Menenangkan Pikiran di Curug Gedangsari, Bayat, Klaten - Nasirullah Sitam

Menenangkan Pikiran di Curug Gedangsari, Bayat, Klaten

Share This
Minggu pagi ini (23 November 2014) aku bangun subuh, setelah sholat subuh langsung mempersiapkan sepeda untuk gowes pagi. Berhubung sabtu kemarin aku tidak beraktifitas (hanya santai dikos) kali ini aku tuntaskan untuk bersepeda. Tujuanku yang pasti adalah menuju arah Klaten. Rencanaku ingin mengunjungi curug yang ada disekitaran Gedangsari, Bayat, Klaten. Tepat pukul 05:05 wib, aku langsung mengayuh sepeda menuju arah Klaten.

Berhubung pengetahuanku tentang lokasi curug ini sangat minim, dan tidak begitu paham dengan lokasinya. Jadi nantinya aku harus bertanya beberapa kali kepada warga agar tidak nyasar. Sudah sempat aku lihat di Wikimapia untuk arahnya, setidaknya itu sudah memberikan sedikit gambaran rutenya. Untuk jaraknya, aku sengaja melihat ke jaraktempuh.com, disana terlihat lebih dari 37km jarak dari tempatku. Aku memperkirakan kalau nanti ini sekitar 2 jam perjalanan, sama seperti saat menuju Magelang. Kudu bisa mengatur tenaga agar tidak terlalu capek, kata beberapa senior reboan itu “Saat bersepeda kamu harus bisa mengendalikan emosimu. Sehingga kamu bisa melakukan dengan baik.” Ini benar, selama aku ke Candi Borobudur, Magelang dan menuju Embung Nglanggeran, Gunungkidul harus bisa mengontrol emosi.

Melalui jalan Solo, aku mengayuh pedal melewati Candi Prambanan, tetap kukayuh sepeda memasuki Klaten. Sampai akhirnya melihat papan jalan menunjukkan arah menuju “Wedi, Gantiwargo, dan Stasiun Srowot.” Aku langsung belok kanan menyusuri jalanan sampai akhirnya menyeberang rel kereta api. Setelah rel, aku mengambil jalan belok kiri sampai akhirnya masuk Wedi. Sesampai Wedi tepatnya ditugu pasar Wedi, aku belok kanan sampai mentok masjid Jami, lalu belok kiri. Ini aku ketahui setelah bertanya pada beberapa warga. Setelah itu rute mengikuti jalan lurus, sehingga menemukan plang petunjuk arah lagi yang tulisannya lurus kearah “Gunungkidul, Cawas, Bayat, Makam Ki Pandanaran.” Kembali aku bertanya warga akhirnya sampai juga digerbang perbatasan Klaten – Gunungkidul seperti yang ada dibeberapa gambar blog yang pernah aku baca.
Papan petunjuk arah, Gapura, dan Plang wisata Curug
Papan petunjuk arah, Gapura, dan Plang wisata Curug
Papan petunjuk arah, Gapura, dan Plang wisata Curug
Papan petunjuk arah, Gapura, dan Plang wisata Curug
Papan petunjuk arah, Gapura, dan Plang wisata Curug
Masuk menyusuri jalanan lebih kecil, banyak lubang, dan agak menanjak aku kayuh terus sepeda. Untuk kesekian kalinya aku bertanya pada warga setempat yang sedang lewat mengenai curug tersebut. Untung saja hampir semua orang yang aku tanyai sejak di Wedi sampai disini pada tahu lokasi curug tersebut. Seorang ibu menjawab kalau lokasinya sudah dekat dari sini. Benar saja, hanya beberapa ratus meter akhirnya aku menemukan lokasi parkir. Karena kepagian, jadi belum ada orang yang menjaga parkir. Aku juga tidak melihat orang yang menarik retribusi, kata bapak-bapak yang ingin membuka kios, aku terlalu pagi menuju tempat ini. aku memarkirkan sepeda dan mengunci kemudian menuju arah curug.

