Mozaik Presiden dan Wakil Presiden terbuat dari Nyamuk |
Bagi
kita, Nyamuk adalah serangga yang paling menyebalkan serta menakutkan. Serangga
yang menularkan penyakit, dan harus dibasmi. Seperti itulah yang ada dibenak sewaktu
mendengar kata Nyamuk. Jika kita ditanya mengenai jenis Nyamuk, sebagai orang
awam tentu kita tak hafal semua. Tapi salah satu jenis yang paling familiar di
lidah kita adalah Aedes. Padahal ada
banyak lagi jenis Nyamuk yang lainnya seperti Anopheles, Culex, dan
lainnya.
Aku
pernah menuliskan di blog mengenai Nyamuk
tahun lalu. Saat itu aku sedang menemani fieldtrip
mahasiswa di Salatiga. Banyak hal yang kudapatkan ketika ikut berkecimpung
selama tiga hari di sana. Aku mendapat informasi lebih mengenai jenis Nyamuk,
penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk, dan masih banyak lagi lainnya. Bahkan
salah satu mahasiswa berujar padaku, jika Nyamuk itu sebenarnya mempunyai kuku.
Aku terhenyak, jika Nyamuk segitu kecilnya, bagaimana dengan kukunya.
Nyamuk-nyamuk yang sudah diawetkan di laboratorium |
Benar
saja, di sebuah laboratorium B2P2VRP Salatiga, aku mendapatkan kesempatan
melihat kuku Nyamuk. Menggunakan Mikroskop kulihat bagian ujung kaki Nyamuk,
dan terlihat jelas ada kuku yang melengkung. Kuku Nyamuk ada sepasang, tapi
yang terlihat di sampel ini hanya satu saja. Setengah hari aku di dalam laboratorium
bersama mahasiswa, melihat para mahasiswa ditemani pendamping membedah Nyamuk.
Sementara mereka sibuk membedah, aku sendiri hanya sesekali ikut melihat
aktifitas mahasiswa yang berdiskusi mengenai Nyamuk.
Kuku Nyamuk terlihat kecil |
Kebayang
kan Nyamuk segitu kecilnya harus dibedah. Sebelum membedah Nyamuk, malamnya
kami harus rela menangkap Nyamuk di tempat luar. Kami memasang tubuh sebagai
umpan, lalu menangkapnya dengan hidup-hidup. Seru loh bisa ikutan menangkap Nyamuk.
Kadang memang seperti ini, menyenangkan hati tak melulu menuju destinasi wisata
sambil bersepedaan seperti yang paling sering kulakukan.
Mozaik Nyamuk di museum DUVER
Aku
pernah menuliskan bagaimana keadaan Museum Dunia Vektor dan Reservoir ini
sebelumnya tahun lalu. Ketika aku bulan Juni 2016 ke sini untuk yang kedua
kalinya, tak banyak perbedaan mengenai koleksinya. Hanya saja di dalamnya
berubah posisi. Ada banyak koleksi di dalamnya. Namun aku tertarik pada
mozaik-mozaik yang terpampang di depan. Tepatnya di depan pintu masuk. Mozaik
itu bertambah lagi koleksinya.
Pada
foto paling atas adalah mozaik presiden dan wakil presiden Indonesia. Pada
mozaik ini dibutuhkan 2468 ekor Nyamuk Aedes
aegypti. Terdiri dari 1036 ekor Nyamuk Aedes
aegypti untuk mozaik Presiden Joko Widodo dan 1432 ekor Nyamuk Aedes aegypti untuk mozaik wakil
Presiden Jusuf Kalla. Mozaik inilah setahuku yang bertambah di sini. Mungkin
ada lagi tambahan koleksi, hanya saja aku tidak mengetahuinya.
Foto kedua
adalah peta Indonesia yang terbuat dari susunan Nyamuk. Setiap Nyamuk
direkatkan dengan jarum, lalu disusun rapi mengikuti garis peta Indonesia.
Total Nyamuk yang diperlukan untuk membuat mozaik peta Indonesia ini sejumlah
930 Nyamuk. Di bawah peta terdapat keterangan jenis Nyamuk yang digunakan. 920
ekor Nyamuk Mansonia uniformis, 8
ekor Nyamuk Aedes aegypti, dan 2 ekor
Nyamuk Anopheles vagus.
Mozaik Peta Indonesia terbuat dari Nyamuk |
Mozaik
lain yang sudah ada sebelumnya (pada waktu aku berkunjung tahun 2014) adalah
mozaik mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembuatan Dunia Vektor ini
adalah pada masa beliau jadi presiden, sehingga dari sini ada mozaik beliau.
Pembuatan mozaik SBY sendiri memerlukan sebanyak 1358 ekor Nyamuk yang terdiri
dari; 8 ekor Nyamuk An. kochi, 782
ekor Nyamuk Cx. vishnui, 19 ekor Nyamuk
cx. fuscociphalus, 547
ekor Nyamuk Ae. aegypti, dan 2 ekor Nyamuk
Mn. uniformis.
Mozaik Susilo Bambang Yudhoyono terbuat dari Nyamuk |
Sosok
lain yang juga dibuatkan mozaik Nyamuk adalah mantan Menteri Kesehatan. Di sini
ada dua mozaik sosok tersebut. Beliau adalah Menteri Kesehatan Dr. PH. dr.
Endang Rahayu S., MPH (Menteri Kesehatan RI Tahun 2009 - 2012) serta Dr.
Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH (Menteri Kesehatan RI Tahun 2012 - 2014). Total Nyamuk
yang digunakan untuk kedua sosok tersebut sejumlah 2376 ekor Nyamuk.
Pada
mozaik Dr. PH. dr. Endang Rahayu S., MPH (Menteri Kesehatan RI Tahun 2009 -
2012) dibutuhkan sebanyak 1269 ekor Nyamuk yang terdiri dari 631 ekor Nyamuk An. vagus, 336 ekor Nyamuk An. maculatus, 202 ekor Nyamuk An. acotinus, 78 ekor Nyamuk Ae. aegypti, 9 ekor Nyamuk Cx. fuscocephalus, 5 ekor Nyamuk Mn. uniformis, dan 8 ekor Nyamuk Armigeres sp. Sedangnya untuk mozaik Dr.
Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH (Menteri Kesehatan RI Tahun 2012 - 2014) dibutuhkan
sebanyak 1107 ekor Nyamuk Anopheles
maculatus.
Mozaik Dr. PH. dr. Endang Rahayu S., MPH |
Mozaik Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH |
Jika
ditotal, untuk membuat semua mozaik tersebut membutuhkan sebanyak 7132 ekor Nyamuk
dari berbagai jenis yang didapatkan dari berbagai tempat di Indonesia. Sebuah
hasil karya yang unik dan yang luar biasa tentunya. Tidak salah jika karena
mozaik tersebut, MURI memberikan penghargaan pada DUVER. Oya, di Duver tidak
hanya Nyamuk saja koleksinya, di sini ada Tikus, Kelelawar, dan binatang lain
yang diawetkan. Seluruh binatang yang diawetkan diberi keterangan nama
latinnya. Sehingga jika berkunjung ke sini dapat mengetahui binatang apa yang sedang
kita lihat.
Untuk
sementara memang museum ini tidak dibuka secara umum, hanya orang-orang
tertentu saja bisa masuk. Aku beruntung bisa mendampingi mahasiswa yang sedang Fiedtrip tiap tahunnya ke sini. Sepertinya,
jika dibuka secara umum tentunya banyak orang yang berminat untuk
mengunjunginya. Semoga saja ke depannya bisa seperti itu, tergantung kebijakan
B2P2VRP.
Bisa jadi tidak bisa diaksesnya secara umum karena mempunyai alasan-alasan tertentu yang dipertimbangkannya. Intinya, ketika aku dan rombongan mahasiswa datang, petugas pun menyambut baik kami dan menerangkan satu-demi satu mengenai koleksi di sini. terlebih petugas ini pula yang membimbing mahasiswa ketika melakukan penangkapan Nyamuk. *Kunjungan kedua kalinya di Dunia Vektor dan Reservoir Salatiga selama tiga hari; 14-16 Juni 2016.
Bisa jadi tidak bisa diaksesnya secara umum karena mempunyai alasan-alasan tertentu yang dipertimbangkannya. Intinya, ketika aku dan rombongan mahasiswa datang, petugas pun menyambut baik kami dan menerangkan satu-demi satu mengenai koleksi di sini. terlebih petugas ini pula yang membimbing mahasiswa ketika melakukan penangkapan Nyamuk. *Kunjungan kedua kalinya di Dunia Vektor dan Reservoir Salatiga selama tiga hari; 14-16 Juni 2016.
Baca juga
tulisan yang bertema Umum lainnya
nyamuk sekali gigit kadang bikin orangtua cemas mas kalo anaknya diajak dolan ke kebon ^-^ tapi unik juga yah bisa dijadikan gitu hehe manusia akalnya emang macam" dah
BalasHapusHehehehe, benar mas. Idenya kreatif :-)
Hapusaje gile... menangkap nyamuk utk dijadikan mozaik? Niaaaaat yaaaa...
BalasHapusDi sini memang kerjaannya berhubungan dengan nyamuk, buk. :-D
Hapuskreatip banget yooo . bisa buat kaya gt dari nyamuk. kudu dicoba iki. dari kutu
BalasHapusKamu harus ngumpulin kutu dulu. Biki paket berburu kutu aja gimana?
HapusTernyata inilah salah satu kegunaan nyamuk. Nyamuk masih berguna!!!
BalasHapusHahahahha, salah satunya bukti gunanya Nyamuk :-D
HapusBelum dibuka untuk umum, tapi kalau siswa yang didampingi gurunya boleh tidak ya, Mas, sebab ini penting sebagai media belajar juga.
BalasHapusSepertinya bisa pak, hanya saja di sana kekurangan tenaga. Mereka semua terlibat dalam penelitian.
Hapuseh busyet ternyata nyamukjuga punya kuku yaaa
BalasHapusNggak kepikiran toh om seperti apa kecilnya ahahahha
Hapusgilak! untuk bikin mozaik itu dari nyamuk pasti butuh ketekunan luar biasa
BalasHapusgak kebayang gimana sabarnya itu yang bikin hahaha
Aku lupa tidak tanya berapa lama waktu mereka membuat mozaiknya :-D
HapusWaa menarik nih. Unik dan kreatif bgt :)
BalasHapusEh minggu ini ada acara di Boyolali loh, kayaknya festival kebun ato apa gitu
HapusWih gile keren banget... butuh berapa orang tuh nangkep itu nyamuk....
BalasHapusSumpah pengen banget berkunjung...
Heeee, butuh banyak orang dan banyak waktu :-)
Hapuswah bisa laku keras nih kalo buka bisnis budidaya nyamuk :)
BalasHapusHahahahha, nggak udah dibudidaya, sudah banyak nyamuk kok :-D
HapusNyamuk yang dibuat ini yang mati utuh ya Mas, bukan yang mati dipukul pake tangan..itu pengawetannya bagaimana ya Mas.
BalasHapusNyamuk utuh yang sudah diawetkan ehhehe
Hapusagghhhhhh...kenapa ga dibuka utk umum yaaa.. pdhl aku udh siap2 mau catet tempatnya td.. penasaran ih ama tempat2 yg begini mas.. aku jdnya dapet ilmu baru nih... kalo nyamuk punya kuku... gila hebat ya yg bisa membedah nyamuk sekecil itu dan akhirnya bisa tau kalo nyamuk ternyata berkuku :D.. selalu salut ama peneliti2 begini mas
BalasHapusHehehehhe, sama mbak. Seru loh bisa kumpul asma peneliti kalau di lapangan.
Hapusbuseet...nyamuknya banyak banget...tapi mmozaiknya keren..
BalasHapustapi ga dbuka untuk umum yaa
Belum terbuka untuk umum, mas :-)
HapusKreatif, inovatif, uniiik.
BalasHapusAku pernah bikin angka 22 dari jumlah nyamuk yang ditangkep jaman masih kuliah dulu wkwkkw.
Wahh kamu ternyata sudah kreatif telebih dahulu. Nggak nyangka seorang artis rela ngumpulin nyamuk :-D
HapusKreatif banget yang bikin, nyamuk aja bisa jd gambar wajah!
BalasHapusSaya yang orang salatiga dan sering berlalu lalang di depan kantornya baru tahu ada museum duver nyamuk ini mas, menarik
BalasHapusdjangki.wordpress.com
Ini memang bukan untuk umum, terlebih sekarang balai vektor ini fokus mengurusi covid-19
Hapusbarusan saya gugling tempat ini dibuka untuk umum pas HUT Ri, mudah2an nanti sempat main :)
BalasHapusdjangki.wordpress.com
Saya malah baru tahu kalau itu.
HapusOya, mohon tidak menyertakan link blog ya demi kebaikan bersama. Terima kasih
Oke mas, tolong dihapus saja komentarnya. Terimakasih :)
BalasHapus