Menilik Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta - Nasirullah Sitam

Menilik Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta

Share This
Keluar dari Museum Sonobudoyo, aku termangu di tepian jalan. Jam tangan menunjukkan sekitar pukul 14.00wib. Aku memutuskan untuk kembali atau melanjutkan ke tempat lain. Sesaat kuteringat dengan sebuah museum yang tidak jauh dari lokasiku berdiri sekarang. Ya, Museum Kareta, sebuah museum yang berisikan koleksi kereta-kereta sang Sultan hanya berjarak sekitar 300 meter dari sini. Bergegas aku berjalan sedikit cepat menuju Museum Kareta.
Museum Kareta Yogyakarta
Museum Kareta Yogyakarta
Sesampai di depan museum, aku menuju ke pintu masuk yang dijaga dua orang petugas. Disodorkan aku tiket yang bertuliskan Rp.5000 rupiah.

“Sama motret nggak, mas?”

“Iya, pak,” Jawabku seraya memperlihatkan kamera pocket.

“Jadinya Rp.6000, mas.”

Selesai membayar tiket masuk, aku diarahkan untuk menuju kanan jalan. Setiap lorong berjejeran kereta kuda. Kuamati satu-persatu, dan tidak lupa juga kuabadikan beberapa gambar. Satu-persatu kubaca tulisan nama-nama kereta yang terpajang. Kareta Kyai Jongwiyat, Kareta Kyai Jolodoro, Kareta Kyai Roto Biru, Kareta Kyai Rejo Pawoko, Kareta Landower Ngabean, Kareta Premili, dan masih banyak lagi kereta lainnya yang tidak dapat kusebutkan. Aku mengamati lebih detail lagi di ruangan dalam yang terdapat beberapa kereta. Setiap kereta yang ada di sini cukup terawat dengan baik. di samping tulisan nama kereta, di sini juga terdapat tulisan himbauan agar tidak menaiki kereta. Aku sendiri masih asyik mengamati koleksi keretanya.
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta
Kususuri ruangan yang ada di tengah, di sini aku bertemu dengan pengunjung lainnya. Pengunjung (turis) ini secara seksama mendengarkan cerita dari pemandu. Sesekali pemandu tersebut menerangkan dengan gaya lebih simpel, sehingga mereka paham apa yangs edang dikatakan sang pemandu. Tidak lupa sang pemandu juga dengan sigap mengabadikan pengunjung tersebut di salah satu kereta yang besar dan megah.

Aku duduk di samping seorang abdi dalem yang menjaga. Sejenak kami berbincang-bincang. Aku berbincang dengan pak Suhardi, beliau menceritakan bahwa menjadi seorang abdi dalem sejak tahun 1979. Dari sini aku dapat sedikit informasi, jika museum ini didirikan berbarengan dengan keratin pada tahun 1756.
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta
“Di sini ada 23 kereta, yang dapat digunakan sejumlah 18,” Terang pak Suhardi.