Tujuan pertama adalah menyusuri curug yang paling dekat, atau curug pertama. Curug Gedangsari ini sebenarnya terletak di kawasan Gunungkidul, tapi karena lokasinya lebih mudah diakses dari Bayat, Klaten, maka lebih terkenal dengan nama Curug Gedangsari, Bayat. Melewati jalanan setapak menuruni aku menuju lokasi yang pertama. Tidak lama kemudian suara gemericik air terdengar. Wah memang masih pagi, jadi dicurug yang pertama ini aku sendirian. Curugnya memang tidak terlalu tinggi, tapi cukup menyenangkan untuk bersantai. Terlihat juga disepanjang curug ada pipa untuk air warga. Aku mengabadikan beberapa titik dicurug yang pertama. selain itu juga mengabadikan diri melalui setelan 10 detik sehingga bisa narsis dipagi hari. Bebatuan di curug ini benar-benar membuat kita terkesima, paduan antara air, bebatuan, dan rimbunnya pohon membuat suasana alam semakin terasa. Serasa curug milik pribadi.
Curug Gendangsari yang pertama, dari bawah
Curug Gendangsari yang pertama, dari bawah
Curug Gendangsari yang pertama, dari bawah
Curug Gendangsari yang pertama, dari bawah
Menaiki jalanan kecil yag agak licin, aku menuju curug yang kedua. Kalau curug yang kedua ini malah terlihat seperti kolam ikan. Tidak terdengar gemericik air turun karena air mengalir seperti disungai. Melihat lebih dekat benar-benar seperti kolam ikan. Ada seorang anak yang memanfaatkan waktu libur dengan memancing. Sinar matahari pagi membuat suasana alam ini semakin seru. Tidak terdengar derungan kendaraan mesin, yang ada hanya gemericik air dan keindahan alam. Benar-benar lokasi yang cukup bagus untuk menenangkan pikiran. Seperti biasa aku kembali mengabadikan beberapa kali termasuk diriku. Aku merangkak menuju lokasi atas atau curug ketiga, tapi sebelumnya aku mengabadikan curug kedua melalui atas. Indah bukan? Ada yang minat ikut mancing disini? Kayak kolam pribadi deh ini curug kedua.
Curug Gendangsari yang kedua, seperti kolam renang
Curug Gendangsari yang kedua, seperti kolam renang
Curug Gendangsari yang kedua, seperti kolam renang
Curug Gendangsari yang kedua, seperti kolam renang
Curug yang ketiga ini lebih luas dan air yang terjun juga lebih tinggi sedikit daripada yang lainnya. Sesampai diatas, ternyata sudah ada dua orang warga setempat. Salah satu diantaranya adalah bapak memancing, dan satunya bapak sedang memperbaiki pipa. Aku ikut membantu bapak yang memperbaiki pipa dan membersihkan sampah. Disayangkan sekali, beberapa sampah justru plastik bekas roti ataupun minuman mineral. Semoga siapapun yang menuju kesini untuk melihat curug bisa lebih dewasa dengan tidak membuang sampah sembarangan. Aku sengaja tidak terjun ke dalam curug tersebut, walaupun sebenarnya ingin banget mandi air tersebut. Alasan yang paling jelas adalah, air dari curug ketiga (atas) ini adalah tempat masuknya air untuk warga setempat, dan alasan kedua karena lokasinya dipakai untuk memancing, nggak enak nanti mengganggu aktifitas bapak yang sedang mancing. Curug ini lebih bagus daripada yang pertama dan kedua, tapi untuk keseluruhan semuanya bagus kok. Air terjun dari curug, luberan air layaknya kolam luas, dan dalam. Benar-benar indah banget curug Gedangsari ini.
Ini curug Gendangsari yang paling atas
Ini curug Gendangsari yang paling atas
Ini curug Gendangsari yang paling atas
Ini curug Gendangsari yang paling atas
Seperti kebiasaanku sebelumnya, dimanapun aku berada pastinya berusaha untuk mengabadikan disetiap tempat. Walau kali ini tanpa ditemani sepeda kesayangan yang terparkir, aku berfoto dulu. Aku sengaja berfoto disetiap curug yang aada disini. Tiga tempat, itu artinya tiga fotoku yang terpampang heeee. Nampang dulu ya, seperti inilah hasilnya...
Baru nyadar kalau posenya sama
Baru nyadar kalau posenya sama
Baru nyadar kalau posenya sama
Baru nyadar kalau posenya sama
Keindahan alam ini bisa kita jadikan salah satu tempat wisata alternatif bagi kalian yang berada di Jogja, Klaten, dan sekitarnya. Ketiga curug tersebut mempunyai keindahan tersendiri, dan bisa membuat kita menikmati alam sesungguhnya. Walau lokasinya tidak jauh dari tempat warga, inipun tidak mengurangi rasa kalau sedang dialam bebas. Yang terpenting jika keta menuju tempat ini atau tempat manapun, kita harus tetap menjaga kelestarian alam dan berinteraksi dengan warga. Aku cukup lama di curug ini, lebih dari satu jam menikmati gemericik curug sambil ngobrol santai dengan warga. Kemudian aku pamit pulang menuju Jogja, dan benar saja, setiap perjalanan pulang seperti biasa lebih cepat 30 menit. Minggu depan gowes kemana? Masih bingung nyari rute, semoga ada teman yang mau diajak bersepeda bareng pekan depan.
Baca juga postingan yang lainnya 

12 komentar:

  1. Subhanallah ya kerena banget, tapi kox potonya sendirian? Mana temen atau someonenya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang lebih keren tempat saya di Pulau Dollar

      Hapus
    2. Sukanya sepedaan sendirian, biar bisa makin hening :-)

      Bang Zaini: Besok aku mau nyari ke pulau mana ya? haaa... :-D

      Hapus
  2. Wah akhirnya ke Gedangsari juga. Aku lebaran lalu main ke sana. Padahal ga sampai 10 kilometer dari rumah. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, iya mas. Mumpung bisa kesana, ini malah balik dari Jepara. Kemarin nyari air terjun disana :-D

      Hapus
  3. Laaah, di Klaten ada tempat ginian ya. Keren.
    Baru tau euy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sih ini ikut Gunungkidul, tapi lokasinya lebih mudah diakses dari Klaten... :-D

      Hapus
  4. waah,,curug gendangsari keren juga ya,melihat curug/air terjun emang terapi yang cocok buat nenangin pikiran :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengennya langsung berendam tapi ada yang mancing :-D

      Hapus
  5. curug ini emang eksotis mas hehe... gaya yang kedua keliatan lapernya mas hahaha pizzz

    BalasHapus
  6. nenangin pikiran memang lebih enak di tempat-tempat seperti itu, lebih nyaman dan tenang..

    BalasHapus

Pages