Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang
(Lirik Lagu Layang-layang)
Festival Layang-layang di Pantai Parangkusumo, Bantul, DI Yogyakarta |
Terakhir aku berkunjung ke Pantai
Parangkusumo adalah tahun 2009. Kala itu aku dan beberapa teman sempat
mengadakan acara di sekitar pantai tersebut. Saat itu juga Gumuk Pasir belum
dilirik oleh wisatawan untuk berfoto seperti ini. Sudah lama benar aku tak
berkunjung ke pantai ini, lagipula aku biasanya berkunjung ke Pantai Parangtritis, Pantai Depok, atau malah pantai lainnya
yang sederetan di selatan. Salah satu pantai di sana yang belum pernah aku
kunjungi juga adalah Pantai Cemoro Sewu. Lokasinya antara Pantai Parangkusumo –
Pantai Depok.
Menjelang siang hari, sebuah pesan
BBM kuterima. Ajakan Charis melihat Festival Layang-layang di pantai
Parangkusumo langsung kuiyakan. Karena ajakannya sore, aku sudah merencanakan
sekalian mengabadikan sunset. Senja
di pantai selatan tak kalah indah jika cuaca mendukung. Festival Layang-layang
ini selama dua hari, Sabtu dan Minggu. Aku lebih antusias ke sana karena adek
sepupuku (Antok; sosok yang mengurusi blogku) ternyata berpartisipasi mengikuti
festival tersebut. Malahan, beberapa warga yang dikenalnya menjadi panitia.
“Sore nanti aku ke sana. Mau lihat layang-layang sekalian nunggu sunset,” Pesan kukirim ke Antok.
Tepat pukul 15.50WIB aku sudah sampai
di Pantai Parangkusumo. Membayar area masuk Pantai Parangtritis sebesar 10k, ditambah parkir sepeda motor 3k.
Kulihat ada banyak layang-layang kecil yang dipajang dan dijual. Sebagian
anak-anak kecil tentu tertarik untuk memiliki dan menerbangkan di hamparan
pasir luas. Terlebih angin di pantai sangat kencang, sehingga akan sangat mudah
bagi layang-layang untuk membumbung tinggi. Aku mulai berburu foto, mencoba
mengabadikan beberapa aktifitas para peserta festival layang-layang.
Sebagian layang-layang sudah terbang, sebagian lagi sedang persiapan terbang |
“Tadi sudah lomba kategori tradisional dan kategori dua dimensi. Setelah
ini sepertinya Rokkaku Challenge-nya,” Ujar Antok.
“Lah kalau yang bentuk naga seperti tahun kemarin nggak ada ya?” Celetukku.
“Kalau itu besok pagi. Lebih meriah besok sepertinya. Tapi sore sudah
selesai,” Terang
Antok lagi.
Gambar layang-layangnya keren |
Kembali aku menapaki hamparan pasir
yang terasa hangat. Biasanya aku bermain air jika di pantai, tapi kali ini
layang-layang mengalihkan pikiranku. Berkali-kali festival layang-layang
diadakan di pantai Parangkusumo, tapi baru kali ini aku bisa menyambanginya.
Kubidik aktifitas para peserta yang sibuk mengurusi layang-layangnya.
Layang-layang ukuran besar tak bisa diterbangkan sendirian. Untuk ukuran
tanggung minimal dua orang yang menaikkan; satu memegang senar/tali, dan
satunya memegang layang-layang. Jika ukuran lebih besar, bisa lebih dari lima
orang yang terlibat untuk menerbangkannya. Aku sempat mencoba menarik salah
satu tuas tali layang-layang yang berukuran sedang. Tarikannya berat banget,
jika hembusan angin lebih kencang, pasti aku bakalan pontang-panting tak
sanggup menarik tuas talinya.
Lomba selanjutnya adalah Rokkaku Challenge. Berhubung aku tak
mengerti apa itu Rokkaku Challenge,
segera kubuka hp dan mencari informasi mengenainya. Kalau diinformasi yang
kudapatkan adalah perlombaan ini dikhususkan untuk layang-layang yang mempunyai
bentuk segi enam. Warna-warni ceria pada tiap layang-layang yang siap
dilombakan. Aku bersemangat sekali untuk melihat bagaimana serunya lomba
tersebut.
Warna-warni layang-layang cukup meriah |
Sekitar 20an layang-layang disiapkan.
Suara lantang panitia sibuk mengarahkan agar para pelayang ini siap ketika
komando diteriakkan. Temanku (kelompoknya Antok) pun ikut serta. Sebuah
layang-layang segi enam bercorak lima warna; hijau, orange, merah, kuning, dan
biru sudah siap diterbangkan. Mereka menunggu komando selanjutnya.
