Le Travail Coffee Jogja, Kedai Kopi di Sekitaran UPN - Nasirullah Sitam

Le Travail Coffee Jogja, Kedai Kopi di Sekitaran UPN

Share This
Es Kopi Susu Blakang UPN
Sabtu malam menyapa, ini waktunya aku mencari info-info kedai kopi yang ingin aku kunjungi. Setengah jam melihat lini masa di Instagram, tidak sengaja aku melihat postingan Le Travail Coffee. Untuk sesaat aku melihat informasi jam buka kedai sebelum memastikan berkunjung. 

Transportasi daring mengantarku. Tidak seperti biasanya, kali ini jalanan cukup lancar. Berlokasi di Jalan Pintu Selatan UPN No.7, Ngropoh, Condongcatur, kedai kopi ini tepat di belakang kampus UPN. Hanya sepelemparan batu saja dari UPN. 

Cahaya temaram, kedai kopi ini berbalur cat putih di depan. Salah satu temboknya penuh tanaman. Pun dengan beberapa pot yang digantungkan. Masih lengang, malam minggu ini belum banyak pengunjung yang mengopi di sini. 

Kupegang gagang pintu dan mendorongnya, gantungan kecil berbentuk lonceng berdentang terkena gesekan bagian pintu. Suara ini cukup menjadi khas tiap ada pengunjung yang masuk atapun keluar. 
Teras kedai Le Travail Coffee Jogja menjelang malam
Teras kedai Le Travail Coffee Jogja menjelang malam
Barista yang berjaga menyapa. Layaknya pelayan, dia langsung menanyakan menu apa yang aku inginkan. Pilihannya tentu kopi dan nonkopi. Tidak kulihat buku daftar menu, lantas aku menanyakan daftarnya. 

“Di atas samping, mas,” Terang barista sambil menunjuk tiga buah tulisan daftar menu. 

Tiga daftar menu tersebut terbagi antara menu andalan (signature), kopi, dan nonkopi. Sempat aku bertanya kopi seduh manual, di sini untuk sementara waktu tidak tersedia. Kulirik bagian kopi susu, pilihanku jatuh pada Blakang UPN. Salah satu minuman andalannya. 

Harga minuman relatif mirip dengan kedai-kedai yang ada di sekitarannya. Untuk minuman andalannya dihargai 20.000 rupiah. Hampir seluruh kedai kopi di sekitaran Seturan harganya mirip, tidak jauh berbeda. 

Sesaat aku berbincang dengan barista yang berjaga. Dia hanya sendirian, katanya nanti ada peralihan sif pukul 20.00 WIB. Menjelang magrib hingga sekarang belum tampak keramaian pengunjung. Hanya ada tiga orang, sudah termasuk aku. 
Daftar menu dan harga di  Le Travail Coffee Jogja
Daftar menu dan harga di  Le Travail Coffee Jogja
Informasi yang aku dapatkan, biasanya waktu kunjungan ramai tidak tentu. Tiap hari banyak pengunjung, seperti malam sabtu kemarin. Semua tempat duduk penuh, hingga barista benar-benar bekerja. 

Uniknya lagi, tempat ini ramai tiap rabu malam. Entah kenapa, katanya tiap rabu malam kedai kopi ini pengunjungnya selalu penuh. Kalau pagi hari rata-rata yang datang adalah pekerja, mereka mencari tempat yang nyaman untuk bekerja. 

Meski tidak luas, kedai kopi Le Travail ini konsepnya jelas. Bagian luar kedai dimanfaatkan untuk pengunjung yang ingin berbincang santai. Satu meja panjang dilengkapi dua kursi panjang pula. Bagian sudut yang melekat pada tembok tersedia stop kontak. 

