Jogja Library Center, Terasing di Tengah Keramaian Jalan Malioboro - Nasirullah Sitam

Jogja Library Center, Terasing di Tengah Keramaian Jalan Malioboro

Share This
Jogja Library Center di Malioboro
Jogja Library Center di Malioboro

Perjalanan tak terencana ini dilakukan ketika teman sedang mengunggah aktivitasnya di media sosial sewaktu menjaga perpustakaan. Dari unggahan tersebut, aku mendapatkan ide untuk menjelajah perpustakaan-perpustakaan terdekat yang searah.

Awalnya, aku menaiki menaiki Trans Jogja untuk memulai memutari kota Jogja, dan mengabadikan apapun yang aku rasa cukup baik untuk ditulis. Tujuan pertamaku adalah sebuah perpustakaan yang berada di pusat keramaian kota. Jogja Library Center, salah satu cabang dari BPAD (Perpusda) Yogyakarta.

Turun di halte Malioboro I, aku tinggal menyeberang menuju perpustakaan. gedungnya berseberangan dengan halte. Tepat di depan pintu, kudorong gagang pintu yang bertuliskan “Open”. Petugas di bagian informasi menyapa, dan mengarahkanku agar menulis buku tamu sekalian memberikan kunci loker.

“Identitas kami simpan mas, nanti diberikan waktu mengembalikan kunci loker.”

Aku pun mengiyakan. Ada sederet loker yang memanfaatkan ruang kosong tangga untuk ke lantai dua. Di sini tersusun rapi naskah-naskah yang sudah dikliping. Kusapukan pandangan sampai sudut lain, di bagian bawah ini ada tiga orang pemustaka yang sedang asyik membaca kliping-kliping besar.
Ruangan depan Jogja Library Center
Ruangan depan Jogja Library Center
Kususuri rak yang tertata rapi. Tumpukan kliping tersusun dibalut sampul usang. Pikiranku terbang menuju beberapa tahun lalu ketika masih kuliah, semacam dejavu dengan mata kuliah Filologi; mata kuliah yang membahas tentang manuskrip kuno di Perpustakaan Sonobudoyo Unit I. 

Tumpukan kliping itu kuamati lebih dekat, di sana ada tulisan spidol yang mengidentifikasi bahwa koleksi tersebut dari media cetak Kompas tahun 1997an serta kliping Suara Merdeka pun terselip di antaranya. 

Aku mengecek tumpukan lain, ternyata di sana ada Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dan media tercetak yang lainnya. Koleksi kliping ini tertata menurut bulan, sehingga memudahkan pemustaka yang ingin mencari berita pada bulan dan tahun tertentu.
Tumpukan Kliping Koran
Tumpukan Kliping Koran
Kliping bertuliskan nama koran, bulan, dan tahun
Kliping bertuliskan nama koran, bulan, dan tahun
Fasilitas di perpustakaan ini tak melulu berkaitan dengan kliping maupun bahan pustaka. Di dekat loker tersedia tempat layanan pengisian baterai gawai, lengkap dengan chargernya. Hal ini tentunya memudahkan bagi pemustaka melenia yang dekat dengan gawai.

Charger di tempat layanan pengisian baterai menjadi hal yang menarik, layaknya di tempat terbuka seperti bandara. Aku rasa ini sebuah terobosan yang bagus untuk diikuti tempat-tempat yang lain. Dan tentunya yang perlu diutamakan adalah keamanan hp yang sedang diisi.
Loker layanan Charger HP
Loker layanan Charger HP
Menjelajah lebih ke ruangan yang lainnya, disediakan beberapa unit komputer. Di sana samping monitor terpajang sebuah kertas yang bertuliskan mengenai data koleksi yang sudah didigitalkan. Pemustaka dapat mengaksesnya dengan membuka koleksi yang diinginkan. 

Seorang bapak sedang asyik membuka file dalam bentuk JEPG. Beliau membaca dan mencatatnya pada sebuah kertas yang sudah disiapkan. Tampaknya beliau asyik mencatat data penting yang didapatkan.

“Baca file apa, pak?” Tanyaku seraya menghampiri beliau.

