Segelas es Siwalan |
Waktu berkunjung di desa Sendang Duwur Paciran usai. Kami melanjutkan perjalanan ke destinasi yang lain. Seperti rencana awal, sebelum meninggalkan Paciran, kami harus berhenti menikmati Es Siwalan. Sepanjang perjalanan, deretan warung Es Siwalan menggoda.
Aku belum pernah minum Es Siwalan. Pernah sekali menikmati buah Siwalan waktu main ke Lasem. Saat itu ada teman yang membawa satu plastik. Aku mengupas kulit tipis dan memakannya. Rasanya mirip dengan kelapa muda.
Tiap sisi jalan pohon Siwalan/Lontar menjulang tinggi. Mungkin karena ini pula yang membuat warga di Paciran dan sekitarnya membuka warung. Dua warung awal yang kami singgahi kehabisan stok minuman.
Pohon Siwalan Lontar di kebun warga |
“Semoga warung di depan masih ada es Siwalannya,” Ujar mas Zamroni yang mengantarkan kami selama di Paciran.
Beruntung di warung yang ketiga, es Siwalannya masih ada. Bergegas kami turun dan memesan. Sambil menunggu pesanan dibuat, kami sibuk dengan gawai masing-masing. Selain itu, sebagian teman asyik melakukan siaran langsung di Instagram.
Warung Es Siwalan di pinggir jalan |
Kami bersabar menunggu antrean. Sudah ada dua rombongan mobil, mereka lebih dulu singgah. Sembari menunggu antrean, aku mengabadikan ibu yang membuat Es Siwalan. Agar rasanya manis, minuman ini dicampur dengan madu.
Tiga temanku lainnya malah sibuk membuat vlog. Aji, Alid, dan Hanif beraksi di depan kamera mirroles. Mereka mulai membuat konten, mungkin konten ini tayang di salah satu chanel youtube.
Tingkah ketiganya membuat rombongan lain tertawa. Sedari awal kami main bersama, mereka memang melakukan hal yang sama. Aku teringat bagaimana saat mereka mengambil video di Candi Brahu Trowulan, atau kala kuliner sambel wader di Mojokerto. Polah mereka memang ramai.
Menyempatkan ngevlog bersama teman |
Cairan madu yang di dalam ember besar menarik perhatian lebah. Puluhan hewan pengisap madu ini hinggap di ujung wadah madu. Sepertinya mereka tersebut tidak terusik oleh gayung milik penjual yang mengambil madu dan menyiramkan ke dalam gelas.
Aku tertarik dengan es Siwalan. Sedari dulu ingin mencoba, tapi semuanya sekadar wacana. Di Jogja, aku pernah lihat orang jualan es Siwalan di dekat Stadion Mandala Krida. Di Jepara ada yang jualan di dekat Jembatan Kanal.
Para pemilik warung berjualan dari pagi sampai sore. Mereka tidak mencari buahnya, namun ada warga setempat yang sudah mengantarkan stok. Para menyetok mendatangi tiap warung, dan mengantarkan sesuai permintaan.
Penjual Es Siwalan sedang melayani pesanan |
Warung yang aku singgahi tiap harinya mendapatkan jatah 30 tandan. Satu tandan dibeli dari warga seharga 15000 rupiah. Rata-rata dalam satu tandan berisi 10 sampai 12 buah.
“Satu gelas butuh berapa buah, bu?”
“Satu buah mas,” Jawab beliau sembari membuatkan es pesanan kami.
Jika dihitung secara kasar, dalam satu hari warung ini menjual 300 gelas es Siwalan. Tentu penjualan ini bisa naik dan turun, tergantung cuaca.
Minuman yang kami pesan sudah di meja. Kami berebut mengambil gelas. Cuaca siang yang cerah membuat tenggorokan ini berharap teraliri minuman dingin. Satu tegukan besar kuminum es Siwalan. Rasanya seperti air kelapa muda dicampur dengan madu.
Segarnya Es Siwalan kala siang hari |
Pantas jika digandrungi para pembeli saat cuaca terik. Memang segar meneguk es Siwalan saat siang hari. Terus terang, di sini aku memesan dua gelas es. Tidak hanya aku, teman-teman yang lain juga ada yang pesan dua.
“Segar!!” Teriak teman dari samping.
Tidak hanya minum es. Kami di sini juga memesan rujak. Seporsi rujak berisi kedondong, papaya, mangga, timun, dan terong. Aku baru tahu kalau terong juga bisa dirujak. Rasanya agak aneh di lidah, tapi memang enak.
“Terong bisa dirujak toh,” Celetukku.
Seporsi rujak dinikmati bersama-sama |
Bagi sebagian orang terong ungu dirujak itu hal biasa, namun tidak bagiku. Lama-lama lidah ini makin terbiasa menyantap terong. Makannya rujak pedas, minumnya es Siwalan. Kombinasi yang pas kala siang.
Harga es Siwalan tidaklah mahal. Satu gelas dihargai 6000 rupiah. Untuk rujaknya, satu porsi harganya 7000 rupiah. Tuntas sudah rasa penasaran es Siwalan, akhirnya aku mencicipi juga. Sepertinya bakal ketagihan dan mencari saat bersepeda di Jogja.
