“Sampai
kapan pun, kehadiran pasar tradisional tetap dibutuhkan. Pasar yang menjadi
perputaran uang tiap orang yang mencari rejeki di dalamnya. Tak hanya mereka
yang berjualan, tapi lebih dari itu. pasar tradisional menjadi tempat yang
menghasilkan uang bagi mereka yang berprofesi sebagai pengayuh becak, jasa
panggul, dan lainnya.”
Becak-becak di depan pasar Gede, Solo |
Kereta Api Prameks sebentar lagi tiba
dari arah Stasiun Tugu. Aku dan mas Iqbal masih menunggu Gallant di Stasiun
Lempuyangan. Hari ini kami bertiga menuju Solo untuk mengikuti Workshop yang
diadakan oleh Natgeo Indonesia. Tak berapa lama, Gallant sudah menghampiri
kami. Bergegas kami memasuki Rel B dan antri masuk gerbong. Akhir pekan ini tak
terlalu ramai penumpang. Kami bertiga sengaja berdiri sampai di Stasiun
Purwosari, lanjut jalan kaki menuju Omah Sinten Heritage Hotel & Resto yang
terletak di jalan Diponegoro, Ngarsopuro. Di sana kami sudah ditunggu oleh mas
Halim.
Di depan Omah Sinten Heritage Hotel
& Resto sudah ada banner acara yang kami kunjungi. Bergegas kami menuju
lantai dua untuk registrasi, dan mengikuti acaranya. Kali ini acaranya adalah
workshop tentang “Human Interest” dan
berlanjut Photo Hunting di Pasar
Gede, Solo. Kedua pemateri workshop kali ini adalah Yunaidi (Fotografer
National Geographic Indonesia) dan Firman Firdaus ( Editor Fotokita.net).
Banner di jalan menuju lantai dua |
Paparan dari mas Firman Firdaus (Editor Fotokita.net) |
“Kapan terakhir ke pasar tradisional?”
Sebuah pertanyaan terlontar dari
Yunaidi (Fotografer National Geographic Indonesia) kala kami bersua dengannya
di acara Workshop Natgeo di Solo akhir pekan kemarin. Ya, beragam jawaban
menanggapi pertanyaan tersebut. Sementara aku dengan pasti menjawab.
“Akhir pekan kemarin, aku sengaja menuju pasar Demangan.”
Lebih dari 1 jam kedua pemateri ini
menyampaikan materi bagaimana memotret di tempat umum, apa yang harus kita
lakukan, dan seperti apa kita harus berinteraksi. Usai pemaparan materi,
rombongan kami langsung diajak menuju Pasar Gede. Pasar ini terletak di jalan
Jenderal Sudirman arah ke Jalan Urip Sumoharjo. Berjejeran 25 becak yang
disediakan untuk menuju ke pasar, sementara sisanya mereka menaiki kendaraan
pribadi. Aku sendiri menaiki becak bersama dengan Mas Anno; salah satu blogger
senior yang ada di Jogja. Sampai di dalam pasar, kami menyebar mengabadikan
tiap momen yang menurut kami harus diabadikan. Untuk mengetahui sejarah Pasar
Gede; berikut aku cantumkan sejarah mengenai pasar Gede di Wikipedia.
Naik becak ke Pasar Gede, Solo |
Memasuki pintu gerbang Pasar Gede, di
sana sudah banyak hilir-mudik orang-orang yang ingin menuju ke dalam pasar.
Menjelang sore ini pasar sudah agak sepi, tapi tetap saja di dalamnya masih
riuh. Para penjual silih berganti menyapa kami dan menawari barang dagangannya.
Layaknya pasar lainnya, penjual mayoritas ibu-ibu pun tersenyum seraya
berbincang dengan calon pembeli. Di sinilah aku dapat melihat bagaimana
interaksi para pembeli dan penjual ketika terjadi tawar-menawar barang
dagangan. Benar-benar menyenangkan bisa menyaksikan momen seperti ini.
Sementara itu, rombongan kami sudah menyebar mencari bidikannya; aku masih berdiri
di jalan menuju lantai dua. Melihat sekelilingku yang ramai.