“Baca tulisan lama dari KR, mas,” Jawab beliau.
Pak Kindro sedang mengakses koleksi hasil digitalisasi
Pak Kindro sedang mengakses koleksi hasil digitalisasi
KR singkatan dari Koran Kedaulatan Rakyat, koran yang paling mudah ditemukan di Jogja. Aku meminta izin mengabadikan beliau yang sedang membaca. Obrolan kami pun semakin akrab, Pak Kindro; itulah nama bapak yang bersedia aku ganggu sejenak aktivitasnya di perpustakaan.

Masih di ruangan yang sama, salah satu sudut terdapat sebuah rak yang berisi majalah. Aku mendekati rak tersebut, empat buah majalan yang bertuliskan “Koreana” di hadapanku. Seperti nama majalahnya, isi majalah ini membahas tentang seputar seni dan tempat-tempat di Korea Selatan. 

Sayangnya di rak ini hanya ada delapan eksemplar koleksi yang membahas tentang Korea. Meski sedikit, setidaknya koleksi ini bisa membuat kita mengetahui sedikit tentang Korea. Jika ingin lebih detail mengenal Korea, aku anjurkan kalian membacanya di Ensiklopedia.
Majalah Koreana; Seni & Budaya Korea
Majalah Koreana; Seni & Budaya Korea
Majalah Koreana; Seni & Budaya Korea
Beranjak dari bangku tempat duduk, kuarahkan kaki menuju ruangan “Kyoto Book Corner”. Sebuah ruangan yang khusus untuk koleksi Jepang. Kali ini tidak seperti koleksi Korea yang berbahasa Indonesia, di sini semua koleksi berbahasa Jepang. Rangkaian huruf Kanji membentuk kalimat yang tentunya tidak bisa aku baca. 

Jangankan tulisan Kanji, tulisan Aksara Jawa yang notabene-nya aku pernah pelajari selama SD-SMP, dan juga satu semester di kampus (mata kuliah Literatur Aksara Jawa) pun sudah luput dari ingatan. Hanya ingat sedikit-sedikit kalau melihat rangkaiang HA-NA-CA-RA-KA.
Koleksi khusus Jepang di Kyoto Book Corner
Koleksi khusus Jepang di Kyoto Book Corner
Tuntas kujelajah lantai satu. Ada juga tempat untuk berkumpul, diskusi, ataupun rapat. Aku kembali ke depan, menaiki anak tangga yang memutar. Suara telapak kaki seakan-akan memecah kesunyian perpustakaan. Di bawah, masih terlihat tiga pemustaka yang berada di ruangan depan.

Lantai ruangan ini terbalut papan-papan berukuran kecil dengan sebuah ornamen khas kayu. Jejeran rak di sepanjang ruangan menyatu dengan kursi dan meja tertata memanjang. Di sana terdapat dua orang pemustaka yang sedang asyik dengan menepi. Di sisi kiri terdapat tiga ruangan berukuran keci, mungkin 3x3 meter. 

Di dalamnya terdapat sekitar 5 kursi mengelilingi meja, terdapat jendela, dan gorden. Kulongok ketiga ruangan tersebut, dua ruangan berisi satu orang di tiap ruangan, sementara yang satu kosong. Tepat depan pintu bertuliskan “Ruangan Diskusi”. Jadi, ruangan bisa dipergunakan untuk diskusi jika sedang ada tugas kelompok.
Ruangan di lantai 2 Jogja Library Center
Ruangan di lantai 2 Jogja Library Center
Ruangan di lantai 2 Jogja Library Center
Rak buku yang terpajang di pojokan bertulikan “Koleksi Budaya Nusantara”. Di sini aku bisa membaca berbagai judul koleksi yang berkaitan dengan Nusantara, misalnya tentang Masyarakat Buton, Borobudur, Prambanan, Gadis Jogja, dan banyak lagi. Tidak ketinggalan semacam cerita-cerita rakyat. 

Ada satu ruangan khusus lagi yang di dalam, tempat itu bertuliskan “Koleksi Jogjasiana”. Aku tertarik dengan ruangannya. Di dalamnya adalah tempat dikhususkan untuk koleksi yang berkaitan dengan DI. Yogyakarta. 

Ada banyak koleksi yang berkaitan dengan keraton Yogyakarta, kita bisa membacanya. Koleksi ini hanya bisa baca di tempat. Ini artinya tidak diperkenankan koleksi tersebut keluar dari ruangan Jogjasiana.
Koleksi Nusantara
Koleksi Nusantara
Kusempatkan membaca salah satu buku mengenai Yogyakarta, kemudian menaruh koleksi tersebut di atas meja. Kunjungan ini pun berakhir. Kuturuni tangga, berjalan menuju tempat informasi. Mengembalikan kunci loker seraya mengambil kembali Kartu Identitas. 