Lomba kali ini sangat seru. Jadi
lombanya itu seperti kalau kita mengadu layang-layang di atas. Jika biasanya
ada dua/tiga layang-layang diadu sampai tuas talinya putus. Kali ini ada lebih
dari 20 layang-layang yang ikut bertarung. Begitu panitia berteriak angka tiga,
puluhan layang-layang tersebut berterbangan di angkasa. Gegap-gemita para
penonton bersorak menyemangati layang-layang temannya. Aku melihat bagaimana
reaksi para pemegang tuas tali. Mereka berusaha melepaskan layang-layangnya
dari duel semerawut di atas.
Para pengendali layang-layang sibuk mengendalikan layang-layangnya |
Satu demi satu layang-layang ada yang
putus ataupun mendarat ke tanah. Sementara itu para pelayang masih berteriak
kencang seraya menjaga agar layang-layangnya terus bisa terbang. Duel
berkecamuk di atas, sangat seru. Tak lebih dari 10 menit, di atas menyisakan 5
layang-layang. Alhasil, layang-layang tim Antok masih aman. Karena harus
dicarikan pemenang, maka panitia kembali mengulagi duel kedua untuk lima
layang-layang. Akhirnya putus juga layang-layang tim yang aku dukung.
Layang-layang tersebut terbang diterpa angin dan tersangkut di salah satu pohon
Cemara.
Sewaktu layang-layang bertarung di angkasa |
Sebelum keriuhan lomba Rokkaku Challenge, aku sudah berkeliling
ke beberapa peserta lomba. Aku mengabadikan tiga layang-layang dua dimensi.
Kudekat salah satu kelompok layang-layang dua dimensi yang asyik menjaga
layang-layangnya. Tiap senar layang-layang diberi pemberat karung beras seberat
25kg dan diisi pasir penuh. Kemudian ujungnya ditalikan pada tuas
layang-layang. Tujuannya agar layang-layang tersebut tidak harus dipegangi
pemiliknya.
“Berapa habis dana untuk mebuat satu layang-layang, mas?” Tanyaku sembari ikut duduk di
samping mereka.
Layang-layang ini biaya produksinya satu juta rupiah |
“Kalau yang ini hanya habis 300 saja mas. Kalau yang itu habisnya 1000,” Terang bapak di sampingku.
Sebagian orang di Jawa (khususnya
Jawa Tengah dan Jogja) lebih sering mengatakan ratusan ribu dengan kata
“ratus”. Sedangkan untuk jumlah jutaan, mereka cenderung mengucapkan “ribuan”
saja. Jadi ketika mereka mengatakan 1000, itu artinya dana yang dihabiskan
adalah satu juta rupiah.
“Wah mahal juga ya, pak,” Celetukku.
“Namanya juga hobi mas,” Jawab yang lain tertawa.
Kalau layang-layang yang ini biayanya Rp.300.000 |
Sedikit informasi yang kudapat dari
kelompok bapak ini. Layang-layang yang dananya 300k itu bahannya kain tapi
coraknya hanya dilukis saja. Jadi ketika nanti dicuci akan luntur. Sedangkan layang-layang
yang menghabiskan dana 1000k itu warna coraknya asli warna kain. Jadi mereka
harus detail menjahit kain parasut
dengan corak yang dibutuhkan. Selain dana, membuat layang-layang seperti
ini juga menghabiskan waktu. Nggak kebayang kan berapa dana yang dihabiskan
tiap kelompok jika membuat layang-layang raksasa.
Hayo ini gambar apa layang-layangnya? |
Perlombaan hari ini telah usai.
Sebagian peserta mulai menurunkan layang-layangnya. Aku tertarik melihat
bagaimana perjuangan sebuah kelompok yang berusaha keras menurunkan
layang-layang berukuran besar. Layang-layang ini berbentuk ular kobra,
panjangnya lebih dari 5 meter. Warna corak dominan kuning dan terlihat
meliuk-liuk terkena hempasan angin kencang. Ada empat orang yang berusaha
menarik dan menurunkan layang-layang, begitu layang-layang mendarat di pasir,
salah satu yang tadi menarik langsung berlari menuju layang-layang dan melipat
bagian tengah. Sementara itu sebagian anak-anak
kecil yang tadinya mengamati dari kejauhan ikut memegang bagian ujung
ekor layang-layang.
