Catatan Kecil Saat Talkshow Long Distance Cycling Bersama Aristi Prajwalita Madjid - Nasirullah Sitam

Catatan Kecil Saat Talkshow Long Distance Cycling Bersama Aristi Prajwalita Madjid

Share This
Sepulang ikut reboan dibunderan UGM, aku dan temanku ikut acara Talkshow: Long Distance Cycling di Eiger Simanjuntak, Jogja. Bincang-bincang ini narasumbernya adalah Aristi Prajwalita Madjid. Mugkin orang awam seperti aku belum begitu kenal, tapi bagi para pecinta touring bersepeda, beliau ini sudah dikenal. Sedikit tentang mbak Aristi dapat kita baca dibeberapa blog maupun media massa lainnya.

Sepengetahuanku semalam, ada beberapa poin yang aku ketahui tentang mbak Aristi; dia kuliah di FK UKI, dan sudah mengikuti touring sepeda dibeberapa event besar. Salah satunya beliau adalah srikandi yang bersepeda Jakarta – Jepara saat memperingati hari Kartini tahun 2012. Begitupun rute selanjutnya Jepara - Bandung. Selain itu juga beliau juga salah satu perempuan yang ikut  Jelajah Sepeda Kompas Bali – Komodo tahun 2012. Dan masih banyak lagi perjalanan beliau di luar negeri.
Poster Talkshow Long Distance Cycling Bersama Aristi Prajwalita Madjid
Poster Talkshow Long Distance Cycling Bersama Aristi Prajwalita Madjid [dok: FP Eiger]
Aristi Prajwalita Madjid
Aristi Prajwalita Madjid [dok: the jakarta post]
Acara Talkshow: Long Distance Cycling ini kami berinteraksi saling tanya jawab dan sharing pengalaman selama bersepeda. Ada beberapa kalimat yang bisa aku ingat dan aku tulis selama obrolan santai semalam. Sebelumnya kami melihat dulu dokumentasi-dokumentasi beliau saat bersepeda, khususnya saat beliau ke Tembok Raksasa China dengan sepedanya, dan saat bersepeda dari Belanda – Prancis – Belgia.
Suasana saat Talkshow Long Distance Cycling
Suasana saat Talkshow Long Distance Cycling
Suasana saat Talkshow Long Distance Cycling
Kalimat pertama yang diucapkan mbak Aristi adalah “Saya tidak pernah bersepeda sendirian. Saya bertiga bersama sepedaku dan TUHAN”. Selain itu beliau berkata “ Saya lebih suka bersepeda pada saat siang hari, karena kalau malam hari, saya tidak bisa mengabadikan moment-moment atau tempat yang indah saat saya lewati.”

“Selama bersepeda, saya merasa ternyata ada lebih banyak orang yang baik daripada orang yang kurang baik,” Kenang mbak Aristi. “Dan saya hanya mengalami satu tindakan kriminal, saat di China ada pemuda bersepeda mengambil uang saya. Hanya itu saja, dan saya berdoa semoga itu yang terakhir criminal terjadi pada diri saya,” Tambahnya.

Ketika ada yang bertanya tentang persiapan dan finansial. Mbak Aristi dengan gamblang berbagi tips dan pengalamannya. “Terus terang saya bersepeda itu tidak nekat. Kalau nekat itu tanpa perhitungan, tapi saya benar-benar mempersiapkan diri dari awal dan menghitung semuanya dengan rinci. Hal yang paling utama adalah kamu harus tahu lokasi yang kamu tuju, dan merencanakan bahwa dalam setiap berapa km kamu harus berhenti untuk beristirahat. Jangan memaksakan diri kalian, karena itu akan beresiko lebih tinggi. Upayakan dan kalau bisa diwajibkan membawa peta. Walau ada GPS tapi membawa peta itu lebih baik, dan kamu tandai sekarang kamu berada dimana.”

“Selain itu, sebelum saya melakukan perjalananku. Saya latihan dibengkel selama 1.5 bulan. Saya membongkar sepeda dan kemudian memasangnya kembali, saya sadar nanti pasti ilmu ini sangat berguna. Ketika saya bersepeda dan sepeda itu rusak jauh dari kota atau tempat bengkel, saya bisa memperbaikinya. Tidak mungkin kita melakukan perjalanan jauh tetapi kita sama sekali tidak bisa memperbaiki sepeda kita sendiri.”

“Untuk finansial, saya menghitung mulai dari makanan termurah sampai paling mahal disetiap Negara. Kemudian penginapan paling murah sampai mahal, dan kebutuhan lainnya. Kemudian aku total dan aku jumlahkan dengan mata uang Indonesia. Dari sana aku bisa mengira-ngira habis berapa dan berapa uang tunai yang harus aku bawa. Memang benar, sebelum kita menuju Negara orang, kita harus benar-benar membuat perincian finansial. Banyak informasi yang kita dapatkan diinternet untuk hal itu.”

“Perjalanan saya pertama di Asean, saya tidak ijin orangtua. Orangtua saya tahu kalau aku bersepeda jauh itu dari Koran “Suara Pembaharuan” saat saya sedang di Vietnam. Dan orangtua saya benar-benar terkejut. Setelah itu untuk perjalanan kedua saya mendapatkan ijin dari orangtua, karena saya sudah berjanji kalau tidak mendapatkan ijin dari orangtua saya tidak berangkat. Dan saya yakin ketika saya tidak diijinkan, berarti saya dihindarkan dari marabahaya. Alhamdulillah saat ke China saya diberi ijin oleh orangtua.”