Bagian yang masih kosong lainnya diberi empat meja kecil. Kombinasi kursi panjang dan kecil terbagi di beberapa sudut melengkapi meja. Di tiap meja sudah dilengkapi asbak. Tentu tujuannya bagi pengunjung yang suka merokok. 
Area luar  Le Travail Coffee Jogja untuk para perokok
Area luar  Le Travail Coffee Jogja untuk para perokok
Sembari menunggu pesanan dibuat, aku menjelajah sudut-sudut kedai kopi. Lantai satu yang di dalam ubin berwarna gelap. Tembok sisi kanan seperti susunan papan berwarna kecoklatan. Sedangkan tembok sisi kiri batu bata berbalur cat putih. 

Konsep di dalam ini sebenarnya mengambil segmen para pekerja. Tatanan meja dan kursi lebih cocok untuk para pekerja lepas. Sekilas memang mirip coworking space. Tiap meja yang melekat di tembok sudah tersedia colokan listrik. 

Kursi panjang yang berlapis busa dilengkapi tiga meja kecil. Satu meja panjang di tengah ruangan bisa untuk pengunjung saling berhadapan. Tempat ini yang biasa ramai digunakan para pengunjung untuk bekerja. 

Ukuran antara meja dan kursi tingginya sudah ergonomis. Jadi nyaman untuk menulis atau melakukan aktivitas dengan laptop. Untuk meja panjang yang berada di tengah, tidak tersedia colokan. Sewaktu aku di sini, ada pengunjung yang membawa rol kabel sendiri. Biasanya mereka pelanggan tetap. 

Berhubung berada di dalam dan berdekatan dengan meja barista, serta tidak semua pengunjung adalah pekerja. Tempat ini kalau ramai cukup riuh. Bagi yang ingin bekerja malam hari, aku rekomendasikan membawa headset agar lebih kondusif. 
Ruangan di dalam cederung untuk bekerja
Ruangan di dalam cederung untuk bekerja
Dari luar terdapat tangga kecil akses naik ke lantai dua. Menurutku tangga ini cukup curam, sedikit kurang ergonomis. Tangga kecil ini mengingatkanku tangga di Signatura Coffee. Aku menelusuri informasi di ulasan Google terkait tangga kedai kopi tersebut. 

Sebuah postingan di sana menarik perhatianku. Sebuah masukan dari salah satu pengunjung jika model tangganya terlalu tegak, sehingga sedikit kurang aman. Bahkan dia menuliskan pernah melihat ada orang yang agak terpeleset. 

Informasi-informasi seperti ini bisa menjadi masukan yang bagus bagi orang yang bergelut di bidang kedai kopi ataupun yang lainnya. Meski tidak semua masukan bisa diambil, setidaknya bisa menjadi pertimbangan di waktu mendatang. 

Sesampai lantai dua, ruangannya terbagi menjadi dua. Satu terbuka menghadap jalan dan satunya tertutup. Ada dua pengunjung yang sudah di atas, mereka sibuk di depan laptop masing-masing. Kuurungkan diri memotret. 

“Mas, mbak. Boleh saya izin motret dari luar?” Pintaku meminta izin terlebih dahulu. 

Kedua pengunjung tersebut tidak keberatan aku abadikan sewaktu sedang beraktivitas. Meski ruangan di lantai dua tertutup, tempat tersebut diperbolehkan untuk merokok. Ruangan ini mengingatkanku Eternity Coffee yang mempunyai ruangan tertutup dan diperbolehkan merokok. 
Lantai dua pun konsepnya untuk bekerja
Lantai dua pun konsepnya untuk bekerja
Tanda-tanda keramaian mulai terlihat menjelang pukul 21.00 WIB. Pengunjung datang sendirian hingga berkelompok. Lagi-lagi barista melayani tiap pembelian para pengunjung. Di sini, pesanan yang kita pesan nanti diambil sendiri. 

Barista memanggil nama kita untuk kita ambil sendiri. Sebelumnya, barista meminta informasi nama panggilan kita dan menulisnya pada gelas plastik. Minuman dingin di sini menggunakan gelas plastik. 

