“Salah satu cara yang tepat membuang rasa bosan adalah membaca buku.
Ketika kita terlelap asyik menikmati setiap alur cerita di buku bacaan, tanpa
disadari waktu akan berlalu dengan cepat, dan kita masih terus ingin membaca
buku sampai tuntas.”
Taman Baca di Alun-alun Jepara |
Aku tidak tahu pasti berapa panjang
jarak antara Perpustakaan Daerah Jepara
menuju Alun-alun Kota Jepara. Namun aku sudah terbiasa menyusurinya dengan
jalan kaki. Berbekal informasi dari mas Rois di Perpusda Jepara yang memberitahu
kalau Warung Baca di dekat Alun-alun buka, aku langsung bergegas ke sana. Terik
mentari siang membuatku bermandikan keringat, apalagi badanku tertutup dengan
jaket tebal berwarna hitam.
Sebenarnya ke Alun-alun Jepara bisa
menaiki Angkot, tapi aku memutuskan untuk jalan kaki saja. Tepat di Alun-alun
Jepara, sebuah tugu menjulang tinggi tepat di tengah jalan. Patung Garuda tepat
berada dipuncaknya. Dari sini disisi kanan adalah Pendopo Bupati dan Kantor
Bupati, sementara sisi kiriku adalah Masjid Agung Jepara. Aku menyusuri jalan
menuju arah Pecinan dan berhenti di pajangan majalah dinding yang berisi berita
dari media cetak yang dipasang tiap hari.
Kawasan di sekitar Alun-alun Jepara siang hari |
Menarik mengenai tempat ini, tak jauh
dari sini sebenarnya ada bekas bioskop Jepara. Bioskop Mutiara yang entah sudah
mati atau masih berjalan. Tak jauh dari sini pun banyak orang duduk santai
berbincang satu dengan lainnya. Aku menuju sebuah bangunan kecil yang
bertuliskan “Warung Baca Aloon-aloon Jepara”, di sini ada banyak koleksi buku
yang disediakan oleh pihak Perpusda Jepara. Di dalam bangunan tak besar ini
terlihat koleksi terjejer di rak yang menempel dinding sebelah barat. Sebagian
besar koleksi yang disediakan adalah buku cerita.
Sementara dinding lainnya didesain
model meja kursi yang merapat pada tiap dinding. Sebuah kipas angin membuat
dalam ruangan tak terlalu gerah, untungnya di sini juga terdapat slot colokan
listrik. Aku mengeluarkan charger hp dan mengisi baterai hp yang sudah mulai
berkurang. Tepat di samping pintu masuk, ada satu petugas dari Perpusda yang
menjaga Warung Baca ini secara bergiliran. Sebelumnya, aku masuk serta mengisi
buku tamu yang tersedia.
Koleksi yang tersusun di rak Warung Baca Alun-alun Jepara |
Bu Nilap, semoga saja tidak salah
namanya; beliau yang bertugas jaga pada hari sabtu ini. Aku berbincang banyak
dengan beliau, bahkan kita sama-sama lulus pada tahun 2006. Banyak teman bu
Nilap di SMEA adalah temanku, bahkan suami beliau pun bekerja di salah satu
tempat bersama temanku juga.
“Berapa banyak koleksi buku di sini, bu?”
“Duh berapa ya mas, hehheheh,” Bu Nilap tertawa.
“Sekitar seribuan eksemplar sepertinya, mas,” Ujar beliau lanjut.
Aku mengambil salah satu koleksi dan
membacanya. Oya, bangunan Warung Baca ini berdiri pada tahun 2008 dan sampai
sekarang masih berjalan dengan baik. Sebenarnya tak hanya Warung Baca saja, di sini
juga disediakan wifi; hanya saja dalam beberapa waktu sedang rusak. Semoga
pihak Perpusda dapat memperbaiki Wifi dan kembali dapat digunakan para
pengunjung.
“Kalau pas wifinya hidup banyak yang berkunjung, mas,” Terang Bu Nilap.
Ya kita tahu jika fasilitas Wifi
sudah menjadi kebutuhan primer para pengunjung. Seperti halnya Perpus Kota
Jogja; setiap pemustaka bisa mengakses wifi dengan meminta kupon untuk login
pada petugas. Cukup dengan menulis di buku, lalu pemustakan mendapatkan kupon
untuk menggunakan Wifi. Yang aku tahu, beberapa tahun lalu di sini malah free,
jadi kita bisa langsung login tanpa menggunakan password.
Selama kami berbincang, di dalam
Warung Baca hanya ada tiga orang; aku, Bu Nilap dan seorang pengunjung yang
asyik membaca Koran. Tak lama berselang
berdatangan empat siswi yang masuk ke sini. Sepertinya mereka sudah
terbiasa berkunjung, selesai antri menulis di buku tamu; mereka langsung
memilih koleksi yang ingin dibaca. Aku melirih salah satu koleksi bacaan yang
dibawa siswi tersebut, dia membaca sebuah buku cerita.
Para pengunjung Warung Baca Alun-alun Jepara |
Tak lebih satu jam aku membaca sebuah
novel terjemahan, aku pun menutup novel tersebut dan berpamitan ke Bu Nilap
untuk melanjutkan perjalanan. Sebelumnya, aku menuju Masjid Agung Jepara
menunaikan shoat dhuhur. Masih ada satu tempat lagi yang harus aku kunjungi
sesuai dengan catatan pada kertas. Seperti sebelumnya, niatku menuju tempat
tersebut tetap jalan kaki. Walau lokasinya lumayan jauh dijangkau dengan jalan
kaki, apalagi pada saat terik seperti ini.
Tuntas sudah rasa penasaran untuk
berkunjung ke Perpusda Jepara dan Warung Baca di Alun-alun Jepara, serta
menepati janji pada teman-teman di Jepara untuk berkunjung. Semoga Perpusda
Jepara terus mempunyai terobosan-terobosan lebih bagus dalam menggalakkan minat
baca di Jepara. Targetnya sudah jelas, anak-anak sekolah adalah ladang basah
yang dapat ditulari virus membaca. *Kunjungan
ke Warung Baca Jepara pada hari Sabtu, 13 Februari 2016.
Baca juga ulasan lainnya
Owalah tak kira warung makan yang ada fasilitas perpustakaannya mas, ternyata,,,,
BalasHapusHahaha,,,, mungkin kalau aku berkunjung kesitu banyak ngakses internetnya mas, memanfaatkan fasilitas wifinya,,, :-)
Keren - keren Aloon - aloon Jepara :-)
Hahahahah di sini yang kenyang informasinya mas, bukan perutnya :-D
HapusTempatnya bagus kang, sangat nyaman sekali untuk santai2 sambi baca2 buku.
BalasHapusKang itu teh perpustakaanya gratis apa bayar kang ?
Sangat beda jauh kang sama alun-alun di kota saya, belum sekeren dan sehebat alun-alun kota jepara ..
Serharusnya banyak tempat yang trategis bisa diberi seperti ini :-)
HapusWhaa iyaa emang waktu luang emang paling enak buat baca buku. Setujuuu..
BalasHapusKalau yang biasanya ada jelajah masjid, ini mas rullah jelajah perpus ya ceritanya hehee
Hahahahha, kalau jelajah masjid bingung buat ceritanya, mbak. Kalau perpustakaan kan kayak biasa aja ceritanya :-D
Hapuskoleksi buku warung baca alun-alun Jepara cukup menggoda untuk ikut membaca di warung baca itu ya...udahcukup lama nggak baca buku, kecuali nyari bahan artikel blog.
BalasHapusHeee, kalau saya malah baca buku pas lagi males nulis blog, kang :-D
HapusRumah bacanya memang tampak sederhana. Tapi yang lebih penting kan justru isi dalamnya ya Mas :hihi. Di antara ribuan buku itu pasti ada yang asyik untuk dibaca, ah saya jadi ikut penasaran juga, ingin baca beberapa koleksinya. Mudah-mudahan ada buku-buku sejarah lama yang bisa jadi sumber penelitian untuk kisah berikutnya :hihi.
BalasHapusTerima kasih buat rekomendasinya, Mas.
Kalo koleksi di sini tidak banyak, mas. Kalau di Jepara pengen yang tentang budaya dll ada lokasinya di Rumah Kartini.
Hapuswah keren y bikin ginian dl temen ngajakin buat giniah, papahnya yg minta buat tpi proyek terhenti mas hehe papahnya keburu meninggal.. kini lost contact sama temen itu jadi sedih keren dah... dunia tanpa membaca itu hampa....
BalasHapusSemoga ada kesempatan buat bikin lagi, mas :-)
HapusYg gini musti dibanyakin harusnya.
BalasHapusdan di tempat-tempat yang jauh dari keramaian kota harus dibuatkan :-)
HapusWarung Baca Aloon-aloon Jepara, berarti bacanya pelan-pelan ya gan! Heheheh
BalasHapushehehhehhe, sebenarnya itu Alun-alun hehhehheh
Hapusenak tuh ada wifinya juga, makin betah deh
BalasHapusBenar banget hehehheh
HapusJadi inget belum kesampean melaksanakan wisata pustaka di seputaran Bogor, hehehe. Dan biasanya di tempat2 kecil sperti warung baca ini suka terselip satu-dua buku langka lho ;)
BalasHapuscakep ni tempat. harusnya yang beginian dibanyakin di seluruh nusantara
BalasHapusSemoga di tiap tempat ada Taman Baca-nya :-)
HapusKalo denger alon2 jepara, otak gw langsung ke museum RA kartini hahaha
BalasHapusHahahahah, iya om. Satu komplek ini :-D
Hapuskalau wifi jalan = ramai
BalasHapusmungkin hanya numpang mau online sebentar terus baca2 buku .. mudah2-an sih begitu ya mas
Sekarang wifi memang sudah jadi fasilitas yang dicari, kang. Semoga banyak juga yang baca buku :-D
HapusKalo suatu daerah punya perpustakaan daerah seperti ini makin majulah anak negeri. Nanti tinggal menimbulkan minat baca.
BalasHapusMinat baca menjadi lebih tinggi kalau fasilitasnya ada :-D
Hapusdiriku bisa 3-4 kali seminggu ke perpustakaan, suasanannya enak buat baca dan mencari inspirasi
BalasHapusWooh rajin banget mas, keren. Aku seminggu aja kadang nggak ke sana :-D
Hapusaku bisa betah ga pulang2 kalo udh nemu tempat yg bisa baca sampe puas gini :).. di rumahku sendiri ada perpustakaan mini, soalnya memang penyuka buku :D.apalagi buku2 fiksi tentang misteri, wah, ga inget jam kalo udh baca gitu :)
BalasHapusKudu pulang mbak, ntar dicariin orang rumah kalo nggak pulang :-D
HapusMas tiap ke sini aku selalu terpana dengan template blog mu rapiiii
BalasHapusFotonya juga bening, huaaa donlod dimana ya template n pengaturannya
Makasih mbak, hehehehe. Ini template gratisan kok. Waktu itu adekku yang otak-atik template ini. Nanti coba asya tanyakan ya :-D
Hapusdulu saya sangat suka sekali membaca buku , tapi skrng sepertinya gk sempat ni ... karena keasyikan browsing terus di dunia maya /........:)
BalasHapusWahh, saya masih menyempatkan baca mas hehehhee
Hapus