Sekadar tahu kedai kopi Kolega buka di sekitaran Jalan Mangkubumi itu sudah cukup lama. Hanya saja belum ada waktu singgah. Hingga akhirnya akhir bulan Desember aku mengunjungi kedai tersebut bersama kawan.
Saat itu kami ingin istirahat selepas bersepeda menyusuri selokan Mataram sampai ke arah Tempel. Pada waktu tertentu, khususnya pagi pukul 07.00 WIB – 10.00 WIB di kedai kopi Kolega ada happy hour khusus minuman tertentu. Antara lain Americano, Cappuccino, Latte, dan Es Pisu.
Kunjungan kali ini tidak membawa kamera, sehingga aku hanya sekadar menikmati es pisu di teras seraya melihat keramaian jalanan. Biasanya jalanan sekitaran Tugu Jogja ramai para pesepeda. Terlebih jarak kedainya sekitar 50 meter dari Tugu Jogja.
Di kunjungan kedua, aku sudah menyiapkan kamera. Hari pertama di tahun 2020, aku sudah bersantai di Tugu Jogja. Berbincang dengan kawan, lantas menuntun sepeda ke Kedai Kopi Kolega. Sudah ada beberapa pesepeda yang bersantai.
Teras Kolega Coffee and Friends |
Satu barista dibantu pramusaji sibuk. Satu lagi juru masak sibuk di dapur. Masih cukup pagi, Kolega Kopi sudah ramai pengunjung. Bisa jadi karena kedai kopi ini buka pagi. Seingatku di Jogja sangat jarang ada kedai kopi buka pukul 07.00 WIB.
Sapaan barista kubalas, lalu memesan minuman seperti seminggu yang lalu. Es Pisu, minuman es kopi susu yang menjadi salah satu andalan di sini. Seingatku minuman ini menggunakan gula aren dan one shot untuk espresso-nya.
Jika seminggu yang lalu penyajian menggunakan gelas kaca. Hari ini aku mendapatkan gelas plastik. Kulirik pengunjung yang lainnya, mereka juga menggunakan gelas plastik. Aku menuju teras, lagi-lagi hanya duduk santai sambil menyesap es kopi sembari melihat pesepeda berlalu-lalang.
Aku meminta izin berkeliling kedai kopi. Di lantai satu, meja-meja kecil tertata berderetan berkombinasi dengan kursi panjang yang melekat di dinding. Di bawah kursi terdapat stop kontak.
Kombinasi meja bulat dan beberapa kursi malah tampat di depan kasir. Meja yang sama digunakan para pengunjung duduk di teras. Ada juga kursi agak tinggi yang menghadap langsung ke meja barista.
Ruangan dalam Kedai Kopi Kolega Mangkubumi |
Di belakang, arah menuju kamar mandi ataupun naik ke lantai dua, ada meja besar dengan kursi sofa. Tempat ini sudah dipenuhi sekumpulan pengunjung. Empat pemuda ini asyik menyesap kopi dengan sajian kudapan.
Biji kopi tidak banyak terpajang di meja barista. Aku melihat tumpukan buku kecil bersampul. Buku tersebut adalah daftar menu yang disediakan oleh Kolega Kopi. Ada banyak menu yang tertera, aku fokus pada minuman kopi.
Berbagai menu minuman kopi berkisar dari 15.000 – 30.000 rupiah. Seperti yang kuterangkan di awal, ada minuman murah hanya 10.000 rupiah berlaku untuk minuman tertentu dan waktu tertentu.
Enaknya lagi, minuman nonkopi juga beragam. Seingatku, pagi ini sudah ada lebih dari tiga orang memesan teh tubruk. Minuman ini khusus bagi orang-orang yang belum familiar dengan minuman kopi. Cukup laris juga teh tubruknya.
Daftar Menu dan Harga Kopi di Kedai Kolega |
Kesibukan kebali tampak di meja barista. Beberapa pengunjung pesepeda berdatangan. Mas Hilman yang dibantu pramusaji dan juru masak melayani tiap pembeli. Di sela-sela kesibukan, Mas Hilman selaku barista masih memberbolehkanku untuk bertanya-tanya.
Sejak buka di jalan Mangkubumi, Kolega Kopi cukup ramai pengunjung. Mereka yang datang cukup beragam. Untuk tamu kunjungan pagi hingga siang, rata-rata adalah pesepeda. Ini juga faktor pemilik kedai merupakan pesepeda.
