Menyibak Jalur Bebatuan di Bibir Kali Putih Magelang - Nasirullah Sitam

Menyibak Jalur Bebatuan di Bibir Kali Putih Magelang

Share This
Menjelajah sudut di sekitar Sabo DAM Ombo
Menjelajah sudut di sekitar Sabo DAM Ombo
Rupanya, malam seperti berlalu dengan cepat. Waktu masih petang, azan subuh sudah terdengar sedari tadi. Kulongokkan kepala keluar tenda, udara cukup dingin. Tapi masih bisa dimaklumi. Padahal, aku sudah berpikir pagi ini bakal jauh lebih dingin.

Geliat aktivitas kawan-kawan sudah tampak. Aku langsung menuju area musala, dan menunaikan salat. Setelahnya, kembali menuju tenda dan mempersiapkan peralatan untuk bersepeda selepas subuh. Gopro kusematkan di badan, lampu sepeda sudah kusiapkan sedari awal.

Seperti gowes waktu sore hari, kali ini kami masih diajak menjelajah seputar Jurang Jero. Destinasi yang dituju adalah Tugu Soeharto. Sebuah prasasti yang ditandatangani Soeharto sewaktu masih menjadi presiden Indonesia.

Lamat-lamat, cahaya mulai tampak meski samar. Lampu sepeda menjadi patokan menyusuri jalanan cor menuju pintu utama Jurang Jero. Setelahnya, jalan mulus berganti bebatuan. Tak bisa memilih, intinya kayuh sepeda sampai tujuan.
Jalan berbatu menuju Tugu Soeharto - Dok. Wisnu Asa Ajisatria
Jalan berbatu menuju Tugu Soeharto - Dok. Wisnu Asa Ajisatria
Jaraknya memang tak jauh, tapi kami membutuhkan waktu agak lama karena jalanan bebatuan. Bahkan di titik tertentu kami harus menuntun sepeda. Setidaknya menuntun adalah keputusan terbaik, daripada mengayuh tapi waswas dengan ban sepeda.

Sebenarnya jalur yang kami lintasi ini biasanya juga dilewati masyarakat setempat ketika mereka mengambil pakan ternak. Tetapi bagi kami, jalur ini memang menjadi tantangan tersendiri. Dulunya, mungkin jalanan ini menjadi lintasan utama truk pasir.

Aku baca-baca ulasan di Google Maps, jalanan ini pernah bagus. Hanya saja sekarang sudah rusak parah. Padahal, jika kulihat potensi wisata di sini cukup bagus. Terlebih masih satu area dengan hutan pinus Jurang Jero. Tentu berpotensi disambangi wisatawan.

Mendung menggelayut, kabut masih menyelimuti. Sesampai di tujuan awal, rintik hujan sempat menyapa. Kumasukkan kamera dan gopro. Selang sesaat, gerimis berhenti. Pelataran ini adalah tempat awal trek Downhill di Jurang Jero. Sampingnya ada jalur All Mountain.
Berkumpul di sekitar Tugu Soeharto Jurang Jero
Berkumpul di sekitar Tugu Soeharto Jurang Jero
Rombongan bersantai sesaat, kami berfoto di beberapa sudut. Sebuah prasasti besar di samping menjadi pemandangan yang berbeda. Inilah prasasti Soeharto yang kumaksud. Pada prasasti terdapat tandatangan Soeharto di bulan September 1992.

Sepertinya prasasti ini sebagai penanda adanya pembangunan prasarana pengendali banjir lahan hujan tahap pertama. Di bawah sana adalah aliran sungai kali putih. Prasasti ini tidak terawat dengan baik. Di sampingnya mulai banyak tumbuhan semak.

Jika kulihat dari Google Maps, sepanjang aliran sungai kali putih ini sudah ada bangunan Sabo Dam. Sabo Dam Kali Putih, Sabo Dam Ombo, dan beberapa lagi yang lokasinya masih satu aliran sungai. Sabo Dam berfungsi menahan aliran pasir dan bebatuan yang melintasi sungai.

Dari tugu prasasti ini, aku melihat area terbuka seperti tempat turun helikopter di aliran kali putih. Lumayan luas, dan tampaknya menarik untuk disambangi. Ternyata bangunan ini adalah Sabo Dam. Setelah aku cari-cari informasinya, ada yang bilang ini adalah Sabo Dam Ombo.
Berfoto di Tugu Soeharto Jurang Jero
Berfoto di Tugu Soeharto Jurang Jero
Lokasinya memang hanya sepelemparan batu dengan prasasti. Jalan yang kami lintasi cukup luas. Sayangnya semua bebatuan. Tapi jalanan ini masih lebih baik dibanding jalan dari gerbang Jurang Jero menuju prasasti Soeharto.

Kabut tipis masih saja tak mau menghilang. Panorama dari sini tampak lebih teduh dan sejuk. Kami manfaatkan berfoto di sela-sela bersepeda menuju Sabo Dam Ombo. Jalan lebar menuju lokasi menjadi spot menarik untuk dipotret.

Iringan sepeda semacam konvoi, melupakan kerikil-kerikil yang tersebar di jalanan. Sisi kiri rerimbun pohon pinus, sisi lainnya cerukan aliran sungai yang berbatasan dengan semak-semak. Dia kawan bertugas sebagai fotografer sibuk mengambil gambar.

Setiap aliran sungai yang berasal dari pegunungan mempunyai Sabo Dam. Seperti Sabo Dam Ombo, di bawahnya masih ada Sabo Dam Kali Putih, Sabo Dam Nglumut, dan yang lainnya. Semua tersebar mengikuti aliran sungai.
Melanjutkan perjalanan ke Sabo DAM Ombo Jurang Jero - Dok. Wisnu Asa Ajisatria
Melanjutkan perjalanan ke Sabo DAM Ombo Jurang Jero - Dok. Wisnu Asa Ajisatria
Sabo Dam Ombo ini areanya luas. Tidak sedikit wisatawan yang mengunjungi tempat ini untuk berfoto dengan latar Gunung Merapi. Sayangnya pagi ini cuaca mendung, tak tampak gagahnya Gunung Merapi. Kami menikmati waktu pagi dengan bersantai.

Cerukan sungai mulai ditumbuhi semak, sepertinya sudah tidak ada lagi aktivitas penambangan pasir. Di ujung sana, hutan pinus tampak jelas. Tidak ada akses menuju pinus seberang karena berbatasan langsung dengan sungai kering.

Gundukan pasir masih tersebar, tampak ada jalur yang bisa dilintasi kendaraan roda dua. tak jauh dari tempat duduk kami, suara sepeda motor milik warga melintas. Jika diikuti, akses yang beliau lintasi merupakan jalan menuju Menara Pemantau Kebakaran Taman Nasional Gunung Merapi.

Selain itu, di jalur yang berdekatan juga bisa menuju Pos Pengamatan Burung Elang Jawa. Di tahun 2020, presiden Jokowi pernah melepaskan elang di pos tersebut. Beliau bersama rombongan juga melakukan penanaman pohon.
Berfoto di Sabo DAM Ombo Jurang Jero
Berfoto di Sabo DAM Ombo Jurang Jero
Ada jalan yang bisa dilintasi sepanjang sungai kering. Sebagian kawan menyusuri jalur tersebut, lantas berhenti gundukan kerikil-kerikil. Bentangan alam dengan panorama teduh tampak nyata. Kabut tipis menutupi pucuk-pucuk pinus.

Kami menghadap ke arah Gunung Merapi, masih setia menunggu semburat mentari muncul. Tapi cahaya siluet yang tampak. Sepertinya Gunung Merapi sedang ingin bermain-main dengan kabut. Hanya tampak berwarna hitam dan samar.
Bebatuan di sekitaran jalur Sabo DAM Ombo
Bebatuan di sekitaran jalur Sabo DAM Ombo
Obrolan kawan tentang aktivitas Merapi hanya kudengarkan. Sepertinya mereka cukup paham dengan lokasi yang kami pijak. Mereka juga berbincang santai tentang fungsi sabo dam, hingga berhentinya aktivitas penambangan pasir.

Waktunya pulang. Kami beriringan melewati jalur yang sama. Kembali berkumpul di dekat prasasti tugu Soeharto. Rombongan mendekati jalur All Mountain. Dilirik jalur tersebut, sepertinya pikiran kami sama. Petualangan masih belum usai. *Jurang Jero; 05 Juni 2022.

8 komentar:

  1. Bersepeda dengan diselimuti kabut, aku belum pernah. bakal berasa dingin sih rasanya.
    di sana masih ada penambangan pasir merapi kah mas,...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejuk banget mas, malah cenderung hilang keringat. Ini bekas tambang pasir, mas. Sekarang sudah tidak ada yang menambang, karena memang bukan sungai yang sering dialiri lahar dingin

      Hapus
  2. Aku kok bacanya Sambo yach itu judul videonya wakakakakaka :D Mas Sitam, aku ga kebayang ngayuh sepeda di jalan bebatuan. Butuh effort lebih tinggi ya, pasti capek banget. Mendingan turun ajalah digiring sepedanya. Gorengan sama kopi kudu dibekal kalo gitu hihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabi Dam hahahahahha. Gowes ke sini karena seru aja diajak kawan ramai-ramai, mbak

      Hapus
  3. wih sayang sekali, lagi mendung dan berkabut
    ternyata 2 presiden sudah sampai area situ ya, heuheuheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar juga mas, hahahahah.
      Tapi seru kok gowes di tempat kayak begini

      Hapus
  4. jalurnya malah unik ... jadi menantang dan seru untuk di eksplore

    BalasHapus

Pages