Berbagai barang yang di jual di dalam pasar Gede |
Kali ini aku tertarik mengabadikan
seberapa banyak anak-anak yang berada di pasar. Sebenarnya konsep acara kami
adalah bertemakan interaksi sosial; jadi sebisa mungkin kita harus memotret momen
yang pas ketika penjual dan pembeli saling menawar atau membayar dengan uang
tunai. Lantai satu didominasi para penjual sayuran. Tapi entahlah, dari awal
aku menuju ke sini, aku tertarik mengabadikan anak-anak yang ada di dalam
pasar. Bidikan pertamaku adalah seorang ibu yang menggendong bayinya dan
menyuapi makanan. Sambil mengitari tiap ruas kios, ibu ini senantiasa sabar
menyuapi anak kecil.
Momong anak di dalam pasar |
Menyusuri jalan menuju lantai dua,
aku masih mencari-cari suara anak yang ada di dalam pasar. Di sini aku bertemu
dengan dua anak kecil. Salah satunya sedang asyik menonton tv, dan satunya lagi
sedang bermain sepeda. Dia berbagi jalan dengan para pengunjung untuk menaiki
sepeda dan memutari beberapa blok kios. Lantai dua ini salah satu sudutnya
untuk warung makan, sementara di sudut lain adalah tempat berjualan ikan.
“Dimas, itu loh difoto mas-mas. Naik sepedanya dari arah sana saja,” Teriak seorang bapak yang melihatku
mengabadikan anaknya bersepeda.
Dimas naik sepeda, sementara temannya asyik nonton TV |
Kuabadikan beberapa kali tapi tak
pernah bagus, biarlah yang penting aku sudah mengabadikan. Sebelum meninggalkan
lantai dua, aku menuju bapak tadi dan menyalaminya. Dari sini aku tahu kalau
Dimas (anaknya) sedang berlatih naik sepeda. Kalau di jalan besar katanya takut
karena belum lancar.
Masih dilantai dua, tepatnya di
bagian ikan; aku melhat dua anak berlarian di antara lorong-lorong. Kuikuti
terus dia sampai di dekat tangga. Di tempat berjualan ikan ini sudah sepi, bisa
jadi ramainya di sini ketika masih pagi. Aku mengabadikan dua anak kecil yang
berlarian. Dia mengetahui kalau sedang aku potret, sejenak dia berhenti di
jalan turun dan berpose. Aku tertawa dan mengabadikannya, foto itu tidak aku
upload di sini karena aku ikutsertakan di dalam lomba.
“Aku sudah tidak takut difoto loh, mas,” Ujarnya ke arahku.
Dua anak yang sedang tadi berlarian di los pasar Gede lantai dua |
Aku tersenyum mendengar pengakuannya.
Ibunya berkata kalau awalnya dia takut difoto. Tapi sudah beberapa minggu ini
dia mulai berani dan malah senang saat difoto. Anak kecil cewek dan cowok ini
pun turun di temani kakaknya yang sudah lebih besar. Dia pulang ke rumah bareng
kakaknya.
Aku menuruni tangga lagi dan
berputar. Di sini sempat mengabadikan salah satu momen ibu dan anak cowok. Foto
tersebut salah satu yang terbaik menurutku dan kembali aku ikutsertakan lomba.
Selain itu aku juga mengabadikan anak-anak lainnya yan berada di los lantai
satu. Kedua anak ini sama-sama setia menunggu ibunya berjualan, dia tetap
tenang dan sabar ikut menemani ibu. Menikmati setiap waktu berada di sisi ibunya.
Menemani ibu di pasar |
Menjelang pukul 16.00WIB, aku dan mas
Anno lebih dulu balik ke Omah Sinten Heritage Hotel & Resto. Di sini kami
memilih tiga foto yang diikutsertakan pada lomba, selain itu juga diumumkan
pemenang lomba Instagram. Ups, selamat untuk mas Halim (yang punya kawasan
Pasar Gede, Solo) berhasil memenangkan lomba tersebut. Selesai acara kami tak
langsung bubar, rombongan Travel Blogger Jogja berfoto bareng kedua pemateri.
