Mengopi dan Makan Malam di JogYa by Kepomo Coffee Jogja - Nasirullah Sitam

Mengopi dan Makan Malam di JogYa by Kepomo Coffee Jogja

Share This
Minuman Vietnam Drip sudah disajikan

“Besok aku main ke selatan,” Tulisku di kolom komentar akun Instagram JogYa by Kepomo.

Sejak Desember tahun lalu, aku diinformasikan kawan jika dia membuka kedai kopi di selatan. Akhir tahun kemarin pun kusempatkan mengopi. Terlebih lokasinya hanya sepelemparan batu dari shuttle Daytrans.

Kami berbincang lama, termasuk keinginanku mengulas kedai kopi ini kalau sudah balik Jogja. Aku sengaja menunggu hingga tiga bulan setelah buka. Pendapat pribadiku, setiap kedai kopi sudah tiga bulan berjalan, setidaknya mereka sudah tahu pelanggan tetapnya.

Hujan masih gerimis. Ojek daring mengantarku hingga depan kedai. Tulisan JogYa by Kepomo melekat pada pagar. Berlokasi di Jalan Siliran Lor No 2. Tempatnya tidak jauh dari Alun-alun Selatan Yogyakarta. Di sekitaran ini, aku pernah mengunjungi kedai kopi lainnya yakni Ruang Tengah Coffee.

Di dalam, personil barista lengkap. Mereka yang sif pertama belum pulang, sementara yang sif kedua sudah datang. Tampak ramai mereka di dalam meja barista, sesekali jurumasak keluar. Kami bertegur-sapa.

“Kopi atau mau coba nonkopi?” Kawan yang kukenal menawariku.

“Kopi saja, lagi pengen minuman hangat.”
Aktivitas barista di kedai kopi
Aktivitas barista di kedai kopi

Aku melihat daftar menu yang disediakan. Sengaja kupilih Vietnam Drip. Minuman yang selalu kupesan sewaktu di Homi Coffee. Kuambil kamera dan memotret sudut-sudut kedai. Di sini, aku dibebaskan mengambil foto di manapun. Acapkali aku masuk ke area dalam meja barista.

Dua barista bertugas. Salah satu barista perempuan yang membuatkan Vietnam Drip. Perempuan ini sempat aku lihat sewaktu bulan desember. Hanya saja, saat itu yang membuatkan minuman langsung kawanku sendiri.

Jogya by Kepomo sudah ada di Siliran pertengahan bulan November 2019. Total barista beserta jurumasak dan pramusaji enam orang. Berhubung lokasinya dekat dengan Alun-alun Selatan (Alkid), tentu konsep kedainya lebih ditata agar nyaman untuk nongkrong.

Pun menu yang ditawarkan beragam. Pilihan minuman kopi sudah mumpuni. Selain itu minuman nonkopi tak kalah banyak. Sebagai kedai yang konsepnya memang menggaet para muda-mudi untuk bersantai, beragam menu nonkopi tersedia.

Kulihat kesibukan barista yang membuatkanku minuman. Sesekali kami berkelakar sesaat kuambil potongan-potongan video. Kuamati tetesan kopi di dalam gelas. Kenapa tadi aku tidak membuat minuman sendiri, padahal aku diperbolehkan menyeduh sendiri di tempat ini.
Daftar menu dan harga kedai kopi Jogya by Kepomo
Daftar menu dan harga kedai kopi Jogya by Kepomo

Sembari menunggu minuman disajikan, aku bertanya terkait musola. Di sini tidak ada musola, dan kita harus ke musola terdekat. Lokasinya memang tidak jauh. Untungnya aku sudah kenal dengan orang di sini, sehingga diperbolehkan salat di homestay.

Oya, kedai kopi Jogya by Kepomo ini satu tempat dengan Homestay Omah Siliran. Mungkin kalian ingin mencari homestay satu rumah yang berlokasi di dekat Alun-alun Selatan, bisa menjadikan homestay ini sebagai opsi. Bisa mengopi di dekat penginapan.

Bukannya reda, rinai hujan makin deras. Ini artinya pengunjung kedai kopi sedikit lebih sepi. Hal ini sudah diprediksi kawan yang mengurusi kedai kopi ini. Dia berujar jika hujan seperti ini pengunjung pasti menurun.

Suasana kedai kopi memang masih cukup sepi. Selain aku, di sini ada sepasang orang yang memang menjadi pelanggan tetap kedai kopi. Selain itu ada dua orang kolega kawan. Sepertinya mereka sedang membahas terkait pemasaran kedai kopi atau yang lainnya.
Membuat minuman Vietnam Drip
Membuat minuman Vietnam Drip

Aku masih bersantai sendiri, duduk di kursi sofa. Ruangan kedai kopi ini konsepnya memang untuk nongkrong. Ada banyak kursi sofa yang nyaman untuk duduk santai. Tempat duduk sofa ini memang tidak cocok untuk bekerja karena rendah.

