Jelajah Desa Wisata Penglipuran kala Sore Hari - Nasirullah Sitam

Jelajah Desa Wisata Penglipuran kala Sore Hari

Share This
Desa wisata Penglipuran
Desa wisata Penglipuran
Desa wisata Penglipuran menjadi destinasi tujuan selanjutnya. Desa yang dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia memang menjadi magnet para wisatawan, terlebih wisatawan lokal yang datang bersama rombongan besar yang mengikuti biro.

Perjalanan masih panjang, Sembilan bus besar beriringan dari Kintamani menuju Penglipuran. Sesekali pemandu lokal menceritakan sejarah desa wisata Penglipuran. Aku mendengarkan walau kantuk menyerang. Setengah perjalanan, aku tertidur.

Pukul 15.00 WIB, rombongan bus yang kami naiki sudah sampai di parkiran desa wisata Penglipuran. Sore ini, bus-bus pariwisata padat, beberapa bus sempat kami temui sewaktu di Alas Harum Bali. Seperti inilah pemandangan sehari-hari di Penglipuran.

Di dekat area parkir mobil, terdapat semacam posko yang digunakan masyarakat desa wisata Penglipuran untuk mencatat pengunjung. Kami tinggal masuk, karena pembayaran sudah dilakukan setiap pemandu yang membawa kami. Petugas mengidentifikasi rombongan secara langsung.
Suasana di desa wisata Penglipuran
Suasana di desa wisata Penglipuran
Suara-suara pelantang saling bersahutan, mereka mengkoordinir rombongannya agar berfoto di depan pura sebelum menjelajah sudut-sudut desa wisata Penglipuran. Aku turut berfoto, lantas berjalan melihat bangunan di desa wisata Penglipuran, serta berinteraksi dengan masyarakatnya.

Seluruh bangunan di desa wisata Penglipuran bentuknya seragam, dikonsep sedemikian rupa, sehingga arsitekturnya indah. Jalan berundak, kita bisa melihat lansekap kampung ini dengan nyaman. Wisatawan berlalu-lalang, sesekali mengabadikan dengan kamera ponselnya.

Jika kita berkeliling, tampak angkul-angkul rumah di desa wisata Penglipuran sama semua. Angkul-angkul merupakan sebutan untuk berbang utama dari sebuah rumah di Bali. Setiap gapura rumah sudah dilengkapi dengan pemiliknya.

Tiap rumah tertata rapi dengan diberi nomor, pun lengkap dengan jumlah penghuninya. Di satu rumah, bisa dihuni banyak orang dalam satu keluarga. Bahkan ada yang belasan orang. Jika ditelisik terkait jumlah kepala keluarga, di desa wisata Penglipuran tercatat sebanyak 72 kepala keluarga.
Angkul-angkul dibuat sama setiap rumah
Angkul-angkul dibuat sama setiap rumah
Desa wisata Penglipuran memang menjadi destinasi tujuan para wisatawan. Di beberapa tahun yang lalu, sebuah penghargaan untuk desa wisata Penglipuran karena menjadi salah satu desa terbersih ketiga di dunia. Tentu saja, penghargaan ini menjadikan desa wisata Penglipuran melejit pamornya.

Pemandu yang mendampingi kami menceritakan bahwa penduduk desa wisata Penglipuran merupakan warga dari desa Bayu Gede yang berpindah ke desa tersebut. Selain untuk destinasi wisata, di desa wisata Penglipuran juga dibangun tempat ibadah.

Ada tiga pura di desa wisata Penglipuran. Pura Penataran, Pura Dalem, dan Pura Puseh. Berbagai kegiatan peribadatan dilaksanakan di tempat ini. Pada saat kami berkunjung, di salah satu pura yang tempatnya berdekatan dengan jalur menuju kebun bambu sedang ada kegiatan.

Di pura tersebut, wisatawan tidak diperbolehkan untuk memotret. Seingatku, ada semacam imbauan agar wisatawan tidak memotret kegiatan di pura yang lokasinya berdekatan dengan jalan setapak ke kebun bambu. Pulang dari pura, masyarakat membawa semacam bingkisan untuk dibawa pulang. Semacam nasi berkat kalau di Jawa.
Berbagai bangunan di desa wisata Penglipuran
Berbagai bangunan di desa wisata Penglipuran
Wisatawan di desa wisata Penglipuran dibebaskan untuk menjelajah tiap sudut desa tersebut, namun tetap menjaga kesopanan dan mengikuti aturan yang berlaku. Wisatawan diperbolehkan masuk ke rumah warga, melihat bagaimana suasana dalam satu keluarga besar.

Tentu saja hal ini diharapkan dapat memantik tiap wisatawan untuk mengenal desa wisata Penglipuran lebih dekat, serta dapat berinteraksi dengan masyarakatnya. Selain itu, bisa jadi wisatawan tertarik untuk membeli berbagai produk hasil karya masyarakat desa wisata Penglipuran.

Berbagai pernak-pernik bisa menjadi souvenir bagi wisatawan. Pun dengan kerajinan seperti topi, hingga kaus bertuliskan desa wisata Penglipuran. Setiap rumah mempunyai etalase dengan pajangan produk serupa. Tentu ini menarik minat pengunjung untuk membeli.

