Sesuai dengan rencanaku, sehabis dari pantai Nyamplungan (04 April 2015) aku ke rumah kakakku. Di sana
aku mandi, makan siang, dan istirahat sejenak. Selain itu juga sempat bertanya
lokasi pantai Kemloko dari
keponakanku yang pertama. dia lebih paham, karena sering ke sana dan umurnya
pun sudah 14 tahun. Fix, selesai semuanya; aku melanjutkan perjalanan.
“Pokoknya nanti sampai
pertigaan, ambil lurus terus om. Sampai mentok,” Seperti itulah penjelasan
dari keponakanku.
Alang-alang – Nyamplungan – dan sebagian Cikmas jalannya
cukup menyenangkan. Ada beberapa tanjakan yang membuat aku tidak bosan.
Pemandangan pun hampir semua sama, kalau tidak rumah warga, pantai, ya
pepohonan yang rimbun. Panas siang ini cukup menyengat, namun tidak apa-apa.
Sudah ditekadkan selama masih di Jogja. Kuikuti jalanan menuju ke Kemujan, sampai akhirnya sampai di
pertigaan. Aku ambil lurus (jalan paving), kalau belok kiri itu arah ke Kemujan. Jalanan yang nantinya aku
lalui kalau pulang ke rumah. Di pertigaan ada plang kayu kecil yang menunjukkan
arah Pantai Kemloko dengan anak panah warna hitam dan kecil.
Papan penunjuk jalan yang kecil |
Pantai Kemloko atau pantai Cikmas? Kemloko
dan Cikmas itu satu lokasi. Jadi
kalau kita bilang Kemloko, nanti
arahnya yang jalan paving. Tapi kalau kita bilang Cikmas, lebih yang jalan aspal. Ingat itu hanya satu tempat. Jadi
tidak perlu kalian permasalahkan jika bingung mengunjungi pantainya.
Sepeda melaju lumayan cepat karena jalan sedikit turun, mengikuti arah paving sampai mentok. Nanti akan melewat bekas lapangan Voli, lalu dekat arak ke SD Karimunjawa 06. Lurus lagi melewati kebun dan ada tempat membuat kapal (tidak terabadikan). Lurus lagi sampai akhirnya sampai bibir pantai. Cepat kan? Lah jalannya emang hanya satu itu saja, jadi dengan mudahnya aku menemukan pantai Kemloko tersebut. Sesuai dengan penjelasan keponankanku tadi.
Sepeda melaju lumayan cepat karena jalan sedikit turun, mengikuti arah paving sampai mentok. Nanti akan melewat bekas lapangan Voli, lalu dekat arak ke SD Karimunjawa 06. Lurus lagi melewati kebun dan ada tempat membuat kapal (tidak terabadikan). Lurus lagi sampai akhirnya sampai bibir pantai. Cepat kan? Lah jalannya emang hanya satu itu saja, jadi dengan mudahnya aku menemukan pantai Kemloko tersebut. Sesuai dengan penjelasan keponankanku tadi.
Sampai juga di pantai Kemloko |
Pemandangan yang indah tersaji di pantai ini. jika di
pantai-pantai lainnya terlihat pulau-pulau yang lumayan jauh di seberang, di
pantai Kemloko ini aku bisa melihat
semacam gugusan bukit (daratan Kemujan).
Pemandangan ini lebih mirip saat aku berada di pantai Legon Lele, namun nilai plus pantai ini adalah gugusan bukit
daratan itu sangat hijau dan rumbun.
Selaras dengan air laut yang jernih, juga cuaca yang mendukung. Pasir pantai ini agak mengandung lumpur, selain itu daratannya sebagian adalah tumbuhan Mangrove. Jadi di salah satu sisi kiri, aku dapat melihat bongkahan kayu-kayu Mangrove yang sudah mati dan juga yang masih hidup. Pantai ini digunakan warga setempat untuk menggalang kapal, serta menyandarkan kapal selepas melaut.
Selaras dengan air laut yang jernih, juga cuaca yang mendukung. Pasir pantai ini agak mengandung lumpur, selain itu daratannya sebagian adalah tumbuhan Mangrove. Jadi di salah satu sisi kiri, aku dapat melihat bongkahan kayu-kayu Mangrove yang sudah mati dan juga yang masih hidup. Pantai ini digunakan warga setempat untuk menggalang kapal, serta menyandarkan kapal selepas melaut.
Pemandangan di pantai Kemloko |
Pemandangan unik lainnya adalah Rumput Laut. Di bibir pantai, terdapat tempat semacam jaring-jaring
halus yang dibuat sebagai tempat penjemuran Rumput Laut. Di sana ada sedikit Rumput Laut yang dijemur. Jangan
kaget, Karimunjawa dulu sangat
terkenal dengan Rumput Lautnya. Juga beberapa tahun kemarin juga sempat kembali
geliat Rumput Laut tumbuh, namun
ternyata akhir-akhir ini tidak lagi bagus karena banyak kendala seperti penyakit
dan lainnya.
Semoga ke depannya pemerintah lebih peka bahwa Karimunjawa masih mempunyai potensi hebat untuk budidaya Rumput Laut. Tanpa bantuan pemerintah, aku rasa sangat sulit bagi warga setempat untuk berkembang. Di laut sana, terlihat banyak pelampung yang bertebaran. Itu artinya titik-titik tersebut adalah tempat Budidaya Rumput Laut.
Semoga ke depannya pemerintah lebih peka bahwa Karimunjawa masih mempunyai potensi hebat untuk budidaya Rumput Laut. Tanpa bantuan pemerintah, aku rasa sangat sulit bagi warga setempat untuk berkembang. Di laut sana, terlihat banyak pelampung yang bertebaran. Itu artinya titik-titik tersebut adalah tempat Budidaya Rumput Laut.
Rumput laut yang dijemur |
Aku mengabadikan diriku bersama sepeda di pantai ini.
Lihatlah, kombinasi warna biru (lautan dan air) bergabug dengan hijau bukit
(daratan) dan sedikit awan yang membentuk seperti huruf U. Indah bukan? Jarang ada pemandangan pantai yang melihatkan
gugusan bukit Karimunjawa dari spot
lain. Jika ada, pastinya saat kita menyeberangi pulau dan melihat ke arah Karimunjawa.
Nampang dulu biar eksis |
Puas menikmati pemandangan ini, aku lanjutkan perjalanan ke
arah pertigaan tadi dan belok kanan kalau dari pantai ini. aku akan mengunjungi
tempat yang mungkin tidak pernah kalian bayangkan ada di Karimunjawa. Sebenarnya pemandangan ini sudah terbiasa kita lihat
di tempat lain, tapi tidak di Karimunjawa
yang kenyataannya sebuah pulau kecil di tengah-tengah laut Jawa. Semoga kalian
penasaran.
Baca juga postingan yang lainnya
Pantainya seperti tak terurus, Sayang sekali pemerintah tidak turut andil dalam pembudidayaan rumput laut. seandainya ada inverstor. pasti budidaya rumput laut menjadi no 1 lagi...
ReplyDeleteIni pantai hanya digunakan warga untuk melaut, memang tidak digunakan untuk berwisata. Tapi aku rasa pemandangannya nggak kalah keren :-)
DeleteSayang sekali ya mas, Pantainya kurang terawat padahal itu tempat yang bisa dijadikan untuk mencari inspirasi.
DeleteIya heeee, tapi cukup asyik kok untuk sekedar bersantai menjernihkan pikiran :-D
DeletePanas terik di daerah pantai sepertinya bukan hal yang aneh lagi yah mas :D
ReplyDeleteSayang pantainya tidak terurus, coba kalo bibir pantai'a bersih, pasti lebih nyaman lgi tempatnnya
Di pantainya panas, tapi di tepianya banyak pohon rindang :-)
DeleteIni memang pantai yang dipenuhi mangrove, jadi wisatawan biasanya nggak tertarik ke sini
pantainya berantakan ya mas.. itu rumput lautnya lagi di jemur ya mas :)
ReplyDeleteYa, Rumput lautnya saingan dengan wisatawan yang suka berjemur :-D
DeleteKayanya kapan-kapan saya bisa nginap di kampungnya kang Nasurllah nih, biar bisa kenal lebih jauh daerah dan potensi serta kearifn lokal masyarakat di Pulau Karimun. he,, he, he,,
ReplyDeleteHeee, bisa kang :-D
Deletekayaknya bisa mampir untuk beberapa hari kayaknya mas...dan bisa membangun keakraban sambil menikmati keindahan pulau karimun
DeleteMonggo, jangan sungkan-sungkan singgah di rumahku :-)
DeleteSelain pemerintah, masyarakat juga harus turut adil dalam membersihkan pantainya :)
ReplyDeleteSegitu sih banyak mas bukan sedikit :D
ReplyDeletepantainya gak indah :(
ReplyDeleteCoba kalau pantainya bersih, pasti enak di pandang sama enak untuk dijadikan tempat liburan :)
ReplyDeleteSebenarnya sampah ini hanya bongkahan magrove yang mati, dan pasirnya memang berwarna agak hitam karena sedikit lumpur :-D
Deletesedikit kotor ya mas.
ReplyDeletesemoga pemerintah setempat melihat keadaan di pantai kemloko cikmas
Ini kotornya karena kayu-kayu mangrove yang terbengkalai (mati). Kalo jenis pasirnya emang agak hitam
DeleteAncur begitu, ya? Parah-parah.
ReplyDeleteSeperti inilah :-(
Deleteserunya menikmati pemandangan di pantai Kemloko
ReplyDeletemuantab tuh kalau di buat tempat mancing dan camping....sekalian beramah tamah dengan warga akan menambah keasikan suasananya...iya gak gan?
ReplyDeleteIya mas, tempat ini memang cukup bagus untuk ngecamp :-)
Deleteaku kira cikeas hahaha ternyata Cikmas, pantai2nya memang bagu2nya, dan belom terekspose hihihi, tapi jangan sampai terekspose deh nanti rusak
ReplyDeleteHaaaa, terekspos gak apa-apa kang, selama wisatawannya bisa sadar untuk tidak membuang sampah, merusak dll :-D
Delete