Everest, puncak tertinggi di dunia yang selalu
menjadi impian para pendaki untuk mendakinya. Aku hanya ingin menekankan dengan
kata mendakinya, bukan menaklukkannya. Karena sampai kapan pun kita tidak bisa
menaklukkan gunung tertinggi di dunia tersebut. Sebuah kalimat kecil sebagai
pembuka untuk menulis rangkaian ini agar tuntas. Semoga tulisan ini tidak
membosankan, layaknya bekerja disaat hari libur.
Tengah pekan ini, (kamis 17 September 2015)
sebuah film yang menceritakan tentang tragedi 1996 di puncak Everest
ditayangkan. Film yang berjudul Everest menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi para penonton sekaligus pecinta alam, bahkan para orang-orang
yang akhir-akhir ini digandrungi deman travelling. Film yang awalnya aku kira
akan mengeksplore keindahan gunung dari bawah sampai atas, lalu membuat kita
tertarik untuk mendaki puncak tersebut, ataupun ingin mendaki puncak gunung
yang terdekat dari tempat kita. Namun, dari sini; aku malah mendapat pelajaran
yang berharga. Bahkan sampai selesai aku menonton film ini, aku tidak lantas
menggebu-gebu ingin mendaki sebuah gunung. Aku mendapatkan pengetahuan dan
pesan yang jauh lebih bermanfaat.
Rob Hall (Jason Clarke) beserta rombongan saat mendaki Everest (Sumber: telegraph.co.uk) |
Dalam film Everest 2015 ini, ada banyak pesan
moral yang dapat kita ambil sebagai manusia. Pada intinya, kita tidak
diperbolehkan untuk menantang alam dengan segala keegoisan kita. Tidak
diperbolehkan mementingkan ego sendiri untuk menggapai apa yang kita impikan.
Tahun 1996, obrolan Rob Hall dengan Scott Fischer di suatu kamp kala itu
berkata “Tahun ini sangat banyak orang
yang mendaki gunung, sangat beresiko,” Obrolan para pemandu senior yang
sedang mengkhawatirkan sesuatu. Tentu mereka sedang mengkhawatirkan keselamatan
para pendaki yang sedang berusaha sampai puncak, juga mengkhawatirkan antrian
panjang selama menuju puncak.
Di saat yang sama, Jon Krakauer (seorang penulis)
yang juga ikut mendaki bertanya pada rombongan. “Apa yang membuat kamu ingin mendaki sampai ke Everest?” Jawaban
pun beragam, Yasuko Namba (perempuan dari Jepang) menjawab “Aku ingin menuntaskan misiku, sudah 6 puncak tertinggi aku daki,
tinggal satu. Tinggal Everest.” Jawaban itu pun dianggap biasa. Namun dia
terdiam saat Doug Hansen menjawab “Aku
ingin membuktikan bahwa aku bisa mendaki sampai puncak sendiri. Aku ingin
menginspirasi anak-anak biasa di tempatku, kalau mereka bisa melakukan hal yang
luar biasa,” Jawaban itupun diamini para pendaki lainnya. Di sesi lainnya,
sebuah cuplikan Rob Hall memunguti sampah yang tercecer di sekitar kamp. Di
sini, kita diberi pelajaran agar tidak membuang sampah sembarangan, tidak
menjadikan tempat wisata sebagai lahan baru tempat sampah.
Beck Weathers sedang menyeberangi jembatan (sumber: www.sfgate.com) |
Menuju lebih dalam, ketika rombongan Rob Hall
dan Scott Fischer saling kerjasama untuk sampai puncak, berbagai rintangan
mereka lewati bersama. Ya, pada akhirnya beberapa dari mereka sampai puncak.
Ada juga yang terbaring lemah tidak bisa sampai puncak seperti Beck Weathers.
Dia beristirahat di tengah perjalanan karena bermasalah dengan penglihatan.
Namun, ada juga yang mementingkan egonya untuk sampai puncak di saat yang tidak
tepat. Seperti yang dilakukan Doug Hansen, ketika waktu mengharuskan seluruh
rombongan turun. Dia tidak mau, dengan alasan ini adalah kesempatan terakhir.
Sampai akhirnya Rob Hall pun menemaninya, walau dia tahu sudah melanggar aturan
dan tahu resiko yang akan dihadapinya.
Scott Fischer (Paling depan) bersama lainnya (sumber: telegraph.co.uk) |
Doug Hansen bisa sampai puncak, bisa
mengabadikan foto tepat di puncak. Namun dia tidak bisa melawan ganasnya alam.
Puncak tertinggi di dunia pun memiliki keganasan bagi orang-orang yang tidak
mengikuti aturan. Dimulai dengan menipisnya oksigen, tabung oksigen yang mereka
pakai sudah habis, ditambah dengan badai yang menerjang Everest. Doug Hansen
tidak kuat melawan semuanya, dia pun menyerah dan meninggal. Sementara itu
Rob Hall dan Scott Fischer sama-sama berjuang
untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Scott Fischer juga meninggal karena
memaksakan diri untuk tetap naik walau sedang tidak sehat.
Rob Hall sekarat diterjang badai di puncak,
dengan komunkasi dia meminta bantuan. Semua terdiam, teman-temannya yang lebih
dulu turun mengacuhkan panggilan karena badai. Namun tidak dengan Andy 'Harold'
Harris. Dia mengabaikan kata-kata Rob Hall “Jika
tidak ada tabung oksigen, kamu jangan ke sini,” Jiwa solidaritas Andy
'Harold' Harris mengguncang hebat, dia mengabaikan keselamatan nyawanya untuk
menolong rekannya yang di atas. Ya, mereka bertemu; namun alam jauh lebih
ganas. Pada akhirnya Andy 'Harold' Harris lebih dahulu menghembuskan nafas
terakhir. Diikuti dengan Rob Hall yang tubuhnya terbujur kaku di sudut tebing
puncak Everest.
