Menerobos Hutan Pinus di Dlingo, Bantul dengan Bersepeda - Nasirullah Sitam

Menerobos Hutan Pinus di Dlingo, Bantul dengan Bersepeda

Share This
Akhir bulan November, aku ditemani sepeda kesayangan menyapa Kebun Buah Mangunan. Awalnya ingin sekalian menuju hutan Pinus, Dlingo yang jaraknya tinggal sekitar 1km, tapi gagal karena harus cepat balik kos. Dan Minggu ini (7 Desember 2014) pukul 05:00 WIB, aku kembali mengayuh sepeda menuju arah yang sama. Melewati atas Makam Imogiri dan menuju arah hutan Pinus. 

Sampai di sekitar Hutan UGM, aku bertemu dengan bapak bersepeda. Beliau berasal dari Karangkajen, dan menyerah tidak kuat nanjak. Sempat juga muntah, aku berhenti sejenak untuk menolong. Kemudian perjalanan aku teruskan sampai bertemu dengan dua pesepeda dari Palbapang, Bantul. Mereka tidak sampai Gardu Pandang Kebun Buah Mangunan, aku izin mendahului.

Ketika sampai di pertigaan kalau belok kanan ke Mangunan, aku ambil jalan yang agak ke kiri. Dari sini Hutan Pinus tinggal sekitar 1.5 KM. Tapi jangan senang dulu, walau jaraknya dekat tapi nanjak. Aku mencoba mengayuh pedal, tapi sampai di rumah Perhutani sudah tidak kuat.

Kali ini ilmu menuntun sepeda aku lakukan. Ini bukan kali pertama, di beberapa tanjakan sebelumnya aku juga menuntun. Maklum tidak kuat dengan tanjakan, dan fisik mulai kehabisan tenaga. Akhirnya aku sampai juga di hutan Pinus. Di sini ternyata sudah ramai orang yang berkunjung, padahal masih pagi banget.
Jalanan sudah dekat dari Hutan Pinus, Dlingo
Jalanan sudah dekat dari Hutan Pinus, Dlingo
Jalanan sudah dekat dari Hutan Pinus, Dlingo
Jalanan sudah dekat dari Hutan Pinus, Dlingo
Belasan anak SSB Muntuk, Dlingo sedang berlatih fisik di hutan Pinus. Mereka cukup akrab denganku, tanpa sungkan-sungkan mereka mendekatiku dan sepedaku. Kemudian bertanya aku dari mana. Dengan senang hati aku bercanda denga mereka. 

Mereka berlatih di sini karena lapangan Muntuk sedang dipugar. Aku tanya, ternyata dari pagi-pagi mereka lari ke Hutan Pinus ini bareng salah satu gurunya. Katanya, jarak rumah dengan hutan Pinus ini sekitar 1.5 KM. Oke, aku ngobrol dulu dengan mereka sebelum masuk ke hutan Pinus.
Gerombolan anak SSB Muntuk sedang latihan fisik di Hutan Pinus
Gerombolan anak SSB Muntuk sedang latihan fisik di Hutan Pinus
Gerombolan anak SSB Muntuk sedang latihan fisik di Hutan Pinus
Puas berbincang dengan anak-anak, aku mengayuh sepeda menuju ke hutan Pinus. Di sini tidak ada tulisan yang melarang sepeda (ontel) dibawa masuk, jadi aku masuk membawa sepeda sejenak dan mengabadikan sepeda. Kemudian menaruh kembali sepeda di tepian jalan. 

Di salah satu sudut ada dua orang sedang mengambil gambar menggunakan DSLR. Kemudian di tempat duduk lainnya, ada sekumpulan keluarga sedang menikmati akhir pekan di hutan. Mereka mengambil gambar silih berganti. Aku hanya duduk sembari mengumpulkan tenaga.
Pohon-pohon Pinus menjulang tinggi
Pohon-pohon Pinus menjulang tinggi
Pohon-pohon Pinus menjulang tinggi
Pohon-pohon Pinus menjulang tinggi
Hutan Pinus ini memang menjadi salah satu daya tarik para pengunjung sekitaran Jogja. Hal ini dibuktikan dalam setiap hari selalu ada pengunjung yang datang. Jarak dari kota Jogja yang tidak jauh (menggunakan sepeda motor & mobil), dan jalanan yang cukup bagus. Walaupun banyak tanjakan, tapi bukan berarti menjadi penghalang bagi para pengunjung. 

Sudah beberapa kali di linimasa media sosial teman yang memajang foto saat mereka sedang berada di hutan Pinus. benar-benar menjadi tempat wisata alternatif bagi pecinta tempat yang instagramable.

Aku mengelililing beberapa tempat di hutan Pinus ini, kemudian sengaja mengabadikan beberapa tulisan/papan pengumuman (aturan) yang ada di sekitar hutan Pinus. Mulai dari papan pengumuman Hutan Lindung “Jaga dan Jangan Rusak”, sebuah pesan yang harus kita pahami dan lakukan untuk turut serta menjaga kelestariannya. 

Selain itu di sudut lain ada tulisan yang menghimbau “Dilarang Main Api”; larangan yang harus kita laksanakan agar tidak terjadi kebakaran saat musim kemarau. Ada yang cukup berbeda, sebuah tulisan “Dilarang Membuang Tisu (sampah) Sembarangan”. Tulisan “TISU” ini sangat ditekankan. Aku tidak tahu apakah sampah yang paling banyak di sini adalah tisu. 

Sebuah harapan saat kita mengunjungi hutan lindung untuk tetap menaati peraturannya. Memang sudah disediakan beberapa tempat sampah di sekitar hutan Pinus ini, tapi alangkah lebih bijak lagi kalau kita membawa pulang sampah kita dan membuang saat sudah kembali pulang menuju rumah.
Berbagai rambu-rambu peringatan terpajang di Hutan Pinus, Dlingo
Berbagai rambu-rambu peringatan terpajang di Hutan Pinus, Dlingo
Berbagai rambu-rambu peringatan terpajang di Hutan Pinus, Dlingo
Berbagai rambu-rambu peringatan terpajang di Hutan Pinus, Dlingo
Berbagai rambu-rambu peringatan terpajang di Hutan Pinus, Dlingo
Cukup lama juga aku di hutan Pinus ini, kupanggil salah satu anak SSB untuk mengabadikanku dengan sepeda. Kemudian mengabadikan juga di luar hutan Pinus. Saat aku ingin meninggalkan hutan Pinus, ada satu mobil yang dipenuhi sepeda sedang parkir di depan. 

Kemungkinan besar mereka akan melakukan aktifitas sepeda dengan melalui jalur yang sudah mereka kehendaki. Aku hanya menyapa sesaat dan kembali lagi menuju sepeda untuk pulang. Namun masih pagi, aku malah bingung mau lanjut kemana. Duh memang rencananya hanya ke hutan Pinus saja.
Narsis dulu bareng sepeda
Narsis dulu bareng sepeda
Narsis dulu bareng sepeda
Narsis dulu bareng sepeda
Tiba-tiba, sekelompok anak SSB Muntuk menyarankanku menuju sebuah puncak/ gardu pandang di daerahnya. Waktu aku tanya tempatnya, dia menunjukkan arah pulang lurus naik ke arah Muntuk. Dia juga menunjukkan papan penunjuk yang ada di parkiran Hutan Pinus dengan tulisan “Puncak Becici 1.5km”.

Mumpung masih pagi, aku mengiyakan dan mengucapkan terima kasih kepada merak yang sudah menyarankan aku menuju Puncak Becici. Mereka juga memberikan arah rute yang harus aku lalui. Terima kasih dek, semoga kita bisa bertemu di lain waktu. Dan aku bersemangat menuju Puncak Becici. 

Baca juga postingan yang lainnya 

40 komentar:

  1. wahh kayaknya seruu abis mas hehe mestii gembroyoss itu hehe..adegan angkat sepedanya macho juga mas hehe mantap ams rullah...

    BalasHapus
  2. wiiiih mas ini kuat angkat sepeda hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih mudah ngangkat sepeda daripada ngangkat beban :-D

      Hapus
  3. pohon pinus ini kalau dilihat dari kejauhan, indah banget yaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, serasa hidup ditengah-tengah hutan :-)

      Hapus
  4. Aku malah baru tahu ada tempat namanya puncak Becici.
    Eh, apa kayaknya dulu aku pernah ke sana tapi blum ada namanya ya?