Menurut keterangan dari beliau, kereta tertua di sini adalah Kareta Kanjeng Nyai Jimat; kereta buatan Belanda pada tahun 1750. Kereta ini ditarik delapan ekor kuda, kereta ini dipergunakan oleh Sultan Hamengkubuwono I – III. Berlanjut dengan paparan beliau, di sini juga ada Kareta Kyai Mondro Juwono. Kereta yang dipergunakan oleh Sultan HB III, juga digunakan oleh Pangeran Diponegoro. Kereta ini buatan Belanda pada tahun 1800an, ditarik dengan empat ekor kuda. Dan ada juga sebuah kereta kencana yang bernama Garuda Yekso. Kereta yang dipergunakan oleh Sultan HB VI sampai sekarang. Kereta ini ditarik dengan delapan ekor kuda.
 Kereta Kanjeng Nyai Jimat
 Kereta Kanjeng Nyai Jimat
Kereta Kyai Mondro Juwono
Kereta Kyai Mondro Juwono
Kereta Garuda Yeksa
Kereta Garuda Yeksa
Keterangan dari pak Suhardi membuatku sedikit lebih tahu mengenai museum kereta. Aku pun meminta ijin untuk menyusuri dan melihat koleksi kereta lainnya. Seperti yang aku lakukan di tempat lain, kunjungan ke museum ini pun kuabadikan. Aku mengabadikan saat berada dideretan kereta waktu masuk pertama, kemudian mengabadikan di kereta kencana yang ada di dalam ruangan lainnya.
Mengabadikan diri dulu
Mengabadikan diri dulu
Mengabadikan diri dulu
Akhir pekan yang cukup menyenangkan, secara tidak langsung, aku sudah mengunjungi dua museum. Menikmati akhir pekan yang tidak panjang ini dengan bermain sambil belajar mengetahui sedikit hal yang berkaitan dengan museum. Museum Kareta menjadikan aku paham mengenai sejarah, terutama tentang jenis-jenis kereta yang dimiliki oleh Sultan HB. Jika waktumu mengunjungi Jogja tidak terlalu lama, ada baiknya kamu menjadikan Museum Kareta sebagai tujuan berakhir pekan. Ada banyak hal yang kamu dapatkan di sini. Semoga museum-museum di Indonesia semakin terjaga dan banyak dikunjungi para wisatawan. *Kunjungan ke Museum Kareta ini pada hari Sabtu, 17 Oktober tahun 2015.
Baca juga perjalanan lainnya 

20 komentar:

  1. cakep banget dah
    keretanya antik~antik
    itu siapa ya yang buat kereta? tau g mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah itu yang nggak paham, hanya disebutkan buata dari negara Belanda saja :-D

      Hapus
  2. Kereta kyai kangjeng nyai jimat sudah tua banget ya. tapi masih keren, Mas Rullah. kirain kereta itu buatan orang Indonesia, ternyata orang Belanda juga yang buat.

    BalasHapus
  3. Musium Kareta yaw kak Sitam? bukan kereta. Namanya bisa menipu kalau dilihat sekilas itu. Hehehe. Aku dulu kesitu, triknya membututi turis asing yang sedang diterangkan oleh pemandunya. Kan secara nggak langsung dapat ilmu dari pemandunya, cuman nggak bisa bertanya aja. Ew keren yaw, tak hanya manusia kereta pun punya nama ternyata. Walaupun produk dari luar,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa, benar. padahal lokasinya dekat banget sama keraton. :-D

      Hapus
  4. kareta : aku kira kereta (spor: jawa), kereta sinter class ada gak, mas nasrul :D, nice info - bisa dicoba destinasi museumnya

    BalasHapus
  5. lucu jug mas tiketnya. beda ya kalo plus motret. kalo vidio brapa ya jadinya

    BalasHapus
  6. keren dan classy ini keretanya.
    yang jadi pertanyaan, kenapa benda yang keren dan cantik begitu kebanyakan dimuseumkan, ya? padahal secara fisik masih layak pake banget. o_o

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa kereta di sini memang masih dipakai, tapi pada acara-acara tertentu. Misalnya pas kirab dll :-D

      Hapus
  7. Seperti kereta di film-film sidney yahh :D

    BalasHapus
  8. wah .. banyak jga kleksi keretanya ... sampai 23 buah. Sayang waktu ke jogja tidak mampir kesini
    minggu lalu saya baru mengunjungi museum kereta di keraton kasepuhan cirebon ... hanya ada 1 kereta asli dan 1 replikanya ..

    BalasHapus
  9. Pertama kali denger museum ini yg di pikiran kayak museum kereta api Ambarawa, ga taunya kereta kuda. Haha.
    Hari Minggu / libur buka gak mas? Kemarin pas sekaten mampir sini tutup terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setahu saya hari libur tetap buka, mbak. Monggo berkunjung ke sini :-D

      Hapus
  10. wahh berbagai macam kereta ada disana, mulai dari yang sederhana hingga kereta kerajaan..

    BalasHapus

Pages