Proses penurunan layang-layang raksasa pun sangat sulit |
Ada layang-layang yang menurutku
asyik dimainkan. Bentuknya seperti untuk paralayang. Dikendalikan menggunakan
dua tuas tali yang diikat tiap ujung kanan dan kiri, dan juga dikendalikan
dengan dua tangan. Layang-layang model ini dapat bermanuver dengan cepat.
Meliuk-liuk cekatan mengikuti arahan pemiliknya. Kadang pemilik layang-layang
ini iseng, seperti yang sempat kuabadikan. Seorang anak ingin memegang
layang-layang yang terbang tersebut. Sengaja layang-layang tersebut mendekati
sang anak, namun ketika tangan anak ingin memegang, dengan cepat layang-layang
tersebut bermanuver menghindari sang anak. Dan ketika sang anak seakan-akan
diam tak berniat memegang, layang-layang tersebut mendarat di belakangnya. Aku
tertawa melihat sang anak dijahili pemilik layang-layang.
Anak kecil dan layang-layang |
Menjelang magrib, langit malah
mendung. Rencana sekalian ingin melihat senja gagal. Kami langsung mengendarai
kendaraan pulang, sengaja melewati jalan menuju Pantai Depok. Dari sini aku dapat melihat bagaimana keramaian
wisatawan yang memenuhi Gumuk Pasir. Aku dan Charis tak ada niat berhenti di
Gumuk Pasir lalu melewati arah ke Pantai Cemoro Sewu, kami merencanakan jika
cuaca esok bagus bisa ke sini sekalian berburu sunset. Cuaca memang tak dapat diprediksi, kami terkena hujan
ketika berada di area Pantai Depok.
Hujan tak rata, di area jalan parangtritis km 18 – km 8 tidak hujan. Begitu
mendekati ringroad, hujan deras. Aku pun basah kuyup sampai kos. *Festival Layang-layang di Pantai
Parangkusumo berlangsung selama dua hari; Sabtu – Minggu (20 – 21 Agustus 2016).
Dokumentasi yang aku abadikan pada hari sabtu sore.
Baca juga tulisan Wisata Umum lainnya
yhqrdjk
BalasHapusKu kepanjangane opo yo? Yah aku rak dijak (mungkin) ahhahaha
HapusYoaa.. Singkatan anyar XD wkwkwkwk
HapusKudu dimasukke neng KBBI hahahhah
HapusTahun ini ga bisa nonton...aku ke sananya tahun kemarin mas.
BalasHapusDan tahun kemarin bisa dapat sunset bagus pas festival berlangsung.
Eh tapii kalau liat layang layang jadi inget tarik ulur yak :'D
Mas kok ga mampir? Kan kalau basah kuyup bisa pinjem baju ganti :p *bajuku muat kan?
Sik. Tak mbayangke Om Sitam make bajune Mbak Dwi..
HapusDwi; Gimana mau mampir, lah kamu nggak nongol di WA kakakakakka.
HapusTom: Lah kui, aku rep bayangke wae wes mumet hahahahaha
Aku hari itu sedang sibuk acara 17n kampung wkwk hape tak tinggal mas.
HapusLha gimana? Kalau masih minat aku punya baju kembang kembang pink
Makasih loh Dwi, kamu baik banget. Kalau ada sekalian satu lemari ya biar aku jual :-D
HapusWingi sepedaan jelajah sudirman yo nglewati Cemowo Sewu karo Gumuk Pasir Grenjen, podo mandek kono tapi aku langsung neng paris lha ngeleh...
BalasHapusKoyoke rek nunggu sunset neng kono sambil dolan selancar neng Gumuk seru, dab hahahah
HapusWah gokil nih. Dari dulu pengen banget liat ginian, sayang nasib tinggal di kalimantan, kayak ginian gak ada nih. Btw, paling suka layangan gatot kaca tuh, keren. Harganya juga lumayan. Tapi kalo hobi mah, segitu masih termasuk murah.
BalasHapusSaya juga baru kali ini bisa ke sini mas. Padahal festival layang-layang ini tiap tahun ada di Jogja.
Hapuskeren banget mas, aku sebenarnya pengen datang, hanya kebetulan ada rapat sampai sore :(
BalasHapusMas Jarwadi juga sibuk abis ikut playon kemarin ehehehhe. Tahun depan ada lagi biasanya mas :-D
HapusAku cuma pernah ke Parangtritis. Sisanya belum pernah kujamah. Semoga lain kali ada kesempatan kesana pas festival layang-layang berlangsung ;)
BalasHapusSederatan ada banyak pantai mbak. Dari Parangtritis sampai pantai Glagah, atau malah ke arah pantai Gunungkidul. Agendakan ke sini mbak :-D
Hapuskeceee banget nie, ngajak anak pasti seneng
BalasHapusYakin deh mas kalau ngajak anak bakalan senang banget :-D
HapusPengen banget liat even2nya Bantul tapi kok ya mesti barengan acara, bagus2 ya layang2 nya mas
BalasHapusBiasa mbak, emang bersamaan terus agendanya hahahaha
HapusUdah lupa kapan terakhir main layang-layang, rasanya pas SMP dulu deh...layang-layangnya keren bnget, bikin yng biasa aja susah apalagi yang ini.
