Tulisan-tulisan kemarin, khususnya
bulan Juli – Agustus 2015; aku pernah mengulas bagaimana rasanya terjebak di
Jepara selama 7 hari tidak bisa pulang karena cuaca buruk. Sampai akhirnya saat
aku di Karimunjawa, cuaca memang menggalau. Ombak besar yang menurut BMKG
rata-rata 3 meter menggulung di Utara Laut Jawa.
Imbasnya, banyak nelayan di Karimunjawa mengurungkan aktifitas melaut, bahkan kapal penyeberangan pun enggan berlayar. Mereka sangat tunduk dengan Syahbandar dan info dari BMKG, walaupun begitu; tidak sedikit kapal-kapal kayu (milik warga setempat) yang tetap berlayar Karimunjawa- Jepara dengan alasan tertentu.
Imbasnya, banyak nelayan di Karimunjawa mengurungkan aktifitas melaut, bahkan kapal penyeberangan pun enggan berlayar. Mereka sangat tunduk dengan Syahbandar dan info dari BMKG, walaupun begitu; tidak sedikit kapal-kapal kayu (milik warga setempat) yang tetap berlayar Karimunjawa- Jepara dengan alasan tertentu.
Sebagai anak pantai yang gagal
menjadi pelaut, aku sedikit belajar dari nelayan setempat. Ada banyak hal yang
mereka pelajari mengenai perubahan cuaca (kali ini lebih berkaitan dengan ombak
laut). Acapkali mereka ngobrol santai seraya merasakan hempasan angin. Tidak
lama kemudian salah satu di antaranya berguman “Sudah mulai kena angin timur. Ombak mulai besar,”. Angin timur
atau barat membuat Karimunjawa akan terkena hempasan ombak yang lumayan besar.
Tanda-tanda lainnya untuk mengetahui esok akan tenang ombak dan anginnya adalah dengan melihat fenomena pada hewan. Salah satunya adalah melihat Burung yang terbang di atas. Beruntungnya suatu pagi mendapatkan sekelompok burung tersebut berterbangan. Kalau orang Karimunjawa bilangnya “Burung Srigunting”, karena ekornya seperti sebuah Gunting yang siap memotong kertas.
Tanda-tanda lainnya untuk mengetahui esok akan tenang ombak dan anginnya adalah dengan melihat fenomena pada hewan. Salah satunya adalah melihat Burung yang terbang di atas. Beruntungnya suatu pagi mendapatkan sekelompok burung tersebut berterbangan. Kalau orang Karimunjawa bilangnya “Burung Srigunting”, karena ekornya seperti sebuah Gunting yang siap memotong kertas.
Sekelompok burung Srigunting terbang rendah |
Sekelompok Burung penanda angin ini
terbang rendah. Ini diasumsikan para warga setempat, angin masih tetap kencang.
Jadi saat angin kencang, maka ombak pun ikut besar. Jika burung-burng tersebut
terbang tinggi, maka hampir pada sepakat kalau cuaca esok sedikit lebih baik.
Sebenarnya lucu juga sih kalau melihat dari fenomena burung terbang ini, namun saat aku membaca beberapa tulisan, ternyata ada juga yang mengulas fenomena tersebut di portal BMKG. Aku pun kagum sendiri, ini artinya apa yang nelayan jadikan patokan untuk memprediksi cuaca esok sama persis dengan apa yang tertulis di portal BMKG.
Sebenarnya lucu juga sih kalau melihat dari fenomena burung terbang ini, namun saat aku membaca beberapa tulisan, ternyata ada juga yang mengulas fenomena tersebut di portal BMKG. Aku pun kagum sendiri, ini artinya apa yang nelayan jadikan patokan untuk memprediksi cuaca esok sama persis dengan apa yang tertulis di portal BMKG.
Puluhan Burung Srigunting ini terbang
rendah di atasku. Aku pun mengabadikan dengan kamera Pocket yang memang setia
kubawa selama di Karimunjawa. Seraya melihat burung-burung tersebut terbang
rendah, salah satu adek sepupuku pun berceletuk.
Sekelompok burung Srigunting terbang rendah |
“Nasibmu
kak, balik ke Jogjanya ditunda saja. Lihat itu Srigunting itu terbang rendah,
jadi kemungkinan besar esok angin kencang.”
Benar saja, esok harinya kapal tidak
berlayar dengan alasan ombak besar. Namun aku bisa menyeberang ke Semarang menaiki Pesawat Susi Air. Dari sini,
percaya atau tidak; ternyata cuaca pun dapat diprediksi dengan melihat kondisi
alam, perilaku hewan, ataupun lainnya yang tidak berkaitan dengan teknologi.