Selama aku di perpustakaan tersebut, kuhitung ada delapan pemustaka termasuk aku. Sangat kontras dengan riuhnya pengunjung yang berlalu-lalang di depan. Jalanan Malioboro tak pernah mengenal sepi saat akhir pekan. 

Perpustakaan ini menyatu dengan deretan ruko, sehingga tidak banyak orang mengira ada perpustakaan. Terlebih bagi orang yang baru kali pertama mengunjungi Malioboro. Semoga ke depannya, perpustakaan ini tidak terlihat seperti sedang terasing di tengah keramaian jantung kota. *Kunjungan ke Jogja Library Center ini pada hari sabtu, 17 Oktober 2015.

Baca juga tulisan lainnya 

24 komentar:

  1. jadi kangan masa kuliah, bolak-balik ke Perpusda I buat nyari ref dan studi pustaka :D, kalau yang malioboro belum pernah masuk walau sering seliweran di jalan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuliah lagi hahhahha, aku terakhir ke Perpusda tahun 2011, ngasih skripsi sama ngurusin surat bebas pustaka :-D

      Hapus
  2. Sugoi mas Sugoi ada koleksi buku Jepang'a :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu harus ke sini deh hahahah, atau lebih seru kalau ngeliput perpustakaan yang ada Japan Corner-nya :-D

      Hapus
  3. mantap nih koleksi perpus jogja, lengkap dan rapi! kalo yg di kab. bogor sini lumayan tertata sih, tapi koleksinya kurang lengkap :|

    btw, perpus kalo terlalu ramai juga gak enak broh. gapapalah gak banyak pengunjung, enakan sepi wkwk *lama lama bangkrut deh perpusnya*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee, seramai-ramainya pemustaka di perpustakaan , biasanya mereka nggak berisik :-D

      Hapus
  4. Kalau di pangandaran ada yang kayak gitumah,, kayaknya saya bakalan nongkrong di tempat itu tiap hari...

    BalasHapus
  5. cakep yaa ternyata perpusnya..dulu sering lewat tapi ragu mau masuk, buka atau ndak huhu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak sesekali masuk hehehhehe, keren loh :-D

      Hapus
  6. wah kayanya lengkap banget ya perpus nya, ada dari mulai makalah, buku, koran yang dulu juga masih biasa di cari
    coba aja kalo info ini ada sebelum aku skripsi kayanya aku mau belain kesana, soalnya kemarin pas sibuk2nya bikin skripsi pusing banget cari makalah sama sumber2 buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan mbak, kalau untuk cari naskah-naskah lama :-D

      Hapus
  7. komplit semua buku ada mulai dari budaya nusantara sampai buku jepang

    BalasHapus
  8. sekarang malah makin jarang yang ke perpus. lebih seneng ngenet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada waktunya untuk ke perpustakaan, lebih seru rasanya :-D

      Hapus
  9. waduh... sayang banget kalau ngga dimanfaatkan. soalnya saya suka ditempat yang banyak bukunya. banyak inspirasi disana hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas, ini salah satu tempat jika kita sedang bingung :-D

      Hapus
  10. waaaa ternyata tempat ini pindah di sini atau aku yang kudet ya kak hehe... dulu sih di depan alun" hahaha... mantap kapan" ke surga ini aahh......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah baru tahu kalau dulunya di alun-alun, mas. Heee, setahuku di sana adanya perpustakaan Sonobudoyo :-D

      Hapus
  11. dulu zaman kuliah aku kerap ke sini, tapi nyebelin penjaganya, klo sdh jam 12 siang kami ditegur saat ngambil buku dr rak lagi...katanya, sdh mau tutup lho...ihhh padahal tutup jam satu lhoo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, mungkin satu jam terakhir petugasnya membereskan buku, jadi tepat pukul satu langsung bisa pulang :-)

      Hapus
  12. Terima kasih review x...Sgt berguna utk informasi "tempat bertapa" alias perpus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perpustakaan selalu menajdi tempat yang nyaman buat bertapa ahahhah

      Hapus

Pages