Teman yang bertugas sebagai bendahara membayar, setelah itu kami meninggalkan Paciran. Rencananya, kami akan menuju Tuban dan menikmati waktu sore di sekitaran Kelenteng Kwang Sing Bio. Menurut literatur, kelenteng ini salah satu yang terbesar di Indonesia. *Paciran; Sabtu 23 Desember 2017.
Siwalan itu kayak kolang-kaling tapi besar ya mas. Di Jogja kira2 ada yang jual g ya, jadi pengen nyicip.
BalasHapusnah iya, siwalan tuh yang kaya gimana mas? Baca dari awal sampe akhir sampe diulang lagi sha gatauu hahaha cuma pohonnya dan dicampur madu??
HapusSeru emang ya kalo liat mas hannif sama mas aji kalo lagi barengan :D
Siwalan lebih besar mas. Di Jogja ada di sekitaran jalan Timoho.
HapusTeh Vanisa; emm besar kok buahnya ahhahahah
HapusPenasaran juga. Tapi lumayan punya sedikit gambaran sih, setelah baca tulisan ini.
BalasHapusKemarin baru sempet liat vlog e Mas Aji yang makan sambel wader mas. Tak kira itu dewean, ternyata bareng-bareng ber4 to? Hehe...
Penasaran sama buah Siwalan? Hhahahah
Hapuswah di kupang, banyak banget pohon siwalan
BalasHapustapi aku belum pernah liat ada yang jualan es siwalan
Enak diminum pas panas-panas mas :-)
HapusSiwalan ini buah pohon lontar kan? Kalau di NTT dijadikan moke (minuman tradsional beralkohol) yang melewati proses penadahan nira lantas disuling. Bisa dibaca di blog travel saya hahaha bukan promosi, tapi dari pada saya jelaskan panjang lebar nanti dikeplak. Nah, saya baru tahu soal minuman ini yang dicampur madu begitu. Astaga ... jadi ngiler qiqiqi. Andai ada tata cara pengolahannya, mungkin bisa dibagi di blog, jadi bisa saya share supaya orang NTT juga tahu bahwa tidak selamanya harus menjadi moke, tapi bisa juga jadi minuman segala usia kan hehehe.
BalasHapusPostingan ini mengingatkan saya pada satu keinginan zaman dulu: naik delman/andong di Jogja. Dan ketika terwujud ... saya teriak-teriak kayak orang kesurupan saking hepinya hahaha. Katrok memang hahaha.
Iya mbak, ini Lontar. Hahahahha, jadi mau bikin minuman alkohol *eh :-D
HapusPsstttt kalau direbus terus disuling kan jadi moke tuh. Nah kalau hasil sulingannya direbus dan disuling lagi, jadinya moke bakar menyala :D hahaha.
HapusBocoran ini perlu dicoba *eh hahahahahhaha
HapusEaaaa :D wkwkwkwkw. Jangan dicoba nanti mabuk dirimu :p
HapusDuh bikin mabuk ya gak jadi ahahahhaha
HapusHwakakakak jelas mabuk, dia kan beralkohol, Nas. Ada itu saya pernah nulis proses pembuatannya yang super sederhana di Kampung Sabu.
HapusWaini ditunggu tulisannya kakakkakak
HapusAmpas esnya tu ya kaya degan gitu mas? diserut? sekilas malah kaya susu putih. Kalau aku paling habis 3 gelas ahaha
BalasHapusBetul banget. Enak loh mbak kalau pas siang njuk panas
Hapusblom pernah nyobasih
BalasHapuskayaknya di tempat aku ngga ada pohon ginian
yg ada aren
murah juga seharga es tebu
Sama enaknya mas :-)
Hapussiwalan itu ternyata nama lain lontar ya ... belum pernah nyoba .. dasar siwalan :)
BalasHapusIya kang, duh siwalan beneran kok hahahahahah
Hapusbaru tau ttg buah siwalan ini. jd mirip kelapa muda rasanya yaaa. pas ke jogja trakhir aku dan suami malah nyariin semacm cendol hitam gitu di sepanjang jalan solo jogja. berarti next ke jogja, hrs cari es siwalan ini :D
BalasHapusSiwalan nggak sebanyak dawt mbak. Kalau dawet di sepanjang jalan dekat candi Prambanan ada banyak
HapusSiwalan ini lontar ya?
BalasHapusKayaknya enak juga hahaha
Segar apalagi di siang hari yang panas
Iya daeng, ada yang bilang Lontar atau Tal. Buahnya enak dibuah es, daunnya dulu dibuat untuk menulis
HapusDuh bener-bener bikin pengen es siwalannya, seger banget rasanya
BalasHapusSeger banget loh mas kalau pas siang hari
HapusJadi ini ceritanya minum es siwalan setahun yg lalu dan baru ditulis setahun berikutnya? Untung masih inget rasanya mas. Hihi
BalasHapusTulisan saya jarang ada yang langsung bulan itu juga karena sengaja dijadwalkan. Jadi tidak mikir deadline
HapusDaerah Mojokerto, penjual siwalan disebelah mana ya
BalasHapusWaduh ini yang saya tidak tahu, semoga dapat infonya
Hapus