Berkumpul dengan para nelayan, kamu akan mendapatkan banyak ilmu yang tidak pernah kalian dapatkan selama sekolah. Cara mereka membaca perubahan cuaca melalui angin, hewan, ataupun lainnya membuat kamu geleng-geleng kepala.
Berkumpul dengan para nelayan, kamu akan mendapatkan banyak ilmu yang tidak pernah kalian dapatkan selama sekolah. Cara mereka membaca perubahan cuaca melalui angin, hewan, ataupun lainnya membuat kamu geleng-geleng kepala.
Baca juga tulisan lainnya
Wah burungnya keren gan :D
BalasHapusHeeee, dalam satu kelompok ada banyak banget loh, mas :-D
Hapusalam memberi tanda-tanda, seperti orang2 jaman dulu banyak berpatokan kepertanda alam untuk melakukan aktifitas
BalasHapusYa, alam memang membuat kita bisa belajar :-D
Hapusmemang orang dulu suka menggunakan fenoma alam untuk melihat cuaca, dari mulai bintang, bulan termasuk burung ini. hebat ya
BalasHapusIya, di sini juga. Kalo mancing dengan nelayan malam-malam, yang jadi patokan bintang :-D
HapusDuh, mau ke Karimunjawa belom kesampean.
BalasHapusNice info, Kak :)
Terima kasih hehehhehe,
HapusSemoga kesampean ke Karimunjawa-nya :-D
nice info, Mas ? alam sungguh hebat, sebenarnya mereka memberikan tanda sebelum terjadi suatu hal - klu mau hujan biasanya angin, suasana, suhu juga akan terasa beda suasana hati juga akan berbeda :D
BalasHapusAlam memang membuat kita bisa mempelajari banyak hal :-D
Hapuskeren yah, bisa memprediksi cuaca dengan melihat burung terbang
BalasHapusBener gan :-D
HapusMemang sih jika kita lebih mengenal kebiasaan makhluk lain disekitar kita itu juga sangat bermanfaat ya mas?
BalasHapushuh ilmu tuh perlu di jaga jangan sampai punah burung ekor guntingnya, biar bisa memprediksi cuaca mskipun tanpa kcanggihan tekhnologi :)
Benar mas, alam tak pernah berbohong :-)
Hapushebat ya hewan ini memiliki deteksi dini cuaca. bisa kalam bmg. hhahahah
BalasHapustapi aia juga sih binatang bisa jadi pertanda akan cuaca. dulu waktu mau meletus gunung galunggung kata orang tua banyak binatang yang bedatangan turun gunung. eh ternyata meletus gunungnya.
Kita memang harus belajar mengenal alam lebih jauh
Hapusbetul banget mas harus bersahabat dengn alam
HapusBenar mas, alam memang menjadi sahabat yang terbaik bagi manusia.
Hapusgak salah sih memprediksi cuaca dari burung
BalasHapussoalnya hewan suka tahu kalao mau ada bencana, kaya kalao gunung meletus pasti hewan-hewan pada turun gunung sebelum bencana terjadi
Benar hehehhehe, pelajaran buat kita untuk mengenal fenomena alam.
Hapusindah
BalasHapusTerima kasih :-)
HapusDi kampung saya para nelayan juga sering memprediksi cuaca berdasarkan prilaku burung ini mas.
BalasHapusTernyata sama juga yah :-D
Hapuswah hebat banget burungnya :D jadi terbantu masalah cuaca
BalasHapusBurung Srigunting memang bisa dijadikan untuk memprediksi cuaca kalau di apantai
Hapusgagal jadi pelaut, sekarang jadi Blogger
BalasHapusBlogger hanya hobi saja kok :-D
HapusBinatang memang paling Peka terhadap perubahan Cuaca,, saya belajar ini dari Pramuka loch :D
BalasHapusBenar mas, hewan lebih peka daripada kita :-)
Hapusjaman dulu alam memang sahabat terbaik manusia mas... tapi kini jadi musuh para antek pengeruk keserakahan mas....
BalasHapusDari alam kita dapat belajar banyak, dari hewan kita dapat belajar juga. Tapi sekarang, kita malah merusaknya :-(
Hapuswah keren...btw ada info untuk harga tiket & pemesanan Susi Air????
BalasHapusmaaf mas, utk info susi air sdh sy dapatkan dari blog mas sitam hehe
HapusHeeee, sama-sama, mas. Ayo main lagi ke Karimunjawa; tidur dirumah aja :-D
Hapus