BalasHapusHehehehe, aku kalau musim layang-layang masih main. Walau layang-layangnya beli yang seharga 2 ribuan :-D
HapusWuih layangannya canggih-canggih, terutama yang bergambar Gatotkaca, wayang (entah siapa itu), dan Nyi Blorong. Hebat system tali setimbangnya, kalau aku sih paling bisa membuat yang bentuk standard aja. Btw kalau diingat-ingat udah lama juga gak main layangan :-D
BalasHapusPas hari kedua malah keren lagi mas. Layang-layangnya tiga dimensi. Ada yang model naga dan sepanjang 100 meter :-)
Hapuswow layang-layangnya unik bener mas :D
BalasHapusJadi ingat waktu dulu sering main layang-layang toh mas? :-D
HapusAnjaii. ada festival layang2 toh. Kemarin pas di festival ciletuh salah satu rangkaiannya jg ada lomba layang2. tapi minim peminat
BalasHapusHarusnya kalau Festival layang-layang kudu berkomunikasi dengan para pelayang, Nif. Jadi antusiasnya bakal terasa semarak.
Hapusasyiknya kalau ada di sana , kbayang melihat banyak bentuk layangan
BalasHapusDi langit seperti dipenuhi layag-layang berbagai bentuk dan warna :-D
Hapuswah seru juga ya acara festival layang2nya, btw pantai parangkusomo itu sebelah mana pantai parangtritis ya?
BalasHapusSeru banget mas hehehhe. Pantai Parangkusumo itu sebelah baratnya pas pantai parang tritis. Kalau jalan kaki pun bisa, yang ada gumuk pasir sekarang itu area pantai parangkusumo, mas.
HapusTernyata festivalnya udah lewat ya? Hiks. Mbiyen tahu nonton festival layang-layang di sana juga. Asli keren, pantai jadi berubah kece apalagi langitnya penuh warna-warni gitu. Tahun depan colek daku kalo mau nonton festival layang-layang lagi ya om Sitam :3
BalasHapusTak kira mas sibuk banget je hehehhe. Siap mas, besok kalau ada event lain lagi aku kabari :-D
HapusSeru juga di Jogja ada Festival Layang-Layang begini ya, mas. Udah lama banget aku ngga main ke Jogja lagi. Itu model layang-layangnya lucu-lucu, serius itu harganya nyampe 300 ribuan?
BalasHapusSeru banget mbak heheheh. Wah ayo main-main ke Jogja lagi mbak.
HapusBenar mbak, bahkan katanya ada yang sampai habis jutaan untuk membuat sebuah layang-layang :-)
Hari Minggu aku mau nonton festival ini tapi ga jadi, udah sampai Sleman padahal. Seru juga ya mas :D
BalasHapusKamu kayaknya sering banget main ke Jogja hehehhehe. Mbok kabar-kabar bisa kopdaran bareng teman-teman di Jogja :-D
HapusLayanganya bagus bagus banget...main layangan emang seru
BalasHapusIya hehehhehe. Benar-benar seru main layang-layangnya :-D
HapusKamu kok naik sepeda motor ngak sepeda pancal aja ??? ih kamu ngak konsisten #laluDigampar
BalasHapusCapek om kalau naik sepeda ontel terus. Sesekali mnaik motor boleh lah, biar nggak kagok kalau naik motor hahahaha
Hapusnah ini nih yang belum ada di lombok..
BalasHapussemoga ke depannya ada festival layang layang juga
heuheuheu
Semoga aja ada mas. Seru banget loh kalaua da festival layang-layang di pantai. Bakalan memikat para pengunjung pantai unk kesana.
Hapuswuuhh seru juga ya mas... kayaknya asik tuh... mantap dah...
BalasHapusSeru banget mas ehehheh.
Hapuskalo bukan hoi agak gila sih buat layangan seharga 1 juta 😑😑
BalasHapusHeee, kalau hobi jadinya murah :-D
Hapusbanyak sekali ya festival-festival yang di selenggarakan di yogyakarta, menarik sekali untuk di kunjungi..
BalasHapusKalau mau lihat, akhir pekan ini ada festival layang-layang di Cilacap.
Hapus