Siang hingga sore tidak banyak perbedaan. Pengunjung yang datang biasanya wisatawan yang bermain ke Tugu Jogja, lalu menyempatkan istirahat dan mengopi di Kolega Coffee. Kedai kembali melejit ramai menjelang malam.
“Pukul 21.00 WIB itu malah ramai-ramainya, mas. Padahal pukul 23.00 WIB kedai sudah tutup,” Terang Mas Hilman.
Siklus kunjungan kedai kopi hampir mirip. Rata-rata selepas asyar atau usai magrib pengunjung bertambah. Bisa jadi kunjungan di Kolega Coffee yang ramai pukul 21.00 WIB karena lokasinya hanya sepelemparan batu dari Tugu Jogja. Tempat yang tidak pernah sepi dari wisatawan.
Membuat pesanan pengunjung kedai kopi |
Pun dengan minuman yang paling banyak dibeli. Es Pisu menjadi terdepan. Dalam sehari lebih dari 30 gelas. Untuk minuman yang lainnya cukup beragam. Hanya saja, minuman kopi manual seduh tidak signifikan peminatnya.
Anak tangga menuju lantai dua menarik perhatianku. Di tiap dinding terdapat mural bercorak cerah. Aku meniti hingga di lantai dua. Pagi ini belum ada satupun pengunjung yang duduk di sini. Aku jadi tebersit untuk sesekali meluangkan waktu akhir pekan menulis artikel di sini.
Seperti yang diutarakan Mas Hilman, Kolega Coffee lebih banyak dikunjungi wisatawan ataupun orang-orang pesepeda. Pernah ada beberapa kali orang yang niat bekerja dan menepi di lantai dua, tapi tidak sering.
Menurutku tempat di lantai dua cukup nyaman untuk bersantai. Khususnya lagi bagi para pekerja lepas yang ingin mengerjakan suatu pekerjaan. Tempat ini bisa menjadi opsi saat kalian berada di tengah kota Jogja.
Lantai dua kedai kopi kolega nyaman untuk bekerja |
Tidak perlu bingung saat lapar. Di Kolega Coffee juga menyediakan makanan berat maupun kudapan. Sengingatku, tadi ada pengunjung yang memesan singkong goreng. Bagi yang ingin salat, di tempat ini juga tersedia musola.
Ingat dengan Kolega Coffee yang ada di Gedongkuning menyatu dengan tempat penjualan Dagadu? Pun di Mangkubumi. Rukonya berdekatan. Bahkan dari lantai dua ada pintu yang bisa langsung masuk ke Dagadu.
Kulirik bagian dalam Dagadu, dinding yang terbuat dari kaca menampakkan kesibukan petugas yang berjaga menjelang toko Dagadu dibuka. Berbagai kaus dengan gambar beragam bias dibeli dan dijadikan buah tangan untuk kolega di rumah.
Aku sendiri mempunyai dua koleksi kaus Dagadu. Waktu itu mendapatkan voucher dalam acara Dagadu Raceplorer. Sebuah agenda yang menggabungkan bersepeda, bermain teka-teki, serta kunjungan ke destinasi-destinasi wisata di seputaran Jogja untuk menuntaskan misi tertentu.
Selain kaus Dagadu, aku juga mempunyai koleksi kaus DGD. Brand terbaru dari Dagadu yang diresmikan akhir 2016 di Lippo Plaza. Aku mendapatkan bingkisan yang berupa kaus DGD berwarna gelap.
Ruangan lantai dua menyatu dengan Dagadu Store |
Puas berkeliling seluruh rungan kecuali dapur, aku kembali menuju teras. Meneguk es kopi yang tinggal separoh. Waktu masih cukup panjang, akupun tidak ada agenda selain bersepeda. Kembali aku menuju kasir dan memesan Americano.
Sigap baritas membuatkan Hot Americano. Kutunggu di depan meja. Sebelum pramusaji mengantarkan, sudah kuambil dulu dan menuju meja di teras. Lagi-lagi aku menyesap minuman sembari membaca-baca tulisan blog teman dari gawai.