“Ada pengalamam mistis saat saya di Vietnam, saat saya tidur di Wihara. Tengah malam saya mendengar suara gamelan khas Vietnam. Saya melongok dari dalam tenda, tapi tidak ada apapun disana. Berulang kali sampai 4 kali suara itu, saya bilang ini tidak beres. Saya ketakutan, saking ketakutannya saya jadi tertidur.”

“Paginya dibawah sepeda saya ada ular Boa besar, para biksu ramai-ramai mendekati sepeda saya. Lalu sekitar 5 biksu mengangkat dan memindahkan ular tersebut kebelakang, saya dipanggil kepala biksu. Dan ditanya apa semalam saya mendengar suara gamelan. Saya jawab iya saya mendengar. Setelah itu biksu tersebut berkata, itu adalah hal yang baik. Lalu saya dijamu selama 3 hari dan tidak bersepeda. Beruntung kepala biksu tersebut bisa bahasa Inggris sedikit-sedikit.”

Mbak Aristi juga menceritakan saat beliau dan temannya bersepeda dieropa. Saat itu dari Belanda – Prancis – Belgia. Kemudian saat pulang berpencar karena temannya melewati Swiss. Disana ditekankan badan harus fit, karena perbedaan suhu yang mencolok. Dia pernah bersepeda disaat suhu 50c bahkan ada kalanya suhu lebih rendah lagi. “ Kita harus benar-benar menjaga kondisi tubuh, agar segala hal resiko minimal bisa kita hindari,” Kata mbak Aristi.

Ada banyak perkataan-perkataan yang tidak sempat aku tulis dan aku ingat. Yang paling jelas adalah “Jangan sampai kalian bersepeda dan kehabisan air minum. Kalian harus benar-benar bisa menghitung kapan air itu akan habis. Atau kalian harus bisa menggunakan air seperlunya saja. Dan yang pasti yang paling utama adalah, ketika kita akan mulai mengayuh pedal sepeda. Kita harus berdoa kepata TUHAN, agar kita diberi kelancaran dan keselamatan.”

Masih banyak obrolan semalam yang terlewatkan oleh aku. Walaupun kutipan-kutipan ini hanya sedikit. Tapi aku rasa ini sangat berguna bagi aku. Siapa tahu aku bisa menjelajah seperti beliau. Terima kasih atas motivasinya mbak. Semoga kita bisa bertemu dilain waktu, dan tetap dalam lindungan-NYA. Aminnnn. 
Baca juga postingan yang lainnya 

14 komentar:

  1. Acaranya cool ya. Pembicara (key note speaker) nya busananya santai, rilex tanpa mengurangi keseriusan acara talkshownya. Duh duh jadi kangen sama Jogja deh heiheiheiheihiee. Salam dari Pontianak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas :-D
      Ayoo main ke Jogja. Salam kembali untuk Pontianak :-)

      Hapus
  2. jonas.setiawan.harahap9 Oktober 2014 pukul 13.14

    Jadi kapan nih Mas bersepeda jarak jauhnya? Apa lebih senangnya berkumpul sambil memajang koleksi sepeda ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh :-D
      Aku nggak pernah jarak jauh bang, paling jauh juga antar kabupaten saja. Lebih senangnya itu misal ke kota lain naik bis/kereta sampai disana nyari sewaan sepeda buat muter-muter bang :-D

      Itu cara aku memanfaatkan waktu luang, semalam masih jadi babu itu susah mau ambil liburnya bang :-D

      Hapus
  3. Wih acaranya keren ya, mbaknya juga inspiratif nih.

    BalasHapus
  4. wah detail banget ceritanya, sepertinya direkam ya.. hehe soalnya detail banget ceritanya sampe2 kata-kata dari mba Aristi di tuliskan dengan jelas. dan saya salut banget ama narasumbernya, walau cewek tapi udah nyaris keliling Dunia. hehe. Yang sangat membuat saya penasaran, berapa abis uangnya dan pekerjaan dia apa ya.. darimana dia dapatkan dana? sponsor kah? gaji kerja kah? orang tua kah? biarlah menjadi misteri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, nggak direkam mas. hanya dicatat sedikit terus malamnya langsung ditulis. Perjalanan ke ASEAN beliau itu nggak pake sponsor, karena dulu pernah kerja di Kamboja. Lha yang ke China itu ada sponsornya :-D

      Hapus
  5. Wah, keren nih mbak Aristi. Cewek, berani dan tomboy. Tapi pengalamanya tak semua orang bisa merasakannya. Berani sekali euy mengelilingi dunia hanya dengan bersepeda. Saya baru tau ttg hal ini . Tengkyu Sharingnya mas Rullah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke mbak, siapa tahu kita juga bisa keliling dunia :-D

      Hapus
  6. wah keren bgt mb aristi bs keliling dunia pke sepeda yah salutttt. btw sepedax lipat atw yg biasa.penasaran gmn cara bawax ke pesawat apa g ribet kl dbwa kluar negeri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beliau pakai MTB mbak, merknya Federal. Naik pesawat dibongkar semua terus dibungkus pake kardus. Sampai ditujuan rakit ulang sendiri mbak :-D

      Hapus
  7. ini olahraga kerenn mas.. menginpirasi jiwa petualang...pastinya josh...

    BalasHapus

Pages