Kubiarkan semua ini berlalu dengan
semestinya, entah apa yang selalu aku lakukan dahulu adalah suatu kesalahan.
Biarkanlah sesalahan ini semakin mencuat dan membuat kamu semakin berang.
Membuat kamu semakin emosi dan tidak bisa memaafkan kesalahan ini. Aku tidak
peduli, setiap hari aku harus bertengkar dengan hati karena selalu ditempat
yang paling aku benci ini.
Aku
datang kesini karena orang yang aku cintai disini, terlalu sakit untuk
berperang dengan hati. Tapi aku selalu mengutamakan apa yang bisa aku lakukan.
Aku duduk berjam-jam hanya untuk bisa melihat wajahmu, membuat motivasi untuk
hidup kembali tumbuh. Aku tahu setiap aku berada disini kamu selalu terganggu
dan tidak bisa bebas berkreasi.
Akankah
aku menjauh dari tempat yang ini? Lihatlah aku sekarang, manusia yang hidup dan
tinggal menghitung hari kapan aku menghembuskan nafas terakhir. Aku bukanlah
sosok yang tegar dan kuat seperti dulu lagi. Setiap langkah yang aku ayunkan
terkadang harus berjalan tertatih agar tidak terjatuh menghempaskan raga ini ke
bumi.
Apakah
aku bisa bertahan hidup lebih lama? Apa aku bisa kembali termotivasi lebih
besar? Apa mungkin aku harus berjuang seperti itu? Kuambil setiap senyuman dan
perkataan yang membuat aku kembali bersemangat untuk hidup. Kusimpan setiap kesalahan
dirimu dengan rapat-rapat agar tidak sedikitpun aku bisa melupakanmu ataupun
hilang hari ingatanku. Aku balikkna semua itu sehingga semunya menjadi indah.
Aku
menemukan semangat untuk kembali hidup saat aku melihatmu, setiap aku bisa
membalas setiap sapa dan senyumanmu. Setiap aku bisa bercanda denganmu, setiap
aku bisa membuat kamu tersenyum tanpa ada sedikit keraguan untuk melakukannya.
Setiap aku bisa menjadi tempat curahan disaat kamu sedang bersedih dan berduka.
Pikirkan
jika aku hanya membawa kekesalan bagi kamu? Kamu tahu apa yang akan aku
lakukan? TUHAN, jika dengan kematian ini dia bisa merasakan indahnya cintaku,
aktu tidak pernah ragu untuk menunggu kematian ini. Jika aku harus menjauh dari
dirimu agar kamu bahagia, pasti telah kumantapkan diri ini untuk
meninggalkanmu.
Aku
memang bukan orang yang terbaik dimatamu, tapi aku berusaha untuk menjadi yang
terbaik dimata TUHAN. Aku tidak akan mengeluh disaat otak ini serasa ditusuk
dengan jarum, saat kepala ini serasa dihantam oleh sebuah palu. Aku pasti
menikmati semua ini seraya berharap bahwa hari ini malaikat pencabut nyawa
mendekatiku. Seakan-akan dia akan menjalankan tugasnya untuk mengambil ruhku. Yang
harus kamu ketahui adalah, aku tidak akan pernah mau dekat dengan orang lain
karena aku telah memilih kamu untuk menjadi wanita yang aku cintai.
Baca juga postingan sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar