Menjelang Magrib di Kebun Teh Panama Wonosobo - Nasirullah Sitam

Menjelang Magrib di Kebun Teh Panama Wonosobo

Share This
Tulisan Kebun Teh Panama Wonosobo
Tulisan Kebun Teh Panama Wonosobo
Hawa dingin menyeruak, suasana di kebun teh Panama ramai. Deretan jip memenuhi jalan, sebagian besar tentu jip rombongan kami. Waktu sudah menjelang magrib, namun keseruan para pengunjung masih riuh. Para pengunjung menyempatkan foto di hamparan tanaman teh.

Sesuai dengan rangkaian paket wisata Jip di Dieng, kebun teh Panama menjadi salah satu tujuan destinasi yang ditawarkan. Lokasi kebun teh Panama ada di Tlogo, Kecamatan Garung, Wonosobo. Kebun teh Panama ini tepat di atas telaga Menjer.

Jip yang kami naiki melaju kencang, tidak terlalu banyak melewati jalan kampung. Makin sore suasana makin syahdu. Beberapa tikungan dan tanjakan dilintasi, di salah satu jembatan, kulihat pipa-pipa besar mengikuti aliran sungai.

Aku masih penasaran dengan pipa-pipa tersebut berasal dari mana. Belum juga bertanya ke pengemudi jip, kami ternyata melintasi kawasan telaga Menjer. Rasa penasaranku terkait adanya pipa besar terjawab sudah. Pipa yang untuk menyalurkan air berasal dari telaga Menjer.
Melintasi area Telaga Menjer Wonosobo
Melintasi area Telaga Menjer Wonosobo
Kendaraan ini hanya melintas. Sepertinya tidak berhenti di telaga Menjer. Aku melongok sisi kiri, telaga Menjer ramai pengunjung. Telaga ini mengingatkanku waduk Sermo. Hanya saja, telaga Menjer jauh lebih ramai dan menjadi destinasi populer di Wonosobo.

Suara dari salah satu pelantang di telaga Menjer terdengar kencang, mereka menginstruksikan pengunjung yang datang dan menata kendaraan. Jip melintas pelan, selepas melewati jembatan, kecepatan ditambah. Kembali kami disuguhkan pemandangan alam yang indah.

Sesekali terlihat di kedua sisi tanaman teh. Bisa jadi, lokasi kebun teh Panama sudah dekat. Benar saja, setelah tanjakan terlihat gerbang bertuliskan “Kebun Teh Panama”. Sebuah pos keamanan dijaga petugas, jip yang kami naiki melenggang masuk karena sudah ada pihak pemandu yang mengurusi administrasi.

Aku tidak tahu berapa tarif masuk kebun teh Panama, karena semuanya sudah termasuk paketan. Informasi yang kudapatkan dari ulasan di Google Maps, harga tiket sangat terjangkau. Untuk masuk dikenai tiket 10.000 rupiah, sementara parkir motor 2.000 rupiah dan mobil 5.000 rupiah.

Namun aku tidak tahu kalau jip harganya sama atau tidak. Setidaknya, patokan harga tersebut bisa sebagai informasi bagi kalian yang ingin berkunjung. Bisa saja harga tersebut naik secara berkala, namun biasanya tidak signifikan kenaikannya.
Deretan jip di Kebun Teh Panama Wonosobo
Deretan jip di Kebun Teh Panama Wonosobo
Kunjungan ke kebun teh Panama mengingatkanku pada destinasi yang serupa. Beberapa tahun yang lalu, aku pernah mengunjungi kebun teh Kemuning, di Jogja (tepatnya di Kulon Progo) juga ada kebun teh Nglinggo, atau pada tahun 2017 saat aku berkunjung ke kebun teh Wonosari di Malang.

Sebenarnya di kabupaten tetangga Wonosobo, tepatnya di Temanggung juga ada kebun teh Tambi yang sekitar tahun 2014 pernah kusambangi. Aku bersantai, jip-jip sudah memenuhi jalanan, sehingga macet total. Kami terjebak karena jip tak bisa bergerak.