Beberapa kali ada kawan sepeda yang masuk. Di antara mereka ternyata ada yang mengenaliku. Kami berbincang sejenak sebelum kembali larut dengan aktivitas masing-masing. Beranjak pukul 10.00 WIB, makin banyak pesepeda yang berdatangan.
Teras kedai kopi menjadi tempat favorit kala pagi. Hampir sebagian besar pengunjung yang merupakan pesepeda lebih nyaman duduk di luar. Bahkan ada yang sengaja mengambil kursi dari dalam ruangan.
Kusesap americano hingga tandas. Kulihat lagi hasi foto yang ada di kamera. Sepertinya sudah cukup untuk bahan postingan blog. Ya, tujuanku mengopi pagi ini memang ingin mengulas Kolega Coffee di blog.
Es Pisu dan Americano kala pagi |
Kolega Coffee cukup aku rekomendasikan bagi orang yang berada di tengah kota dan ingin mengopi pagi hari. Tempatnya strategis, dekat dengan Tugu Jogja. Untuk harga normal sesuai dengan kedai-kedai kopi terdekat. Malah menurutku lebih murah.
Bagi yang membawa kendaraan bermotor, kalian bisa memarkir motor tetap di depan kedai. Mohon tetap bisa berbagi dengan sepeda yang biasa terparkir di sana. Jika ingin tidak terlalu ramai, bisa datang ke sini siang selepas duhur.
Jika memang ada keinginan untuk menepi karena deadline pekerjaan, bisa langsung menuju lantai dua. Tempat ini saat pagi tidak menjadi prioritas pengunjung karena sebagian besar yang datang pesepeda. Kalian bisa nyaman bekerja di sana. *Kedai Kopi Kolega; 01 Januari 2020.
Jogja surga banget ya mas, kalau bicara cofee shop. Suasana dan desain di Lantai 2 nya tampak nikmat. Saya nggak begitu tahu banyak soal kopi, tapi setiap kali ke kedai kopi seringnya pesan macchiato dan Latte. haha
BalasHapusterima kasih rekomendasinya, mas. Boleh deh mampir situ kalau pengen ngayogya...
Sekalian mampir ke Dagadu buat beli oleh-oleh ahahahhaha
HapusAmericano aku blm bisa minumnya.. kayaknya yg hitam2 gitu msh terlalu strong buatku , blm bisa nikmatin rasanya :D. Mungkin LBH cocok Ama es pisu nya kalo ada kesempatan ksana mas :). Td pagi aku nemenin suami nyuci mobil, dan sekalian sambil nunggu duduk di cafe kopinya yg memang utk tamu yg nunggu mobilnya dicuci. Eh baristanya LG ngobrol Ama pengunjung lain, dan mereka asik bgt bicara ttg kopi :D. Kopi yg after tastenya buahlah, cara seduh dll. Aku tertarik tp jujur ga mudeng. Pas barista nya cerita kopi yg after taste terasa buah, itu jujur bikin aku penasaran banget pgn cobain :D. Ga kebayang aja ada kopi yg begitu. Dr sekian banyak kopi yg aku coba, ga pernah kyaknya after taste kayak buah :D.
BalasHapusHehehhehe, untuk merasakan after taste itu memang kudu peka sih mbak. Aku biasanya suka mengecap rasanya, biar bisa mengidentifikasi yang mucul itu apa heheheheh
Hapusmenu makanan nya apa aja nih mas?
BalasHapusAda bakmie mas ahahahahha. Beneran banyak makanannya, cek di instagramnya kedai kolega
HapusSuasananya nyaman ya, bisa jadi tempat nongkrong nih kalau kepagian sampai di Jogja dan acaranya masih lama mulainya hihihihi..
BalasHapusEnaknya ini di dekat tugu, mbak. Jadi bisa sekalian ngopi pagi ahahhaha
Hapuskalau jogja ngak diragukan lagi, selain bersih, tertib, nyaman, untuk kuliner jogja wajib dikunjungi
BalasHapusKuliner Jogja kalau malam melimpah sampai menjelang pagi.
Hapusdi Jakarta juga ada kedai kopi untuk pesepeda .. tapi saya belum pernah kesana. Menurut saya sih suasana Kolega Coffee ini lebih asyik dan cozy untuk nongkrong2 ganteng :)
BalasHapusWah bisa itu dikunjungi pas dolan ke Jakarta
Hapus