Gowes Menuju Imogiri: Santai menyeduh Wedang Uwuh - Nasirullah Sitam

Gowes Menuju Imogiri: Santai menyeduh Wedang Uwuh

Share This
Sabtu pagi, seperti biasa libur kerja aku manfaatkan waktu untuk mengayuh pedal sepeda/ gowes. Rute awal sih pengennya menuju Kebun Buah Mangunan (atasnya makam Imogiri). Jadi memang harus membutuhkan tenaga yang lebih banyak. Maklum lumayan banyak tanjakannya.

Akhirnya sepakat aku dan teman-teman untuk mengambil rute tersebut melalui arah makam Imogiri kami mengambil rute ke Mangunan. Setelah melewati sekitar dua kali tanjakan, temanku yang cewek nyerah. Dia bilang “aku tunggu kalian dipasarImogiri saja, sekalian sarapan pagi.” Aisshhh tenaga cewek memang kurang mendukung, selain itu juga sepeda yang dipakai juga sepeda biasa bukan MTB seperti punya kami.

Tanjakan demi tanjakan sudah aku lewati, kali ini tinggal kami bertiga (sama-sama getol gowes). Sesekali aku melirik temanku yang agaknya tertinggal dibelakang. Setelah sosok mereka kelihatan, aku langsung mengayuh sepeda lagi. Dalam hati bersyukur “ Itu temanku (om AK) masih kuat nggowes, aman….”
Teman-temanku masih terlihat ditanjakan
Teman-temanku masih terlihat ditanjakan

Sesekali aku mengabadikan momen disaat teman-teman mengayuh sepeda. Lumayan buat memenuhi hardisk laptop dikos. Keren juga pemandangannya dari atas Makam Imogiri. Tuh-tuh keliatan masih asri ini jalanan. Namanya juga jalanan arah Kebun Buah Mangunan. Emang masih asrilah, enak dipakai untuk gowes pokoknya.

Karena kedua temanku agak lama, akhirnya aku putuskan untuk menunggu disalah satu tempat yang lumayan bagus pemandangannya. Padahal dulu disini ada batu besar diatasnya, tapi sekarang kok sudah hilang ya. Aku menyandarkan sepeda seraya minum air mineral yang aku bawa dan menunggu kedua temanku.
Ini sih OK (lha AK mana?)
Ini sih OK (lha AK mana?)
Sepedaku tersandar
Selang beberapa menit salah satu temanku udah sampai disampingku seraya menyandarkan sepedanya juga, ini orang sih fisiknya kuat, karena dia memang udah suka gowes dari dulu (lirik si OK). Tapi kok teman yang satu mana? Padahal dia yang kemarin “manas-manasin” telinga untuk gowes ke Mangunan.

Tidak lama akhirnya dia datang juga dengan nafas “ngos-ngosan” dan langsung merebahkan diri ditanah sambil bilang “Istirahat dulu, cukup sampai disini”. Aisshhh padahal tinggal dua kali tanjakan tinggi lagi itu kebun buah Mangunan udah sampai.
Si AK kecapekan (Helm kuning, belakangku)
Istirahat sejenak ditanjakan atas Imogiri
Si AK kecapekan (Helm kuning, belakangku)
“Daripada nanti kalian disibukkan mencari ambulance karena aku pingsan, lebih baik sampai sini aja dulu gowes kita” Kata om AK. Usut punya usut, ternyata semalam dia bergadang sampai pagi. Pantesan tenaganya nggak fit. Dan takut malah nggak kuat.

Oke, kami fix-kan gowes pagi ini cukup sampai disini. Walau sebenarnya target udah deket banget. Setelah lama kami istirahat akhirnya kami putuskan untuk balik kebawah dan menikmati sarapan di pasar Imogiri. Menikmati segelas Wedang Uwuh seraya bercanda. Wedang uwuh ini terlihat unik ya? Karena cara penyajiannya diberi beberapa daun serta semacam rempah-rempah tambahan yang banyak ditemukan disekitar sana.
Wedang Uwuk, silakan dicoba kalo di Pasar Imogiri
Wedang Uwuk, silakan dicoba kalo di Pasar Imogiri
Cukuplah merefreshkan otak yang lima hari bekerja. Seraya menikmati wedang uwuh, kami tetap merencanankan gowes selanjutnya. Dan fix gowes selanjutnya adalah menuju “Tegal Bendung dan Jembatan Gantung Imogiri” bawah Kebuh Buah Mangunan. Semoga berhasil sampai tujuan dan lebih banyak teman yang ikut gowes.
 Baca juga postingan sebelumnya
Tracking Mangrove Karimunjawa: Keindahan ditengah-tengah kesunyian alam
Candi Mungil itu ternyata Candi Sambisari
Candi Banyunibo: Candi Mungil dan Eksotik di Bokoharjo

2 komentar:

  1. Wihh keren, padahal tanjakan Imogiri tinggi banget lho itu yg sebelum hutan pinus. Motor aja bisa ngos-ngosan. Salut dah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pakai 2 ilmu kalau gowes lewatin tanjakan :-) 1) Ilmu nekad, 2) Ilmu nuntun sepeda haaaa :-)

      Hapus

Pages