Sepertinya air hujan kali ini
membuyarkan semua rencanaku, kemarin terlihat begitu cerah dan semalam pun tak
kalah cerahnya. Dan ketika aku bangun pagi mentari juga dengan semangatnya
menyapaku dan berteriak menyuruhku untuk segera berjemur.
Tapi sore ini kenapa cuaca begitu
cepat berubah? Padahal aku udah bersiap-siap menuju Temanggung dan berlanjut
menuju Wonosobo, tepatnya menuju Dieng. Aisshhh antara kekecewaan dan kesabaran
menyatu didalam pikiranku, namun ada hal positifnya dengan hujan selebat ini mengguyur
kota Jogja.
Apakah itu? Yah dengan hujan seperti
ini, aku kadang bisa menulis sebuah uraian sederhana yang terekam dalam otak
ini untuk kembali menulis “ARTI TETESAN HUJAN PART II”. Walau coretan ini belum
tentu bagus, namun aku wajib terus berbangga karena aku masih diberikan oleh
TUHAN untuk menulis. Dan aku tahu tulisan ini tidak akan pernah sia-sia, karena
sejelek-jeleknya tulisan ini adalah hasil karyaku sendiri.
Tetesan air hujan kali ini
mengingatkanku pada masa dimana kau mempunyai teman banyak. Mempunyai
sahabat-sahabat yang perhatian dengan diriku. Aku merasa banyak persamaan
antara persahabatanku dengan tetesan air hujan.
Aneh bukan? Tapi aku membuat
pernyataan yang kadang tidak logis, tapi aku suka dengan pernyataanku ini.
Persamaan yang paling mencolok
adalah, keakraban itu kembali. Persahabatan kami yang sempat renggang karena
sesuat hal kali ini bisa kembali erat. Sama dengan tetesan air hujan yang dulu
tidak mau membasahi tanah, namun kini tiap hari hujan selalu menyapa tanah dan
terlihat sangat akrab.
Selain itu juga keduanya sama-sama
menghapus rasa kebencian, disaat aku dan sahabatku bisa melebur kembali menjadi
satu. Disaat itu pula bumi yang gersang bisa melebur karena adanya tetesan air
hujan.
Entahlah, aku tidak tahu kenapa apapun
yang terjadi pada diriku selalu aku samakan dengan air hujan. Setidaknya setiap
tetesan air hujan ini bisa membuat aku kembali mengingat bagaimana rasa
persahabatan itu tidak pernah terlepas oleh apapun. Persahabatan itu tak
bertanya sejak kapan kita berteman atau berkenalan, karena persahabatan itu
adalah anugrah dari TUHAN yang tak terkira harganya.
Baca juga postingan sebelumnya
Ketika Terabaikan
Nasehat Angin Malam
Senyum, Salam, Sapa
Arti Setiap Tetesan Air Hujan
Baca juga postingan sebelumnya
Ketika Terabaikan
Nasehat Angin Malam
Senyum, Salam, Sapa
Arti Setiap Tetesan Air Hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar