Kapal-kapal yang Tertambat di Pantai Karimunjawa - Nasirullah Sitam

Kapal-kapal yang Tertambat di Pantai Karimunjawa

Share This
Sewaktu aku pulang ke Karimunjawa, ada banyak pemandangan yang aku lihat. Aku juga sudah mengabadikan moment-moment maupun pantai indah. Namun, di beberapa tempat aku sempat mengabadikan kapal-kapal yang tertambat di dekat dermaga, atau di air laut yang dangkal. Sebenarnya hanya objek kapal saja, tapi bagiku ada banyak cerita yang dapat aku rangkai tatkala mata ini tertuju pada kapal-kapal kayu tersebut.

“Siapa tahu bisa untuk nulis di blog,” Batin ini berkata dengan mantap.

Saat kaki ini melangkah di pelabuhan Jepara, aku melewati banyak kapal yang bersandar di pelabuhan. Tidak sengaja, aku membidikkan kamera pocket-ku pada jejeran kapal di sana. Ada banyak kapal dengan cat dominan berwarna putih sedang tertambat pada sebuah tuas tali. Salah satu kapal terdapat banyak penumpang dan sembako yang tersusun di atas kapal. Sebuah terpal kecil berwarna hitam menjadi atap bagi orang-orang di atas kapal agar tidak kepanasan. Ini adalah salah satu kapal kayu yang nantinya akan mengarungi lautan menuju Karimunjawa. Kapal-kapal ini akan mengarungi lautan untuk menuju Karimunjawa dalam waktu 7-9 jam.
Kapal bersandar di pelabuhan Kartini, Jepara
Kapal bersandar di pelabuhan Kartini, Jepara
Kapal bersandar di pelabuhan Kartini, Jepara
Sebuah kapal tergalang di tepian pantai juga aku lihat saat aku menjejakkan kaki di pantai Legon Lele. Sebuah kapal kayu berukuran besar terdampar seperti tak bertuan. Cat berwarna putih berkombinasi dengan biru muda dan merah terlihat sudah kusam. Banyak garis yang memperlihatkan kalau kapal ini tidak terawat dengan baik. Ya, usang dan sendirian. Itulah yang tampak dari pelupuk mataku. Kontras dengan beberapa kapal yang ada di laut lainnya.
Kapal tergalang di pantai Legon Lele
Kapal tergalang di pantai Legon Lele
Kemudian, saat aku menuju pelabuhan Karimunjawa. Ada banyak kapal kayu yang tertambat di sini. Salah satunya kapal tanggung dan kecil ini, kapal ini tentunya terawat dengan baik oleh empunya. Kapal yang biasa digunakan menangkap ikan ini sangat terlihat bersih. Ukuran kapal yang tidak besar, namun mempunyai peran besar saat sedang digunakan sang empunya untuk melaut. Mencari ikan sebanyak-banyaknya demi menghidupi kehidupan sehari-hari.
Kapal-kapal di pelabuhan Karimunjawa
Kapal-kapal di pelabuhan Karimunjawa
Kapal-kapal di pelabuhan Karimunjawa
Ada juga sebuah bangkai kapal yang sangat usang dan sudah rusak. Waktu aku melewati Pelabuhan Lama Karimunjawa, di sana ada sebuah kapal tergeletak tak bertuan dan sudah sangat usang di sisi jembatan. Bangkai kapal yang tidak jelas warna catnya ini benar-benar tak berdaya. Papan-papan kapal itu pun terlihat sudah lapuk termakan oleh waktu. Ya, nantinya bangkai kapal itu lambat laun akan rusak dan roboh dengan sendirinya. Mungkin terkena hempasan ombak, atau sengaja dihancurkan sang empunya.
Bongkahan bangkai kapal di pelabuhan Lama Karimunjawa
Bongkahan bangkai kapal di pelabuhan Lama Karimunjawa
Di sudut lain, saat aku mengunjungi pantai Barakuda. Di tempat tidak jauh dari aku duduk, tertambat beberapa kapal disebuah tiang. Sebuah batang kayu setinggi tiga meter tertanam di dasar laut, kemudian seutas tali terbentang menahan gerak kapal agar tidak terseret ombak dan arus laut. Kapal-kapal kecil ini setiap sorenya berlayar mencari ikan.
Kapal-kapal tertambat di pantai Barakuda
Kapal-kapal tertambat di pantai Barakuda
Bagaimana dengan aku? Apa aku hanya mengabadikan kapal saja? Ah tidak lah. Aku juga ingin menaiki sebuah kapal kecil terbuat dari 3 atau 4 papan dan panjangnya hanya beberapa meter saja. Aku melihat sebuah kapal kecil yang tertambat di pantai Hadirin, di atas kapal tersebut terlihat dua temanku yang berprofesi sebagai nelayan sedang membersihkan kapalnya. Seorang anak kecil, calon pelaut yang berani sedang setia menemani ayahnya. Aku menaiki kapal tersebut, lalu mencoba menguras air di dalam kapal dengan pompa. Ahhh, kegiatan yang sudah sangat lama tidak aku lakukan. Aku benar-benar kangen dengan kegiatan seperti ini.
Kapal kecil di pantai Hadirin
Kapal kecil di pantai Hadirin
Kapal kecil di pantai Hadirin
Mau ikut mancing besok?” Ajak temanku saat itu.

Oya? Aku siap ikut,” Jawabku antusias.

Ahhh, sebuah obrolan singkat dengan teman seperjuangan waktu sekolah SD & SMP. Akhirnya aku tidak hanya menaiki kapal, namun esok aku menikmati aktifitasku yang sudah lama aku lupakan. Kenyataannya, aku kangen dengan aktifitas mancing di tengah laut. Bukan kah memancing saat senja hari itu menyenangkan, menikmati senar ditarik ikan seraya melihat sunset dari tengah laut. Aku benar-benar kangen duduk memegang kemudi dibagian belakang kapal seraya mendengarkan dentuman suara mesin yang keluar dari corong knalpot disertai kepulan asap hitam yang membumbung tinggi. *Dokumentasi kapal-kapal yang tertambat aku ambil pada bulan April 2015 saat mudik ke Karimunjawa.
Baca juga tulisan lainnya 

31 komentar:

  1. beda banget sama pelabuhan tanjung priok :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha disana juga kapal nelayan ,, tapi nelayan peti kemas hehehehe

      Hapus
    2. Haaaaa, kalo di sana muatannya ngeri :-D

      Hapus
  2. kalau yang terdampar itu apa ada yang punya? atau memang sengaja ditinggalin ya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin tinggal mudik mas ke jakarta

      Hapus
    2. Kalo itu tambatannya memang di pantai langsung, mas. Tidak di pelabuhan :-D

      Hapus
  3. kapal yang usang itu kayak jomblo yang eggak laku ya, kasianaaan. kampret karimun jawa keren banget ya, dulu pas mo bulan madu istri gw sempet rekomendasiin tempat ini tapi akhirnya kami mutusin ke bali, biar kekiniian aja sih :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kakakakkaka, itu saking lama jomblo jadi rapuh semua :-D

      Hapus
  4. ikutan dong mas mancingnya. kayanya asik banget nih mancing di laut

    BalasHapus
  5. mungkin karana kemarau panjang ini laut ikut mengering ya.. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee, biasa kadang pasang kadang juga surut :-D

      Hapus
  6. bentuk kapalnya beda dengan kapal yg ada di pantai selatan Jawa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda mas, kalau di pantai selatan palka kapal tidak ditutup dan mesin di belakang, hehhhehhe

      Hapus
  7. Gue selalu suka baca cerita perjalanan kayak gini. Walaupun lo ke sana bukan dengan tujuan mau nulis di blog kayak para travel Blogger itu ya. Tapi lo bisa menuliskan sesuatu yang lo liat, alam yang lo liat, dan ngalir aja. Jadi, kapan ajak gue jalan-jalan? *lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeeee, terima kasih mbak. Semoga makin sering baca blog ini *eh :-D
      Emmhh, ayo kita kemana? hahahahhaha

      Hapus
  8. di pantai karimunjawa ternyata banyak banget ya kapal kayu, aku seumur2 baru satu kali naik kapal kayu, dan itu juga penuh rasa ketakutan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru loh mbak naiknya hehheheh, bisa main air :-D

      Hapus
  9. Banyak bangkai perahu yah mas, coba bangkai perahu'a dibersihkan, pasti bakal lebih nyaman lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangkai kapalnya malah bagus hehheheh, unik jadinya :-D

      Hapus
  10. kalau di jakarta, pelabuhannya namanya tp. kapalnya kapal-kapal gede pengangkat barang gitu..
    kalau di karimun jawa, kapalnya masih ternilang imut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya hehhehhe, kalo di sana emang untuk kapal besar :-D

      Hapus
  11. jadi pengen kesana, setelah baca blog ini :D

    BalasHapus
  12. Balasan
    1. Heeemmmm kayaknya mulai kangen dengan Karimunjawa ini orang :-D

      Hapus
  13. gara gara mas nyebutin kata "memancing" aku jadi inget dulu sering memancing bareng bapak. ngomong-ngomong waktu naik kapalnya itu bayar nda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau ikutan mancing? Heeeeee.
      Nggak bayar kalo cuma naik kapal seperti ini :-D

      Hapus

Pages