Di foto ini minums mas Halim, karena dia asyik ngobrol dengan temannya di
depan.
Foto bareng travel blogger dan kedua pemateri dari Natgeo Indonesia & Fotokita.net (Sumber: Mas Iqbal Kautsar) |
Malam minggu ini kami habiskan untuk perjalanan
pulang. Sebelumnya, rombongan kami dari Jogja sengaja menikmati makan malam
bersama Mas Halim. Kami menyusuri jalanan berjalan kaki. Makan malam bareng,
menelpon taksi; mengantarkan mas Halim pulang dulu, dan lanjut ke Terminal
Tirtonadi. Sesampai di sini, kami langsung naik bus arah ke Jogja. Pukul
22.45WIB, aku sudah sampai kos (Jogja). Terima kasih atas kebersamaannya
teman-teman Travel Jogja dan juga untuk Mas Halim di Solo. *Foto-foto anak yang kuabadikan di Pasar Gede pada hari Sabtu; 30 April
2016 (di acara Photo Hunting bersama National Geographic Indonesia &
Fotokita.net) mendapatkan ijin dari pihak yang terkait untuk aku abadikan.
Baca juga tulisan lainnya
waah penasaran sama foto yang nggak di post :D
BalasHapuspasti aturannya gak boleh di post di medsos lain dlu ya ?
Ahaha lucu banget
"aku sudah tidak takut di foto lhoh mas"
Lugu sekaliii :D
Benar banget hahahahha.
HapusYa, anak kecil itu emang lugu; jadi seru saja kalau berbincang dengannya.
gimana sih mas, biar tahu ada event keren seperti ini, saya pengen banget bisa belajar motret HI, eh itu ada suhu Annosmile juga ya?
BalasHapusMinggu kemarin nggak sengaja teman (mas Iqbal) ngirim link acara ini di grup WA, mas. Jadi kami sepakat ikut. Insyaallah kalau ada acara yang seperti ini dan saya tahu nanti kami kabari, :-)
HapusIya saya ketemu kedua kalinya dengan mas Anno hehehheh
intinya memotret di pasar itu susah :(
BalasHapusTapi kamu berhasil dapat banyak poto kan? :-D
Hapusfoto di pasar gede yang bersejarah .. kayaknya keren kalau dapat yang bernuansa jadul ... tapi ga gampang ya .. :D
BalasHapusBenar kang, tapi susah banget dapatnya ahhahaha.
HapusKeren emm, foto-fotonya keren banget kang, tapi pasanya juga tidak kalah keren soalnya pasarnya bersih banget kang :D
BalasHapusBenar kang, pasarnya bersih :-D
HapusNgiri banget dengan hasil jepretannya.! Cakep cakep banget, kameranya tuh pasti yang muantep yang didukung dengan profesionalnya yang megang.!
BalasHapusDuh ini juga yang penting mengabadikan mas hehehhehe, bahkan kamera hp pun sekarangs udah banyak yang bagus-bagus :-D
HapusMasak sih mas pakai hp.! Tak percaya sku bisa sebagus itu mas hasilnya he he hr
HapusIni pakai mirroless mas, tapi ada beberapa teman pake kamera hp yang juga hasilnya bagus kok.
HapusHmmm belum terlalu ahli nih kang kalau masalah memotret tapi kalau masalah potret asal asal jepret saya mah bisa, ahi hi hi.
BalasHapusSaya juga asal jepret kang hahahaha
HapusIiiih seru yah...
BalasHapusAnyway serius jalan kaki pws - omah sinten??? Wkwkwkwk warbiyasakkk kalian. 😂😂😂
Iya hahahaha, sengaja pengen jalan kaki biar lebih terasa hahahahha.
HapusIhwaw ternyata jalan kaki toh kalian. Warbiyasak. Kalo jalan kaki sebenarnya malah deketan dari balapan.
