Awal bulan Mei 2015, waktu aku
mengunjungi Kota Lama, Semarang, ada pemandangan yang menarik menurutku.
Stand-stand kios berdiri di samping taman dekat Gereja Bledug. Aku mendekati
untuk melihat stand apa yang ada di sana. Di depan terpajang sebuah spanduk
yang bertuliskan “Selamat Datang di Kampung Seni – Semarang; Padang Rani
(Paguyuban Pedagang Barang Seni). Selain itu terpampang juga kalau stand ini
dibuka tidak tiap hari. Hanya beberapa hari saja dalam satu minggu. Buka hanya
hari Jum’at s/d Minggu. Selain hari itu sepertinya kembali tutup dan
lorong-lorong tersebut beralih fungsi seperti biasanya menjadi jalanan.
Spanduk di salah satu jalan dekat Kota Lama |
Aku tertarik melewati sepanjang stand
yang tidak panjang. Tentu di sana berjualan pernak-pernik seperti barang antik
maupun lainnya. Tidak ketinggalan pula bebatuan; mungkin karena Batu Akik masih
sedang digandrungi oleh semua lapisan masyarakat. Pada stand pertama berisikan
bebatuan yang mengkilap. Aku hanya melihat-lihat saja tanpa merasa tertarik untuk
mencoba memiliki satu pun. Pada stand berikutnya berisikan benda lain seperti
guci, pot maupun keramik.
Pernak-pernik di setiap stand |
Aku berjalan menyusuri sepanjang
stand. Aku tertarik pada koleksi Mesin Ketik yang sudah usang. Ada banyak jenis
Mesin Ketik di sini. Dan seluruhnya sudah tidak bisa terpakai lagi. Warga
coklat dan terdapat karatan di beberapa sisi membuat barang usang ini menjadi
lebih indah. Cukup menarik bagiku, salah satu Mesin tulis yang pada jamannya
begitu penting. Saat kecil aku biasa mendengarkan suara khas mesin ketik saat
orang rumah sedang menulis surat. Aku pun berlalu, walau cukup lama berhenti di
depan mesin ketik tersebut.
Deretan Mesin Ketik kuno yang dipajang |
Perjalanan aku lanjutkan untuk
mengelilingi kompleks lainnya. Ada banyak tempat di Kota Lama yang cukup bagus
didokumentasikan. Di bagian belakang, ada sebuah mobil antik; namun aku
mengurungkan diri untuk mengabadikan karena berjejer para pengunjung untuk
berpose di samping mobil tersebut. Aku kembali menyusuri jalanan dengan
menikmati pemandangan Kota Lama, Semarang sebelum meninggalkan Semarang kembali
menuju Jogja.
Baca juga tulisan lainnya
banyak barang antik mas..
BalasHapusbebatuan juga ada ya.. :)
Iya mas, banyak bebatuan haaaa
HapusSeru nih kalo nyari barang antik bisa kesini, nice info kak
BalasHapusjgn lupa mampir ke blog alay aku ya kak di www.travellingaddict.com
Cuma di sini nggak ada mantan pacar yang antik loh *eh
Hapusbarang-barangnya pada antik yaaa :)
BalasHapusindonesia banget :)
Heeee, antik banget mbak
Hapusmas mesin tiknya itu loh udah ancur begituh. hehehhee
BalasHapuspokonya nilai seni ya mas.
mas belikan akik yang kuning. hehehe
Semakin ancur dan kusam semakin antik haaa
Hapussayang banget dulu saya pas kesemarang gak sempet mampir ke tempat ini,,, :(
BalasHapusKayaknya kode buat ke Semarang lagi :-D
Hapuswah keren nih, klo di jakarta mah ada juga kota tuanya, musium fatahilah. jaman pacaran sering main ke sana soalnya buat gw mainstream bgt pacaran di mall. (knp gw jadi curhat?)
BalasHapusmumpung lagi semarang, kapan2 mampir deh
Kalo pacaran di sini irit bro, bawa dua botol air mineral plus makanan kecil udah deh. Haaaaa
Hapusbanyak barang-barang antik'a :D
BalasHapusYapp, emang tempatnya :-D
HapusEman tempatnya di sini, mas heee
HapusDekat gereja blenduk ada Contemporary Art Gallery, udah pernah?
BalasHapusOh ya, 19-20 September ada festival kota lama, mas. Kali aja pengen ke Semarang lagi. Hehee.
Itu lokasinya tepat di belakang stand ini. Kemarin nggak masuk sih, karen akepagian ke sininya
HapusKalau lagi main ke Semarang sering juga datang ke pasar seperti ini kang
BalasHapusWah seru juga, kang :-D
Hapuskalau penggemar barang jadul .. pasti sudah meluncur kesini
BalasHapusdi bandung ada di daerah banceuy ... jual barang jadul, unik2 di daerah banceuy ... banyak celeb yang datang kesini
di semarang banyak celeb ga datang kesana ... :)
Wah ini kayaknya om salah satu pecinta barang seni juga ya :-D
Hapus