Pelan
namum pasti angkot jurusan Pecangaan –
Bugel – Jepara PP membawaku sampai perempatan Mantingan. Masih dihari yang
sama (25 Desember 2014), turun tepat diperempatan Mantingan, aku berjalan
menuju Masjid Mantingan yang
jaraknya sekitar 200 meter. Siang yang lumayan panas ini membuat aku agak
kecapekan. Dekat area Masjid dan Makam, sebuah gapura yang bertuliskan Kaligrafi Kalimat Syahadat seperti
sedang menyapaku. Aku mengikuti jalan sampai akhirnya sampai gapura depan makam
dengan tulisan yang sama. Kuputuskan untuk memasuki makam lebih dahulu, setelah
itu baru ke masjidnya.
Gapura di desa Mantingan, Jepara |
Gapura
di makam ini mengingatkanku gapura yang ada di Masjid Kotagede, Yogyakarta, bentuknya mirip sekali. Kumasuki area
makam yang sedang dalam tahap perbaikan dibeberapa sisi. Tertulis plang batas
suci untuk meninggalkan sandal. Aku lihat sudah ada beberapa pasang sandal
disini, walau tidak sebanyak saat aku mengunjungi di Makam Kadilangu.
Memasuki makam Sunan Mantingan, Jepara |
Makam Sunan Mantingan, ya ini adalah tempat bersejarah bagi peradaban
Islam khususnya di Jepara. Disekitar Makam
Sunan Mantingan sudah ada beberapa penziarah yang mendoakan, aku
mengelilingi tempat tersebut lalu membaca sebuah papan pengumuman yang
merupakan silsisah Ratu Kalinyamat.
Aku tidak pandai mengulas masalah sejarah, tapi dari sini setidaknya aku tahu
silsilahnya. Ada beberapa literatur yang membahas tentang ini dibuku tercetak,
kalau pun susah, silakan baca di Wikipedia – Makam dan Masjid Mantingan.
Bebebrapa penziarah di makam Sunan Mantingan serta papan silsilah Ratu Kalinyamat, Jepara |
Kemudian
aku menuju Masjid Astana Sultan Hadlirin
yang berada tidak jauh dari makam. Aku menuju bangunan lain yang ada
petugasnya, kemudian meminta ijin untuk mengabadikan beberapa gambar. Seperti
sebelumnya, aku diperbolehkan mengambil gambar masjid ini dari depan bahkan
bagian terasnya. Masjid ini hampir sama sejarahnya dengan Masjid Agung Kota Demak. Sama-sama simbol peradaban penyebaran
agama Islam pada masanya.
Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan dari depan |
Kulangkahkan
kaki menuju teras masjid. Disetiap dindingnya terdapat beberapa motif ukiran.
Letaknya tersusun rapi antara satu dengan yang lainnya. Salah satu ciri masjid
ini adalah reliefnya. Beberapa di antaranya memiliki pola tanaman yang
membentukkan rupa makhluk hidup, sehingga tidak dapat dikatakan melanggar
larangan agama Islam. Menurut literatur
dari Wikipedia – Ada relief dengan pola
tanaman yang membentuk rupa seekor gajah. Aku hanya mengabadikan salah satu
relief yang terpajang disetiap dinding serambi masjid Mantingan.
Relief pada dinding luar masjid |
Tidak
banyak yang bisa aku ulas mengenai Masjid
Mantingan ini, tapi aku percaya dengan sejarah mengenai peradaban Islam di
Jepara tidak terlepas dari sini. Masjid
Mantingan memang tidak seramai dan belum dikenal layaknya Masjid Agung Demak, namun tetap saja
sejarahnya tidak kalah dengan masjid sana. Aku melangkahkan kaki keluar dari
area Masjid Mantingan untuk
melanjutkan perjalanan hari ini. Tujuan selanjutnya adalah istirahat di Tanah Abang, sebelumnya aku akan
singgah sejenak di Kanal. Masih
ingat Kanal? Salah satu tempat yang
pernah aku ulas beberapa waktu lalu mengenai tamannya. Menaiki sebuah Angkot,
aku menuju Kanal, Jepara.
Baca
juga postingan yang lainnya
subhanallah,, bangunannya sangat indah.. memasuki kedalamnya akan terasa sejuk dan menenangkan hati..
BalasHapusoiya, apakah pengambilan gambar itu sudah medapatkan izin mas?
Untuk makamnya, aku ijin sama salah satu orang yang bertugas disamping, dan diperbolehkan. Untuk masjidnya aku ijin sama kakek-kakek yang menulis daftar tamu, juga diperbolehkan :-) Jadi bisa dengan leluasa mengambil gambar tapi tetap tidak mengganggu orang lain :-)
HapusJepretab fotonya indah sekali,. Saya sangat kagum akan desain dan arsitektur bangunannya yang megah, luas dan bersih. Sungguh sebuah tempat yang sangat indah untuk diabadikan. Kita, sebagai generasi muda, harus belajar dan mempelajari sejarah
BalasHapusBelajar sedikit-sedikit pak kalau saya, daripada sama sekali nggak paham :-)
Hapusreliefnya ngeri... eh tumben enggak ada foto sepeda
BalasHapusJatah sepedanya awal pekan :-D
HapusMasjid astana sultan hadlirin mantingan memang tempat yang menakjuban karena dari sinilah syi'ar Islam dimulai
BalasHapusIya kang, awal Islam di Jepara memang terkait dari sini
HapusReliefnya, wow banget, ngeri-ngeri sedap :)
BalasHapusDulu waktu SMA sering bikin ukiran, tapi selalu saja nggak berbakat :-(
Hapuswisata religi seperti ini bisa menumbuhkan dan memperkuat keimanan :)
BalasHapusSambil memperkuat keimanan, juga liburan :-)
HapusPerjalanan yang bisa menghasilkan banyak bahan dari setiap sisi sudat pandang yang dapat di kupas dari Masjid astana Sultan Hadlirin di Mantingan ini mas, luar biasa, dari setiap desain soko guru yang terdapat di dalam masjdi , jejak sejarah almarhum, eksotisme peradaban yang terpancar di setiap relief pintu gerbang yang memiliki perpaduan budaya dan traidisi yang indah sekali. Hm,,,, petualangan yang indah mas.
BalasHapusAda juga rasanya harus seperti ini kang :-)
HapusBenar kang, nanti baru dikupas satu persatu kan jadi seru .... he,, he, he,,,
HapusPengen juga kayak gitu kang, insyaallah dicoba :-)
Hapuswaahh masjid yang keren mas mantap euuyy.... kapan bisa sampe masjid ini buat sholat yah kerenn....
BalasHapusKalo lagi main ke Jepara bisa singgah mas :-D
HapusWoww,,
BalasHapusJos tenan ki, mas bro
Inggih mas, pengen mriku maleh.:-)
Hapusjadi ingin mengnjunginya mas
BalasHapus