    BalasHapus
  5. jangan buang "tisu" sembarangan. apa tisu lebih bahaya dari samapah plastik ya. harusnya tulisannya gini
    jangan buang "mantan" sembarangan

    BalasHapus
  6. Mas Rullah, kurus-kurus kuat juga bersepeda..hehe. Hutan pinusnya bersih. pengunjungnya baik-baik kali ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaa, ini pun pakai acara capek mas :-D
      Pengennya semua pengunjung patuh sama aturan biar tetap bersih

      Hapus
  7. Glek! Baru tahu ada hutan seperti ini di yogya :| jadi pengen kesini :O

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mas, Jogja banyak tempat-tempat indah loh *promosi :-D

      Hapus
  8. Hutan pinusnya terlihat bersih dan indah mas, nanti kalau main ke daerah bantul pengin coba main ke sana ah.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp kang, ini nggak jauh dari Kebun Buah Mangunan :-)

      Hapus
  9. gak salah memang kalau jogje menjadi tujuan utama wisata di Indonesia, setelah Bali

    BalasHapus
  10. Puncak pinus masih menjadi mimpiku nih.
    Kondisi hujan gerimis membuatku tidak berani masuk ke hutan pinus dan sudah pingin segera pulang.
    Salam gowes mas :-)
    Bravo !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam gowes mas :-)
      Banyak destinasi di Jogha yang bisa diakses dengan sepeda, walau lebih lama tapi lebih puas lihatnya :-)

      Hapus
  11. Asyik dan menyehatkan jlan pake sepeda ! apalagi jalan nya menanjak :D

    BalasHapus
  12. Keren !!!
    Hutan pinusnya sangat menarik untuk dikunjungi..
    Terima kasih infonya..

    BalasHapus
  13. ngeliat ini ya, aku jd inget wkt ke doi suthep di chiang mai... jalan menuju k atas itu curam bgt tanjakannya, dan berkelok2 ..tapiiii ada bbrp turis bule yg ga tau deh bnran kuat ato ga naik sepeda, even ada yg jln kaki k atas :D..

    salut ih ama org2 yg kuat sepedaan ato jln kaki gitu dgn jln yg menanjak ...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, pesepeda sengaja nyari jalan yang rutenya lebih seru agar tidak bosan :-)

      Hapus
  14. bersepedahan di hutan pinus ... asyikkk bangettt

    BalasHapus
  15. asoy nih mas.. thank you infonya..
    kalau sempat mungkin kita bisa genjot barengan..
    salam,

    ojan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mas, tapi kalo aku orangnya banyak istirahatnya hahahahhaha

      Hapus
    2. hahaha.. orapopoh mas.. kapan2lah ya kita agendaken.. hihihi.. saya udah folo twitter situ kok ketoke, biar gampang kontek2an. suwun mase. :)

      Hapus
    3. Siap mas, aku pokoke manut hahhhahaha

      Hapus
  16. Mantap memang Hutan Pinus di Imogiri.
    Buat foto2 rekomended banget lah.
    Buat santai juga enak, sejuk.
    Cuma parkir.nya kok rada mahal ya.
    " salam wisata di Jogja "

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas, semoga parkir yang agak mahal ini bisa seimbang dengan kebersihan lokasi. Karena kita tahu, pengunjung tiap pekan sangat banyak ke tempat ini.

      Hapus
  17. seru banget ya om klo kesananya sambil gowes, bisa membakar kalori cocok buat ane biar kurusan hehe, salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kang, iya hehhhhheh. Tapi butuh perjuangan kalo pesepeda seperti saya. Nggak kuat nggowes :-D

      Hapus
  18. The process of emulation and the nature of the net make it easy to access many games. However, having games for free brings an ethical question to it.

    BalasHapus
  19. Great! I was looking for exactly the same thing all day yesterday. I really wish more people write about it

    BalasHapus
  20. Great! I was looking for exactly the same thing all day yesterday. I really wish more people write about it. Click here .

    BalasHapus
  21. Because the admin of this web page is working, no question very soon it will be renowned, due to its feature contents.

    BalasHapus

Pages