Selain kumpulan kursi sofa, bagian utara ruangan dalam terdapat meja agak tinggi dan di bawahnya dilengkapi stop kontak. Tempat ini mengingatkanku pada meja panjang di Kaki Langit Coffee atau malah meja yang melekat pada dinding di Pretty Odd Coffee Bar.

Area terbuka kedai kopi ini tak kalah luas. Bagian timur yang langsung bersampingan dengan homestay dipasangi kanopi. Meja panjang diletakkan secara acak. Masih mengikuti konsep yang sama dengan di dalam, untuk bersantai sambil mengopi.

Di sisi barat bagian luar pun dimanfaatkan untuk mengopi dengan meja panjang dan tinggi seperti yang tersemat pada dinding di dalam. Tempatnya lebih kecil, tapi cukup lumayan bisa untuk bersantai ataupun bermain laptop.

Rutinitasku sedari tadi adalah memutari tiap sudut kedai kopi. Tiba-tiba memotret di luar, atau malah berbaur dengan barista yang sedang membuat masakan. Jika tidak, aku mengulik informasi terkait kedai dengan mengajak berbincang salah satu baristanya.
Tempat duduk nyaman untuk bersantai
Tempat duduk nyaman untuk bersantai

Minumanku sudah siap disajikan. Segelas Vietnam Drip diantarkan ke meja. Aku menunggu hingga tetesan kopi tandas dari wadahnya. Lantas mengambil bagian atas dan meletakkan di meja. Sesaat kuhirup aroma kopi.

Menurut kawan, biji yang digunakan ini robusta dari Lampung. Kuaduk minuman agar tercampur kopi dan krimernya. Satu sesapan kurasakan, sesuai dengan harapanku. Sesaat aku larut dengan aktivitas di laptop. Ada pekerjaan yang mendadak harus kuselesaikan.

Vietnam Drip menjadi opsiku menikmati kopi kala sedang bersantai. Jika di kedai kopi tidak lama, biasanya aku memilih manual seduh seperti V60 atau Kalita. Tergantung keinginan. Saat agak lama biasanya Vietnam Drip menjadi opsi.

“Jika butuh rol kabel bilang ke kami, mas,” Ujar barista.

Kulirik di bawah sofa memang tidak ada stop kontak. Di sini tiap pengunjung yang duduk di sofa depan dan membutuhkan aliran listrik bisa meminta rol kabel. Memang sengaja tidak disediakan langsung, sehingga pengunjung harus meminta terlebih dahulu ke barista.

Dua orang perempuan datang. Mereka menjadi tamu yang kesekian di kedai kopi ini. Setelahnya kembali dua orang lelaki yang berkunjung, dilanjut pengunjung-pengunjung yang lainnya. Benar adanya, hujan memang berpengaruh pada kunjungan kedai kopi.

Barista kembali melayani pengunjung. Aku sendiri masih terpaku membuka laptop. Event bulan April dan Juni membuatku sedikit lebih sibuk. Pengunjung yang lain cukup berbincang santai. Ada yang membuka laptop, tapi tidak terlihat sibuk.
Pengunjung kedai kopi sedang berbincang
Pengunjung kedai kopi sedang berbincang

Sedari awal buka, kedai kopi ini mulai mendapatkan pelanggan tetap. Bahkan beberapa komunitas pernah melakukan acara di sini. Salah satunya komunitas sepeda. Tidak hanya itu, untuk kalangan mahasiswa lebih didominasi mahasiswa dari ISI.

Pengunjung yang khusus ke sini untuk bekerja tidak banyak. Sesekali ada tamu yang memang fokus mengerjakan sesuatu. Seperti yang diutarakan barista, tempat mereka lebih sering di meja tinggi yang menghadap luar kedai.

“Belum makan malan kan? Saya buatkan Jogya Royal Fried Rice, oke?”

Aku mengangguk saja. Toh memang belum makan malam. Seingatku ini menjadi menu andalan Jogya Coffee. Nasi goreng yang dikemas semacam tumpeng kecil dan warnanya sedikit kehijauan. Entah aku sendiri lupa menanyakan kenapa bisa berwarna agak hijau.

Untuk makananya, Nasi Goreng yang berwarna agak hijau ini menjadi paling favorit kala siang ataupun malam. Sementara minuman yang paling banyak dibeli adalah Dreamin Kahlua dan Super Three. Aku sempat diberi tahu komposisinya, namun tidak tercatat.

Makan malam sudah siap. Nasi goreng diantarkan ke mejaku lengkap dengan dua tusuk sate ayam dan potongan-potongan kecil telur. Kemudian tomat, irisan timun, dan yang lainnya. Kombinasi yang tepat kala sedang lapar.