Kami tidak bisa secara leluasa menikmati kesempatan di kebun teh Panama karena terbatas waktu. Kedatangan kami menjelang magrib, sehingga hanya melihat hamparan tanaman teh yang tertata rapi terbentang luas. Aku berjalan meninggalkan jip menuju area kebun teh.

Waktu hampir gelap, belum lagi kabut tipis yang menyelimuti area kebun teh Panama. Pemandangan ini mempunyai kesan lebih dramatis. Kuabadikan beberapa lanskapnya, lalu duduk santai. Di ujung sana terlihat sebuah kedai yang bisa dimanfaatkan untuk menyeduh teh.

Sewaktu rombongan kami datang, terlihat salah satu pengunjung sedang bermain flying fox. Posisi awal berada di atas dekat fasilitas umum seperti toilet dan yang lainnya. Lalu berakhir satu pohon tepatnya di tengah-tengah kebun teh.
Tanaman teh tumbuh subur dengan balutan kabut
Tanaman teh tumbuh subur dengan balutan kabut
Harusnya sore menjelang magrib di area kebun teh Panama menyenangkan, hanya saja suara musik kencang dari kedai yang berada di bagian kendaraan jip terlalu kencang, sehingga aku merasa tidak bisa menikmati ketenangan di sini kala sore hari.

Sebenarnya, kebun teh Panama mempunyai beberapa wahana yang dapat dinikmati jika datang pada waktu yang tepat. Salah satunya adalah jembatan panjang terbuat dari kayu. Selain itu, ada juga spot-spot foto yang bisa dijadikan tempat berswafoto.

Menilik dari informasi di Google Maps, kebun teh Panama juga menyediakan waktu bagi para pengunjung yang ingin melihat proses pembuatan teh di pabriknya, bahkan menyeduh teh tersebut. selain itu juga bisa melihat proses pemetikan daun teh.

Paket seperti ini memang sering ditawarkan di beberapa kebun teh di Indonesia. Tentunya hal ini membuat daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke kebun teh untuk merasakan keseruan dan pengalaman melihat pembuatan teh hingga menyeduh langsung.

Berhubung tidak banyak waktu yang bisa kami nikmati, aku hanya bersantai dan sesekali memotret. Menurutku waktu yang tepat untuk mengunjungi kebun teh Panama adalah pagi sampai sore. Karena banyak aktivitas yang bisa kita lakukan.
Menyempatkan singgah di telaga Menjer Wonosobo
Menyempatkan singgah di telaga Menjer Wonosobo
Aku duduk santai di jip, karena memang tidak lama di kebun teh Panama. Rasanya memang kurang puas, namun bagaimana lagi, waktu terlalu singkat. Setidaknya, aku sudah mempunyai beberapa dokumentasi di sini meski tidak banyak menjelajah tempatnya.

Kembali iringan jip bergerak meninggalkan kebun teh Panama. Informasi dari pengemudi, kami nanti berhenti sebentar di telaga Menjer. Benar saja, destinasi telaga Menjer belum tutup, kami menyempatkan melihat sebentar. Lagi-lagi, aku tinggal masuk, karena retribusi sudah diurusi pihak pemandu.

Beberapa foto kuambil, suasana makin gelap. Terlihat beberapa perahu yang melayani pengunjung berkeliling mulai mendarat. Sepertinya, kunjungan ke telaga Menjer hanya semacam bonus, karena hanya sebentar. Seperti waktu tadi mengunjungi curug Sikarim.

Azan magrib terdengar kencang, secara giliran kami salat di musala yang ada di telaga Menjer. Setelah itu jip mengantarkan kami ke tempat waktu awal berkumpul. Seharian kami berkeliling jaik jip di Dieng dan sekitarnya. Mulai dari Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Curug Sikarim, Kebun Teh Panama, dan Telaga Menjer.

Tur jip bisa menjadi opsi bagi para wisatawan yang ingin menjelajah Dieng dan sekitarnya. Aku merekomendasikan kalian seharian berkeliling, sehingga bisa menikmati tiap destinasinya. Bukan seperti aku yang hanya sekadar singgah saja. *Wonosobo, 31 Agustus 2024.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages