Meluangkan Waktu Berkunjung ke Perpustakaan - Nasirullah Sitam

Meluangkan Waktu Berkunjung ke Perpustakaan

Share This
Akhir pekan biasanya aku menghabiskan waktu untuk bersepeda. Kali ini tidak, sabtu (6 Desember 2014) aku bangun agak terlambat. Jadi dengan terpaksa aku tidak bersepeda. Paling besok hari baru menuntaskan misi menuju beberapa tempat yang agak jauh sedikit. Berhubung dikos agak suntuk, aku putuskan pagi ini berkunjung ke perpustakaan. Bukan Perpustakaan Kota maupun BPAD ya, tapi menuju perpustakaan UIN SUKA, tempat dimana waktu dulu aku kuliah dan mengerjakan skripsi.

Agenda berkunjung ke perpustakaan sudah pasti, tepat pukul 09:00 wib aku menuju perpustakaan. Hampir 99% aku mengenali seluruh pegawai yang ada diperpustakaan. Maklum selain penelitian skripsi disini, aku juga pernah ikut kerja Parttime selama satu tahun diperpustakaan ini pada desember 2010 – desember 2011. Begitu masuk pegawai yang berjaga diloker sudah kenal dan menyapaku. Kemudian memberikan aku sebuah kunci loker untuk menaruh tas. Tas aku taruh diloker, seluruh barang berharga aku bawa masuk (hp, dompet, dan laptop). Lama ngobrol bareng pegawai yang bertugas dipagian resepsionis dan juga sempat menghampiri bapak-bapak dikantin (ngobrol santai dengan OB dan yang jaga kantin) aku ijin ke lantai dua. Disini tujuanku adalah menyapa, ngobrol santai, dan sedikit membantu dibagian fotokopi. Jadi ingat waktu masih kuliah, dilantai dua adalah tempat buku/koleksi yang tidak bisa dipinjam. Banyak mahasiswa yang mempergunakan tempat ini sebagai lokasi paling strategis untuk mengerjakan tugas kuliah.
Suasana dilantai dua Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Suasana dilantai dua Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Suasana dilantai dua Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Masih dilantai dua, aku menuju ruangan skripsi. Berjejeran kursi dan meja penuh oleh mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau sedang mencari-cari judul untuk penelitaian mereka. Dulu ruangan skripsi adalah tempatku berkerja, aku menata skripsi (shelving) yang sudah dipinjam (hanya baca ditempat) oleh mahasiswa. Beberapa teman parttime sedang membantu mengidentidikasi skripsi yang akan dibaca oleh pemustaka. Saat aku mencari skripsiku, ternyata tidak ada. Biasanya kalau tidak ada dilokasi berarti sedang dibaca oleh pemustaka. Aku iseng-iseng cari di OPAC (bisa diakses dimana saja) dengan menulis namaku, dan muncullah dua koleksi yang pernah aku buat. Satu skripsi (yang paling atas) dan yang nomor dua adalah pathfinder yang bertema Kesenian. Pathfinder ini aku buat bersama teman-teman kelas dalam satu kelompok.
Petugas Parttime menscann barcode Skripsi dan KTA pemustaka
Petugas Parttime menscann barcode Skripsi dan KTA pemustaka
Screenshoot pada tampilan OPAC saat menulis namaku
Screenshoot pada tampilan OPAC saat menulis namaku
Aku berlanjut menuju lantai tiga. Disini adalah pusat untuk pelayanan Sirkulasi (peminjaman koleksi buku). Untuk membedakan koleksi yang bisa dipinjam atau tidak bias dilihat pada label punggung buku. Kalau tulisannya SR (Sirkulasi) itu bisa dipinjam, tapi kalau tulisannya RF (Refersensi) itu tidak bisa dipinjam. Dilantai tiga ini koleksi buku bertemakan islam dan kaitannya. Nomor klasifikasinya tidak umum seperti dilantai empat. Kalau dilantai empat menggunakan kaidah DDC, yakni mulai dari 000 – 900; maka dilantai tiga klasifikasinya menggunakan Klasifikasi Islam. Yakni dengan kode 2X dimulau dari 2X0 sampai 2X9. Ingat ini bacanya bukan “DUA KALI NOL TAPI DUA EXS NOL” dan seterusnya.
Salah satu rak buku pada nomor kelas 2X9
Salah satu rak buku pada nomor kelas 2X9
Seperti yang aku bilang tadi kalau lantai tiga ini adalah pusat peminjaman, jadi pemustaka bisa meminjam koleksi maksimal empat eksemplar. Pemustaka tidak perlu mencari pustakwan untuk meminjam, cukup dengan menuju tempat peminjaman mandiri. Kemudian men-scaan barcode yang ada di kartu perpustakaan/ktm kemudian menaruh buku diatasnya. Secara otomatis nanti terdeteksi dan tercatat. Untuk pengembalian koleksi layananannya pun mandiri, tetapi pengembalian dilakukan dilantai dasar. Jika sukses maupun gagal pasti ada pemberitahuannya. Aku mengamati para pemustaka yang sedang meminjam buku secara mandiri melalui monitor yang ada di meja pustakawan. Maklum sudah kenal dengan semua pustakawan, jadi bisa duduk dimana saja.
Pemustaka melakukan pelayanan peminjaman mandiri dan tercantum dimonitor petugas
Pemustaka melakukan pelayanan peminjaman mandiri dan tercantum dimonitor petugas
Pemustaka melakukan pelayanan peminjaman mandiri dan tercantum dimonitor petugas
Selanjutnya aku menuju lantai empat yang koleksinya umum. Disana aku bertemu beberapa pustakawan yang bekerja dibagian Tandon. Tandon itu adalah sebuah tempat khusus buku yang semua koleksi disimpan ditempat itu, setiap koleksi satu ekslempar ditaruh ditandon. Tujuannya adalah jika pemustaka mencari koleksi dirak tidak ada, pasti ditandon ada. Dan ditandon ini hanya bisa dibaca, tidak bisa dipinjam. Aku mencari lokasi yang paling strategis untuk bersantai seraya menulis tulisan yang sempat terbengkalai.
Lantai empat adalah tempat strategis bagiku untuk menulis
Lantai empat adalah tempat strategis bagiku untuk menulis
Seru kan? Akhir pekan ini berkunjung ke perpustakaan untuk bertemu dengan pustakawan, ngobrol santai dan kemudian mencari tempat untuk menulis. Beberapa jam aku disini, akhirnya mendapatkan beberapa tulisan yang siap aku posting diblog. Perpustakaan adalah salah satu tempat yang cukup tenang untuk kita kunjungi saat sedang ingin mencari inspirasi.
Baca juga postingan yang lainnya 

8 komentar:

  1. Perpustakaan dan toko buku adalah surgaa dunia mas hahaha bisa betah saya ngendon mah kalo dah nemu tempat ginian haha hay....lupa waktu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mas :-) Kadang diperpus sampai lupa mau pulang jam berapa :-D

      Hapus
  2. Wah saya juga betah menghabiskan waktu lama-lama di depan rak buku. Jadi terinspirasi ingin review tentang perpustakaan juga nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih atas kunjungannya mas :-)
      Saya kagum dengan tulisan mas, apalagi yg bahasa Inggris :-) Jadi pengen melatih bahasa Inggris lebih dalam :-)

      Hapus
  3. perpustakaan yang besar...dengan banyak fasilitas asyik
    perpustakaan adalah jantung dari sebuah perguruan tinggi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju :-)
      Banyak hal yang membuat kita merasa perlu untuk mengunjungi perpustakaan

      Hapus
  4. rasanya enggan untuk pulang, karena banyak banget buku yang ingin di baca...tau tau perut udah lapar hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee, aku biasanya kalau di Perpus UIN sering ke Kantin dulu dilantai 1, setelah itu semedi dilantai 4 :-D

      Hapus

Pages