Satu hal lagi yang aku ingat di sini. Barista senantiasa mengingatkan para pengunjung untuk membawa helm-nya masuk atau menaruh di teras kedai kopi. Konon sudah beberapa kali ada yang kehilangan helm karena memang tidak ada penjaga parkir. 

Kalian yang datang ke Le Travail lebih baik datang menggunakan kendaraan roda dua ataupun malah menggunakan transportasi daring. Karena area parkir sempit, hanya memanfaatkan tepian jalan di seberang kedai kopi. 
Pengunjung dan barista di depan meja bar
Pengunjung dan barista di depan meja bar
Tidak terasa minuman Es Kopi Susu Blakang UPN sudah siap. Barista memanggil sesuai nama yang tadi aku sebutkan. Minuman ini komposisinya adalah natural palm sugar, espresso 2 shot, and mix milk. Untuk rasa, menurutku seperti minuman es kopi yang ada di kedai kopi lainnya. 

Usai mendapatkan minuman, aku menuju satu meja yang ada di dalam ruangan. Mengambil laptop dan menulis ulasan kedai kopi ini di blog. Seperti yang aku lakukan seminggu sebelumnya. Malam ini pun aku menulis kedai kopi Le Travail tepat di kedai kopinya langsung. 

Jika ingin datang pada saat kedai kopi suasana nyaman dan tenang. Aku merekomendasikan datang saat pagi atau sebelum malam. Biasanya kedai kopi pada jam-jam tersebut cenderung sepi. Ketika aku datang awalnya sepi, tapi pas sedang di sini mulai terlihat riuhnya. 

Pada dasarnya sebagian besar pengunjung yang di dalam sibuk bekerja. Hanya ada satu atau dua pengunjung yang memang untuk bersantai dan merupakan pelanggan tetap kedai, sehingga terlihat agak ramai dan riuh. 
Menulis artikel di  Le Travail Coffee Jogja
Menulis artikel di  Le Travail Coffee Jogja
Berhubung di sini minuman dikemas menggunakan gelas plastik, alangkah lebih baiknya lagi terdapat tempat sampah di salah satu sudut ruangan. Tujuannya agar pengunjung yang nantinya pulang bisa langsung membuang bekas gelas plastiknya di tong sampah, sehingga barista tidak perlu membuang sampah. 

Kedai kopi ini sebenarnya asyik untuk tempat bekerja, konsep dan tatanan meja di ruangan sudah sesuai. Rata-rata pengunjung kedai kopi yang di sini waktu kunjungnya relatif cukup lama. Bisa antara 3 jam atau lebih karena mereka sebagian besar bekerja. *Le Travail Coffee Jogja, 09 September 2019

10 komentar:

  1. Kafe yang menyediakan kopi sekarang berlomba tidak sekedar pada cita rasa tapi pada kenyamanan pengunjung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak kedai kopi yang seperti itu, bang. Suasana nyaman diperlukan. Meski tidak semua kedai kopi konsepnya sama

      Hapus
  2. Bacanya berasa baca dongeng. Larut. Wkwk

    BalasHapus
  3. kok lucu sih nama kopinya, es kopi susu belakang UPN, heuheuheu
    terus itu ruangan merokoknya tertutup, jarang sih kulihat, biasanya ruangan merokok justru outdoor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, beberapa kedai kopi ada yang konsepnya seperti itu.

      Hapus
  4. Jam 9 ke atas baru mulai rame? Terus minum kopi, hmmm kalo aku alamat gak tidur semaleman itu hahaha.
    Btw tangga tuh emang krusial deh. Serem aja kalo ketinggian atau terlalu tegak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pagi sampai menjelang magrib biasanya cukup banyak tapi masih kondusif, mbak.
      Kalau malam cukup riuh, kurang pas buat bekerja

      Hapus
  5. asyik ya di Jogja .. banyak pilihan kedai kopi ... dan yang penting .. harganya benar2 bersahabat ... hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang paling utama kang. Kalau harga di atas rata-rata, kudu ada konten yang menarik untuk diulas hehehehehhe

      Hapus

Pages