun keheranan. Ada apa gerangan dengannya,  rasa solidaritas ini menyeruak untuk menghiburnya.
Jika patah hati, seperti inikah?
Ilustrasi: Jika patah hati, seperti inikah? (sumber: www.imagesbuddy.com)
“Kau kenapa, Man. Mukamu kusut kayak pakaian belum disetrika?” Tanya Pasaribu pagi ini.

Sariman menggeleng saja. Dia masih termangu di dalam kamar.

“Nggak ada duit kau, Man? Ayo aku traktir makan,” Sahut Mius.

“Ada duit, bang. Kemarin baru dapat kiriman dari rumah,” Jawab Sariman pelan.

“Kau ada duit, mukamu masih aja melas. Kenapanya kau sekarang, Man? Kayak orang berduka saja kau ini,” Cecar Pasaribu.

Sariman bergerak ke dekat pintu. Lalu dia duduk bersandar ditembok. Diambilnya rokok yang tersimpan di dalam saku, lantas menikmati sebatang rokok. Tetap saja, raut wajahnya tidak menunjukkan semangat untuk hidup.

“Menurut abang, pacar yang kejam itu seperti apa?”

Sejurus kami keheranan, ada apa Sariman bertanya tentang hal seperti itu.

“Kalo aku sih pacar yang posesif. Terus galak, cemburuan, main pukul kalau lagi ngambek,” Jawab Mius merespon pertanyaan Sariman.

“Setuju sama Mius,” Ujar Pasaribu dan Tobing berbarengan.

“Kalo abang?” Tanya Sariman kepadaku.

“Entahlah, Man. Selama aku pacaran, nggak ada sejarahnya pacar atau mantanku yang kejam.”
“Memangnya pacarmu kejam, Man? Pacar yang mana?” Tanyaku balik.

Jelas saja aku bingung. Selama ini aku nggak pernah tahu Sariman mempunyai pacar berapa, sedang PDKT sama siapa saja, atau ditambah dengan LDR-an dengan orang mana saja.

“Kok jawaban kalian nggak ada yang paling kejam ya. Kalau hanya dipukul, posesif, atau galak, semua yang pernah dekat sama aku hampir semua seperti itu,” Sariman curhat.

“Terus menurutmu pacar yang kejam kayak gimana, Man?” Pasaribu keheranan.

Sariman menghela nafas panjang, melepaskan beban yang ada di dalam pikirannya. “Pacar yang kejam itu ya kayak pacarku, bang. Nggak bilang putus, tiba-tiba ngasih undangan nikahannya sama orang lain,” Jawab Sariman seraya memperlihatkan selembar kertas undangan berwarna jingga.
Huahaahahahaha, sontak kami yang ada di dekat Sariman tertawa berbarengan.

“Kena karma kau, Man!!” Teriak Pasaribu terbahak-bahak.

“Mati kau, Man!!” Balas yang lainnya.

“Wehh, curhat malah diketawain! Mbok dihibur ngono loh!” Sariman geram.

Baru kali ini ada teman lagi berduka, kami malah bahagia. Seperti itulah Sariman, dia selalu mempunyai cara untuk menyenangkan hati teman kos. Salah satunya dengan melihat dia berduka karena ditinggal pacar.
Baca juga cerita lainnya 

12 komentar:

  1. Hahah tragis bener hidup sariman, ditinggal pacar buat nikah sama orang lain :D

    BalasHapus
  2. mungkin baca onadnagn orang aj tuh di anggapnya pacarnya padahal kan bukan. :D

    BalasHapus
  3. haha, sariman sariman, hidupmu begini amat yaaa :D

    BalasHapus
  4. hahahaha yang sabar ya sariman anda belum beruntung :D

    BalasHapus
  5. gue jadi mikir,,,ini pacar sariman yang jahat atau kalian sih yang jahat wkwkkw.

    eh tapi itu sumpah deh pacarnya jahat banget, gue kalo jadi sariman udah gue bejek-bejek tuh pacar gue heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami itu tidak jahat, hanya saja kami merasa bahagia dengan tragedi Sariman *eh

      Hapus

Pages