Nasib yang sama dialami pendaki yang sudah
turun, Yasuko Namba, Beck Weathers, dan lainnya. Mereka terpelanting
bergulingan tatkala terkena badai. Semua sekarat, satu demi-satu bangkit
melawan ganasnya badai untuk sampai kamp. Tidak dengan Yasuko Namba dan Beck
Weathers, mereka masih tergeletak di luar. Yasuko Namba (wanita yang sudah
menuntaskan misi 7 puncak pun meninggal). Sedangkan Beck Weathers, yang
terkapar dan sudah divonis mati oleh temannya tiba-tiba bangkit dan berhasil sampai
kamp. Dia selamat walau kehilangan hidung dan kedua tangannya, bayang-bayang
keluarga yang merasuk ke pikirannya membuat semangatnya bertambah.
Everest, menyampaikan pesan yang selalu pendaki
ingat “Mendaki itu yang terpenting adalah
turun dengan selamat.” Lupakan tentang ego, taati aturan yang berlaku,
utamakan keselamatan, dan ingat keluarga yang menunggu kita di bawah. Dari
Everest, aku dapat mengerti bagaimana pentingnya sebuah komunikasi, saling
mempercayai, tali persahabatan, dan tentunya resiko yang dihadapi ketika sedang
berada di puncak. Biarkan alam tetap seperti itu. Kita datang bukan untuk
meluapkan cita-cita yang ingin dilalui, namun meresapi segalanya dengan
ketenangan dan kenyamanan, tanpa mengubah sedikitpun yang ada di sana.
Baca juga tulisan lainnya
Wah mas Nasrul dah nonton ya?
BalasHapusJadi pengen buru-buru nonton film based on true story ini nih.
Ini juga dibeliin tiket temen, mas. Jadi langsung berangkat :-D
Hapushmmm baru tau kalok pesan morelnya kayak gtu :3
Hapusiyaaa mass :D
Hapusaneee belum nonton nih , download dimanaaa
Hapusaku juga sama pengen nonton deh, ternyata mendaki gunung itu ga semudah yang di bayangkan, perlu ketelitian dan juga jangan mementingkan ego, sekarang banyak orang yang berbondong bondong pengen naik gunung, bahkan kebanyakan yang newbie, yang pengen di poto di atas gunung terus nulis cinta2an atau nulis ketinggian gunung
BalasHapusYa, kalau di film ini manusia benar-benar harus bisa memahami kondisi alam, dan jangan melanggar aturan :-)
Hapuswakakakakakakaka iyaa nihhh
HapusJangan melawan alam... Jika anda menjaganya dgn baik tanpa ego pribadi maka dia juga akan baik, namun jika anda berbuat jahat/ kpd alam maka ia juga akan berbuat sama bahkan lebih kejam ...
BalasHapusYa, alam selalu membuat kita untuk belajar darinya.
Hapusbetullll kali nihhh
Hapuseh di youtube udah ada film ini ? baru tau nih dan pengen nonton juga :)
BalasHapusBelum mbak, agak lama biasanya.
Hapusiyaa belum adaaa
Hapusbener penasaran dengan film ini, paling suka film petualangan pendakian, sperti no limit
BalasHapusMemang kudu ditonton, mas. Buat kita belajar tentang alam.
Hapusiyapp kudu nontonnnn
HapusDari penjelasan diatas,, film ini nampaknya keren,, mungkin hari ini saya akan nyari bioskop dan nonton film ini heheh :)
BalasHapusAyoo sempatkan waktu untuk nonton heee
HapusWah film petualangan menjelajahi alam gini ane demen banget nih gan..
BalasHapuscoba ah berburu filnya dulu :D
Heeee, seru lagi kalo nonbar kang :-D
Hapussuwer kemaren sore saya nonton film evers 2015 ini, petualangan yang sangat menginspirasi bahwa hidup ini butuh membutuhkan satu dan lainnya.
BalasHapusmakjleb banget dah nih film
Iya kang, di sini kita diajarkan untuk tetap bekerjasama dalam satu tim.
HapusFilm ini jadi daftar yang wajib ditontong buat para pendaki gunung
BalasHapusUntuk kita semua yang suka berpergian, :-D
HapusWaksssss aku belum liat film ini, kayak nya mesti nonton nich ntar :-)
BalasHapusUdah balik dari Borneo, kan kang? Tinggal eksekusi nontonnya :-D
Hapuspengen nonton..... pengen nonton...... pengen nontonnnnn
BalasHapusAyoo nonton haaaa
HapusJoss tenan film ini memang!
BalasHapusJauh dari kata mengeksplore keindahannya, mas. Lebih memberikan pesan tentang kharimsatik dan sangat misterinya sebuah gunung.
Hapusharus ditonton bih film
BalasHapuskalau baca2 cerita yang pergi mendaki everest .. memang gila ya ; biayanya mahal bangett, peluang untuk hidup kecil ... bahkan kalau selamatpun banyak yang jadi cacat .. welehhhh
Ibarat liburan, inilah liburan yang ekstrim :-)
Hapushmmm itu film emang keren banget kak
BalasHapusBenar, keren karena pesannya sangat banyak.
Hapusijin pesannya ane share n copas
BalasHapusSilakan, akan lebih baik jika disertakan sumbernya :-)
Hapus