BalasHapusItu kenapa aku ada dipoto tp gak ada di cerita ya
Kami kan pecinta jalan kaki, namanya juga olahraga hahahaha. Kalau mau diceritain wani piro? :-D
Hapuskeren - keren euy hasil ngajepretna,,, wah itu pasti yang kumpulnya photografher handal yah mas,,, ehehe :D
BalasHapusSebagian besar memang fotografer, sementara aku hanya ngikut aja kakakakakak
Hapusekpresi anak kecil emg menarik untuk dipotret maklum belum banyak dosa hehehe..
BalasHapusaku sendiri kalo lg jalan emg seneng sih merhatiin anak kecil :D
Heee ini sengaja ambil tema anak-anak di pasar mas, :-D
HapusItu anak-anak yang di potret pada tahu ga klo mereka sedang di foto mas ? :D gaya apa aja itu yh :)
BalasHapusHanpir semuanya tahu, keculai yang disuapin (kalo yang disuapin itu ibu yang nyuapin tahu kalau kufoto).
Hapusjujur sih aku males kalo ke pasar tradisional yg masih belum terawat.. tapi nth kenapa kalo lg mudik ke solo, mau2 aja sih mas ke pasar gede :D.. tapi ttp males kalo masuk ke los ikan ;p .. jd cuma bagian sayur dan bumbu2 aja.. wangi soalnya ;)
BalasHapusKalo aku udah kebal dengan bau ikan, mbak hahhahahha
HapusPaling enak blusukan dan hunting di pasar tradisonal, dan tentunya banyak momen yang unik dan menarik, bahkan kta sendiri harus jeli melihat dan memamnkn lensanya kamera saat di blusukan seperti itu.
BalasHapusHehehehhe, ternyta susah motret momen di pasar, kang :-D
Hapusfoto terakhir sudah pada lelah semua ya xixixixi
BalasHapusnext jalan-jalan bareng kemana nih???
Lelah tapi menyenangkan ahhahahhah
Hapuskayanya seru tuh memotret di dalam pasar tradisional
BalasHapusSeru banget pokoknya
HapusGw kalo objek nya terlalu cepat bergerak macam aktifitas pasar pasti nyerah coz ribet hahaha
BalasHapusDi belakang pasar gede ada timlo enak lho hahahaha #MakananMulu
Heheheehehe, iya kalau malam buka, tapi kami nggak mampir ke sana, om :-(
Hapusacaranya seru yaah.. peserta workshopnya berapa orang sih?
BalasHapusPesertanya dibatasi 100 orang, mas
HapusSerulah hunting bareng kalian di Pasar Gede. Tahulah siapa yang punya kawasan Pasar Gede #ngakakbacaini. Beneran senang bisa ngenalin pasar kebanggaan wong Solo ke orang di luar Solo. Ditunggu kedatangannya di Solo lagi, kak Sitam ;-)
BalasHapusHahahahhah, minimal udah tahu sedikit tentang Solo, dulu ke sana pas sepedaan gak bisa menikmati ehhehheheh. Siapppp laksanakan :-D
HapusMas, kalau ada acara ginian lagi di Jogja kabar-kabari saya ya. Wah bener-bener asyik bisa dapat materi dari NatGeo dan fotokita.net. Oh iya, kalau hunting human interest gitu di Pasar, kita perlu ijin ke Obyek atau candid saja Mas..
BalasHapusSiap dikabari hahahahhah; sebenarnya kalau hunting tetap ada etikanya, minimal mereka tahu kalau dia kita potret. Tapi kalo candid sih tak masalah karena ini di tempat umum. tergantung juga tujuan kita untuk apa.
HapusWajahku kok kayak bocah juga ya mas Sitam.. wkwkw..
BalasHapusBagus foto-fotonya..
Hhahahaha, bisa jadi yang ikut terfoto itu dek Dafa :-D
Hapuswah acaranya rame ya ams... semoga ilmu"nya makin berkah mas mantap....
BalasHapusAmin mas, semoga bisa lebih bagus hasilnya :-D
Hapusmaen kesini lagi mas Sitam, sekarang pasar Gede banyak lampionnya :D
BalasHapusBesok-besok mas kalaua da waktu ehheheh
Hapus