Mengajak Teman Kantor Menyeduh Kopi di dÉmmerick Coffee Salatiga - Nasirullah Sitam

Mengajak Teman Kantor Menyeduh Kopi di dÉmmerick Coffee Salatiga

Share This
Segelas kopi di Kedai Kopi d'Emmerick
Segelas kopi di Kedai Kopi d'Emmerick
Rutinitas menyeduh kopi di kedai menjadi perhatian sebagian teman kantor. Kadang terlontar wacana untuk sesekali ngopi bersama. Selama ini aku belum pernah menikmati kopi bersama teman kantor. Hampir keseluruhan hanya dengan teman bermain maupun teman blogger. 

“Sepertinya harus kita agendakan,” Ujarku menanggapi wacana teman. 

Kami memang satu kantor, tapi berkumpul hanya pada saat di tempat kerja. Selepas pulang, kesibukan masing-masing membuat wacana kumpul dan menyesap kopi menguap. Bahkan seringnya kami lupa kalau pernah melontarkan ide ngopi bareng. 

***** 

Di sudut hotel d’Emmerick, kusapu pandangan setiap penjuru. Resepsionis di depan tersenyum ke arahku. Kugenggam kamera menyusuri tempat yang sudah sering kulalui. Tiga tahun terakhir, aku sering menginap di tempat ini. 

Mas Martin (pihak hotel) berbincang denganku agak lama. Kami memastikan semua peralatan dan keperluan terpenuhi. Bersama rombongan, aku menuju ruangan yang sudah disiapkan. Secepat mungkin aku tuntaskan tugasku. 
d'Emmerick Corner
d'Emmerick Corner
“Siang nanti saya balik Jogja, Mas. Yang menginap di sini temanku.” 

Aku harus membagi pekerjaan menjelang akhir pekan. Gelaran Le Tour De Jogja 2018 sudah diambang waktu bersamaan dengan tugas kantor di akhir pekan. Beruntung pihak kantor mengizinkanku fokus di LTDJ 2018 dengan pertimbangan waktunya akhir pekan. 

Usai memastikan semua berjalan lancar, aku melangkah ke area kolam renang hotel. Setahun yang lalu, tempat tersebut menjadi lokasi favoritku menikmati waktu senggang di hotel. Ada perubahan mencolok, pepohonan di tepian kolam sudah hilang. 

Dari informasi yang aku dapatkan, pohon tersebut tidak ditebang melainkan roboh sewaktu ada badai di akhir tahun 2017. Rasanya kolam renang di sini kalau siang hari menjadi panas. Padahal pohon tersebut adalah peneduh. 

Pandanganku tertuju pada sudut hotel. Sebuah kedai kopi berada tidak jauh dari hotel. Penuh rasa penasaran, aku langsung menghampiri kedai kopi tersebut. Seorang penjaga kedai menyapa. 
Bagian depan kedai kopi
Bagian depan kedai kopi
“Sudah buka kedainya mas?” Aku memastikan. 

“Sudah mas. Mau pesan kopi atau non kopi?” 

Aku menjawab kopi. Sebuah kertas kecil diserahkan padaku. Ini adalah menu minuman yang bisa aku pesan. Berbagai menu kopi tersaji dengan harga yang murah. Bagi yang tidak menyukai kopi, ada minuman non kopi yang bisa dipesan. 

Bergegas aku menelpon teman kantor yang sedang di ruangan hotel. Aku teringat dulu dia pernah ingin menikmati kopi bersama. Mumpung kami sedang di luar kantor, serta di area hotel ada kedai kopi, tidak ada salahnya kami menyesap kopi bersama. 
Daftar menu kopi di kedai d'Emmerick Salatiga
Daftar menu kopi di kedai d'Emmerick Salatiga
Kedai kopi di hotel d’Emmerick ini tidaklah besar. Memanfaatkan sudut bangunan yang menghadap ke kolam renang, kedai ini dilengkapi dengan sedikit kursi serta meja. Tiga buah kursi tinggi di dekat meja bar. Sementara kursi dan meja berada agak di depan. 