Sebagai pecinta nasi goreng, tentu aku bisa menilai sedikit rasanya. Bagi orang pesisir laut, rasa sedikit gurih dan pedas menjadi rasa yang paling dominan. Tadi yang kupesan tingkat pedasnya dua. Seharusnya tidak terlalu pedas.
Makanan dan minuman siap santap
Makanan dan minuman siap santap

Sekali suapan rasa gurihnya terasa. Porsi nasi goreng ini menurutku banyak dan membuat kenyang. Jika aku ke sini, tentu menu ini menjadi pilihan. Rasanya sesuai dengan lidahku. Bahkan menurutku cenderung lebih pedas karena ditambahi potongan cabai.

Libas nasi goreng di piring. Aku bawa sendiri ke wastafel. Di sana bertemu dengan mereka yang membuatkan. Tebersit dipikiranku, seandainya dengan bahan yang sama terus ditambahi kemangi dan dibuat nasi bakar, aku rasa lebih menggiurkan. 

Ini pula yang kuucapkan ke jurumasaknya. Mereka tertawa mendengar komentarku. Padahal sekilas aroma yang terhirup memang mirip dengan nasi bakar. Hanya saja minus daun pisang serta daun kemangi sebagai penyedap.

Cukup lama aku di sini. Sengaja menanti hujan reda. Hanya saja hujan bakal lebih lama. Aku memutuskan pulang menggunakan transportasi daring mobil. Sempat berpamitan ke kawan yang masih berbincang dengan kolega.

Aku pun menyempatkan foto dengan salah satu baristanya. Perempuan ini yang tadi membuatkanku minuman Vietnam Drip. Bahkan aku tidak sengaja kenal dengan salah satu temannya sewaktu SMP.
Sesekali foto dengan barista di Jogya by Kepomo
Sesekali foto dengan barista di Jogya by Kepomo

“Total berapa, mbak?” Tanyaku di meja kasir.

“Sudah mas, kami dapat arahan kalau mas tidak boleh bayar,” Jawabnya sambil menyebut nama kawanku.

Pantas saja dia di sini. Biasanya kalau sore lebih sering di kedai kopi satunya. Rezeki juga bagiku untuk kali ini. Selepas mengucapkan terima kasih, aku sedikit berlari karena mobil yang kupesan sudah di depan kedai.

Mungkin jika kalian bermain di sekitaran Alun-alun Selatan, selepas mencoba ritual berjalan dengan mata tertutup melewati dua beringin, atau memutari alun-alun menggunakan sepeda modif penuh lampu gemerlap, kalian bisa melanjutkan waktu santai di JogYa by Kepomo. *Jum’at, 14 Februari 2020

20 komentar:

  1. Balasan
    1. Bisa dicoba kalau dolan ke Jogja singgah di sini, hehehehe

      Hapus
  2. wah mau bayar aja dilarang ya... heuheuheu

    alhamdulilah yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhahaaha, the power of kenalan mas. Karena tidak boleh dibayar, jadi saya ulas di blog. Biar sama-sama menguntungkan

      Hapus
  3. Interiornya homey sekali. Pasti nyaman sekali itu lama-lama duduk di sofa empuk sambil browsing-browsing depan laptop. Makanannya juga kayaknya menggoda. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu kedai kopi yang aku rekomendasikan untuk nongkrong jika berlokasi di sekitaran alun-alun selatan, mas

      Hapus
  4. Noted Mas. Jika bermain ke alun alun selatan, saya akan coba mampir disini juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, ditunggu kedatangannya ahahahhaha. Malah saya seperti yang kerja di sana

      Hapus
  5. bagus mas, dan oke tertimakasih infonya nih hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, semoga di lain kesemapatn bisa berkunjung di kedai kopi ini

      Hapus
  6. Balasan
    1. Banyak tempat yang nyaman, salah satunya ya kedai kopi ini.

      Hapus
  7. Nah yang unik di sini bisa foto bareng baristanya... jarang2 ada lo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya hampir kedai kopi, kita bisa foto dengan baristanya kok

      Hapus
  8. tempatnya cozy banget untuk nongkrong ... sayangnya ngga ada musholla ... bagi sebagian orang musholla yang bersih nyaman jadi salah satu daya tarik untuk nongkrong di tempat tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar kang, bagi yang datang menjelang sore kadang mikir itu. Semoga ada solusi dari kedainya

      Hapus
  9. Lumayan ya, mas. Makan gratis, ehehe. Jogya Royal Fried Rice-nya nampak menggiurkan. Sama, menu kopi favoritku adalah Vietnam Drip. Udah pernah ke Silamo Hub? Deket rumahku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena gratis, jadi diganti dengan tulisan ahahhhaha.
      Silamo Hub sudah saya tulis kok. Satu pemilik dengan Antologi

      Hapus
  10. Melihat foto hidangan tambahannya, nasi goreng. Bagaimana rasanya minum kopi sembari makan nasgor, mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika terbiasa bakal biasa saja kok makannya ahahahhha

      Hapus

Pages