Salah satu yang melekat di ingatanku adalah keramahan masyarakat desa wisata Penglipuran. Masyarakat di sana begitu sumringah ketika ada pengunjung yang datang. Mereka mengajak wisatawan berbincang, sesekali malah foto bersama.

Tentu saja keramahan masyarakat desa wisata Penglipuran patut dicontoh setiap desa wisata di Indonesia. Cara masyarakat dalam menyambut tamu begitu terbuka. Seperti layaknya kawan lama yang baru kembali bersua. Menyenangkan sekali melihat pemandangan seperti ini.
Wisatawan memasuki rumah-rumah warga
Wisatawan memasuki rumah-rumah warga
Aku dan istri terus menjelajah sudut-sudut desa wisata Penglipuran, tak lupa mengambil beberapa foto. Rombongan yang lain sudah berpencar, terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Mereka menikmati keramaian desa wisata Penglipuran, berbaur dengan wisatawan lainnya.

Seperti yang disampaikan pemandul lokal, di desa wisata Penglipuran terdapat kebun bambu yang dimanfaatkan sebagai salah satu spot andalannya. Dari kompleks rumah-rumah masyarakat, sudah diinformasikan lokasi taman bambu yang dilengkapi plang petunjuk arah.

Waktu berkunjung masih cukup lama, teman-teman rombongan masih asyik menikmati sudut desa wisata Penglipuran, aku dan istri meluangkan waktu menuju taman bambu. Berbekal plang petunjuk arah, kami sampai di lokasi tujuan.

Taman bambu ini sudah dikonsep sedemikian rupa. Bagian depan tampak sebuah gapura bertuliskan Penglipuran Bamboo Forest. Kami melintasi gapura tersebut, dan langsung disambut dengan lorong yang terbuat dari bambu.
Berbagai kerajinan tangan yang dijual masyarakat Penglipuran
Berbagai kerajinan tangan yang dijual masyarakat Penglipuran
Pemandangan ini menarik, aku mengabadikannya. Taman bambu ini tidak ramai, hanya ada kami dan satu rombongan sejumlah tiga orang yang menuju tempat sama. Taman bambu di desa wisata Penglipuran cukup luas, di dalamnya terdapat gazebo.

Dari berbagai informasi yang kudapatkan, pada akhir pekan biasanya ada semacam pasar dadakan. Pasar-pasar ini konsepnya mirip dengan Pasar Papringan di Temanggung. Stand-stand berjualan kue tradisional dan yang lainnya.

Bagi para pecinta fotografi, adanya rerimbunan pohon bambu tentu menarik untuk diabadikan, terlebih kala pagi hari. Sinar matahari berpadu dengan kabut menghasilkan sinar di antara dedaunan yang indah. Celah-celah daun yang terkena sinar matahari biasanya menghasilkan cahaya yang dikenal dengan sebutan Ray of Light.
Lorong di kebun bambu
Lorong di kebun bambu
Salah satu kebun bambu yang terkenal dengan cahaya Ray of Light (ROL) tentunya desa wisata Sanankerto di Malang. Spotnya bernama Boon Pring Andeman. Tentu saja keberadaan taman bambu di desa wisata Penglipuran menjadi lebih melengkapi.

Desa wisata Penglipuran menjadi contoh sukses desa wisata yang berkelanjutan. Desa ini dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat, dengan tetap menjaga kelestarian alam dan budaya. Sehingga, desa wisata Penglipuran menjadi salah satu destinasi tujuan para wisatawan setiap berlibur di Bali. *Penglipuran; Sabtu, 02 September 2023.

8 komentar:

  1. Desa wisata yang sungguh luar biasa
    bisa menjadi contoh nih
    agar ditiru desa atau tempat lain
    pastinya akan membantu perekonomian warga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, desa wisata ini menjadi destinasi yang menarik dan bisa dikembangkan oleh warganya

      Hapus
  2. suasananya itu asri banget ya kalau di bali itu

    BalasHapus
  3. Waktu aku berkunjung ke Desa Penglipuran tahun 2023 liburan lebaran, duuuuhhhh ruamaiiinya luar biasa. Lautan manusia mana panasnya bukan main. Pepotoan juga lelah rasanya hihihi. Tapi aku sempat nyobain es krim cone di sebuah warung. Kalau ke hutan bambu ga masuk sampai dalam sih. Keren ya desa terbersih di dunia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas ke sana juga lagi ramai, tapi kudu pintar menikmati kelilingnya. Bersantai sambil melihat berbagai produk warga setempat

      Hapus
  4. desa penglipuran menjadi desa terbersih dan tetap bersih. Meskipun ramai dikunjungi wisatawan.

    Harapannya semakin banyak wisatawan yang berbaur dengan warga lokal agar mereka bisa belajar tentang desa yang mereka kunjungi dan mendapatkan pengalaman yang berkesan untuk mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini yang sebenarnya menarik, bagaimana mereka mengelola sampahnya. Sehingga kita tidak kebingungan kalau bahas masalah sampah

      Hapus

Pages