Nama kedai kopi ini adalah Bleverly Eatery. Tidak hanya menyediakan minuman, kedai ini juga menyediakan makanan. Sembari menunggu teman kantor datang, aku berbincang dengan pramusaji sekaligus baristanya. 

Bangunan kedai belum ada satu tahun. Namun antusias pecinta kopi mulai menggeliat. Tidak hanya dari tamu hotel, kadang orang luar hotel pun mulai berdatangan. Setidaknya dalam sehari lebih dari 15 gelas kopi yang dibuat. 

“Ini tidak termasuk yang pesan non kopi, mas.” 

Salatiga bukanlah kota besar, dan hotel d’Emmerick pun berada jauh dari pusat kota. Malah menurutku lebih dekat ke arah Kopeng. Menurut teman, dari Kopeng ke hotel ini hanya sekitaran 15 menit. 

Hawa dingin membuat kopi menjadi daya tarik tersendiri. Bagi mereka yang menginap di hotel, menyesap kopi sembari mengerjakan tugas ataupun sekadar santai menikmati waktu staycation tentu menyenangkan. 

“Wih kopi!” Teriak teman kantorku antusias. 

Aku lupa asal daerah biji kopi yang diracik. Bahkan mengingat nama baristanya pun aku lupa. Biasanya, setiap berkunjung ke kedai kopi, aku mencatat nama, biji kopi, serta metode apa yang digunakan. 
Kopi pesanan sedang dibuat
Kopi pesanan sedang dibuat
Kawan kantor melihat proses penyajian kopi dari awal sampai akhir. Dia jarang minum kopi tanpa gula. Aku menyarankan untuk mencicipi tanpa gula terlebih dulu. Kalau dirasa pahit dan tidak suka, barulah diberi gula. 

“Enak kok,” Komentar teman setelah menyeduh kopi tanpa gula. 

Untuk sesaat kami menikmati kopi di hotel d’Emmerick. Hawa dingin Salatiga sedikit terusir oleh seduhan kopi. Menarik rasanya, ketika wacana ngopi bareng teman kantor sempat terlupakan. Di tempat lain, akhirnya tuntas sudah terealisasikan. 

Mungkin ini adalah pakaian paling rapi saat aku menyeduh kopi di kedai. Di Jogja, aku pernah mengenakan pakaian batik ke kedai kopi saat di Noe Coffee, pernah juga mengenakan kemeja panjang kala di Culturehead. Di sini, aku mengenakan batik lengkap dengan sepatu. 
Mari menyeduh kopi bareng teman
Mari menyeduh kopi bareng teman
“Akhirnya bisa ngopi bareng juga.” 

Kembali kami menyesap kopi, bahkan mengirimkan foto bareng di grup WA kantor. Untuk sesaat, grup yang diisi enam orang ini cukup ramai. Jarang-jarang loh bisa ngopi pas hari kerja bareng orang kantor, dan di grup membahas tentang kopi, bukan pekerjaan. *Hotel d’Emmerick; Jumat 04 Mei 2018.

12 komentar:

  1. wew padahal kopi di hotel ya, tapi harganya bersahabat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo hahahah
      Mau ngopi tiap pekan di sini? hahahahah

      Hapus
  2. Yang foto: d'Emmerick Corner, itu kursinya jadul sekali, saya sudah tidak lihat lagi kursi semacam itu di sini, dulu pernah ada di rumah tetangga. Daftar menunya unik (kayak hasil ketikan mesin tik :D)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kah? Aku malah nggak paham dengan model kursinya.

      Hapus
  3. akhirnya kesampaian juga ngopi bareng teman kantor .. kirain mau rame2 ... haha
    btw .. harganya ekonomis .. bisa ngopi sepuasnya disana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kang, selingan pas kerja. Jadi bisa ngopi hahahhahha

      Hapus
  4. Kalo ngopi bareng teman, aku sering. Karena temen kantor semua pada suka kopi. Tapi ngopi bareng suami yg ga mungkin bisa, secara dia ga suka, dan menurut dia kepalanya lgs pusing berat selesai ngopi :p. Jd pasti deh, kalo ke cafe kopi, dia mesennya selalu non kopi :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti kalau sama suami kudu banyakin susunya mbak. Jadi kopinya tidak terlalu terasa

      Hapus

Pages